Mengusap Wajah Setelah Salam Shalat - BAITUSSALAM

Mengusap Wajah Setelah Salam Shalat

Hukum mengusap wajah setelah salam shalat sambil membaca asyhadu an laa ilaaha illaa huwa ar-rahmaanu ar-rahiimu allaahumma adzhib anniya al-hamma wa al-hazana ini sering difahami secara keliru : 
  • Banyak orang yang keliru menganggap ini bid'ah padahal hukumnya sunat dan termasuk sunnah Rasul.
  • Banyak orang yang keliru menganggap ini bagian dari rangkaian shalat padahal akhir shalat adalah salam.
Baca sampai tuntas agar tidak gagal faham !

Mengusap Wajah Setelah Salam Shalat Termasuk Sunnah Bukan Bid'ah

Mengusap wajah setelah salam shalat itu tidak bid'ah sekalipun anda memaknai bid'ah sebagai suatu amaliyah ibadah yang belum ada sewaktu Nabi masih ada baik sesuatu itu diamalkan oleh Nabi sendiri maupun oleh sahabat sepengetahuan Nabi. Mengusap wajah setelah salam shalat yang biasa diamalkan oleh pengikut madzhab Imam Syafi'i merupakan perilaku Nabi sebagaimana dijelaskan oleh para Ulama Syafi'iyah, antara lain : 
1). Imam Nawawi dalam Kitab Al-Adzkar Hal 69 pada Bab Dzikir-Dzikir Ba'da Shalat Hadits No 13
باب الأذكار بعد الصلاة
أجمع العلماء على استحباب الذكر بعد الصلاة وجاءت فيه أحاديث كثيرة صحيحة في أنواع منه متعددة فنذكر أطراقا من أهمها
١٣. وروينا في كتاب ابن السنى عن أنس رضي الله عنه قال : كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا قضى صلاته مسح جبهته بيده اليمنى ، ثم قال : أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ الرَّحْمٰنُ الرَّحِيْمُ ، أَللّٰهُمَّ أَذْهِبْ عَنِّيَ الْهَمَّ وَالْحَزَنَ
الأذكار المنتخبة من كلام سيد الأبرار صلى الله عليه وسلم . ص ٦٩
Telah Ijma Ulama atas disunatkannya dzikir setelah shalat dan telah datang dalam hal ini banyak hadits yang shahih pada berbagai jenisnya kemudian kami mencantumkan thuruq yang paling pentingnya ................... Hadits No 13). Dan telah ada riwayat kepada kami di dalam kitab Ibnu Sunni dari Anas RA telah berkata : Ada Rasulullah SAW jika beliau telah menyelesaikan shalatnya beliau mengusap dahinya dengan tangannya yang kanan, kemudian mengucapkan : 
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ الرَّحْمٰنُ الرَّحِيْمُ ، أَللّٰهُمَّ أَذْهِبْ عَنِّيَ الْهَمَّ وَالْحَزَنَ
(Kitab Al-Adzkar Hal 69)

2). Sayid Abu Bakar Ad-Dimyati dalam Kitab I'anah Ath-Thalibin Juz 1 Hal 184 pada Pembahasan Disunatkan Dzikir & Doa Setelah Shalat
قوله وسن ذكر ودعاء سرا عقبها
فائدة
قال النووى في الأذكار وروينا في كتاب ابن السنى عن أنس رضي الله عنه قال : كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا قضى صلاته مسح وجهه بيده اليمنى ، ثم قال : أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا هُوَ الرَّحْمٰنُ الرَّحِيْمُ ، أَللّٰهُمَّ أَذْهِبْ عَنِّيَ الْهَمَّ وَالْحَزَنَ انتهى وفي رواية بِسْمِ اللّٰهِ الَّذِيْ لَا إِلٰهَ إِلَّا هُوَ الرَّحْمٰنُ الرَّحِيْمُ ، أَللّٰهُمَّ أَذْهِبْ عَنِّيَ الْهَمَّ وَالْحَزَنَ
إعانة الطالبين على حل ألفاظ فتح المعين . جزء الأول ص ١٨٤-١٨٥
[Sebuah Faedah] Telah berkata Imam Nawawi dalam Kitab Al-Adzkar dan telah ada riwayat kepada kami di dalam kitab Ibnu Sunni dari Anas RA telah berkata : Ada Rasulullah SAW jika beliau telah menyelesaikan shalatnya beliau mengusap dahinya dengan tangannya yang kanan, kemudian mengucapkan :
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا هُوَ الرَّحْمٰنُ الرَّحِيْمُ ، أَللّٰهُمَّ أَذْهِبْ عَنِّيَ الْهَمَّ وَالْحَزَنَ
dan pada riwayat lain :
 اللّٰهِ الَّذِيْ لَا إِلٰهَ إِلَّا هُوَ الرَّحْمٰنُ الرَّحِيْمُ ، أَللّٰهُمَّ أَذْهِبْ عَنِّيَ الْهَمَّ وَالْحَزَن
(Kitab I'anah Ath-Thalibin Juz 1 Hal 184-185)

3). Sayid Abdurrohman Ba’alawi Al-Hadhrami dalam Kitab Bughiyah Al-Mustarsyidin Hal 49 Bab Dzikir-Dzikir & Doa-Doa Yang Dianjurkan Setelah Selesai Shalat Serta Waridah Mutlaq
الأذكار والدعوات المطلوبة خلف الصلوات والواردة مطلقا
فائدة
روى ابن منصور أنه صلى الله عليه وسلم كان إذا قضى صلاته مسح جبهته بكفه اليمنى ثم أمرها على وجهه حتى يأتي بها على لحيته الشريفة وقال بِسْمِ اللّٰهِ الَّذِيْ لَا إِلٰهَ إِلَّا هُوَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ الرَّحْمٰنُ الرَّحِيْمُ أَللّٰهُمَّ أَذْهِبْ عَنِّيَ الْهَمَّ وَالْحَزَنَ وَالْغَمَّ أَللّٰهُمَّ بِحَمْدِكَ انْصَرَفْتُ وَبِذَنْبِيْ اعْتَرَفْتُ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا اقْتَرَفْتُ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ جُهْدِ بَلَاءِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الأٰخِرَةِ
بغية المسترشدين في تلخيص فتاوي بعض الأئمة من العلماء المتأخرين مع ضم فوائد مهمة من كتب شتى للعلماء المجتهدين ص ٤٩
[Sebuah Faedah] Ibnu Mansur telah meriwayatkan bahwasanya ada Rasulullah SAW jika beliau telah menyelesaikan shalatnya beliau mengusap dahinya dengan telapak tangannya yang kanan kemudian melalukan usapannya pada wajah beliau sehingga sampai dengan usapan tersebut ke jenggotnya yang mulia, sambil mengucapkan :
بِسْمِ اللّٰهِ الَّذِيْ لَا إِلٰهَ إِلَّا هُوَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ الرَّحْمٰنُ الرَّحِيْمُ أَللّٰهُمَّ أَذْهِبْ عَنِّيَ الْهَمَّ وَالْحَزَنَ وَالْغَمَّ أَللّٰهُمَّ بِحَمْدِكَ انْصَرَفْتُ وَبِذَنْبِيْ اعْتَرَفْتُ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا اقْتَرَفْتُ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ جُهْدِ بَلَاءِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الأٰخِرَةِ
(Kitab Bughiyah Al-Mustarsyidin Hal 49)

Imam Nawawi dalam Al-Adzkar mengklaim bahwa yang dicantumkan dalam kitabnya terutama pada bab tersebut merupakan hadits-hadits shahih, dan hadits yang dikemukakannya tentang kesunnahan mengusap wajah ini terdapat dalam kitab Ibnu Sunni yang merupakan salah satu murid Imam Nasa'i (Ahli Hadits) dan Imam Ath-Thabari (Ahli Tafsir). Syaikh Abu Bakar pada pembahasan disunatkannya dzikir dan doa setelah shalat mengutip hadits yang dimuat oleh Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar sebagai yang direkomendasikan (sekalipun ada sedikit perbedaan redaksi lafadz هو dengan lafadz الله yang terdapat di kitab sumber rujukannya yaitu Al-Adzkar) dan riwayat lain yang tidak disebutkan sumbernya sebagai redaksi doa alternatif. Sedangkan Sayid Abdurrohman Ba'alawi pada pembahasan dzikir-dzikir & doa-doa yang dianjurkan setelah shalat mengemukakan kesunnahan mengusap wajah setelah shalat ini dengan merujuk pada hadits yang diriwayatkan oleh Abu Mansur dengan redaksi kaifiyat mengusap yang lebih detail dan redaksi doa yang lebih panjang.

Yang jelas, itu sunnah bukan bid'ah, dan termasuk amaliyah sunnah yang sunat dipraktekan sesaat setelah menyelesaikan shalat. Tapi kita juga jangan keliru, itu bukan akhir dari rangkaian shalat karena akhir dari rangkaian shalat adalah salam.

Mengusap Wajah Setelah Salam Shalat Bukan Bagian Dari Rangkaian Shalat

Jangan keliru menganggap mengusap wajah sebagai bagian dari rangkaian shalat, karena akhir shalat yang sebenarnya adalah salam bukan mengusap wajah. Berikut ini adalah Sabda Rasulullah SAW & penjelasan para ulama mengenai definisi shalat serta kedudukan salam sebagai akhir shalat :

مِفْتَحُ الصَّلَاةِ الوُضُوْءُ وَتَحرِيْمُهَا التَّكْبِيْرُ وَتَحْلِيْلُهَا التَّسْلِيْمُ رواه أبو داود والترمذي وغيرهما بإسناد صحيح
كفاية الأخيار ج ١ ص ١٠٤
Sabda Rasulullah SAW : "Pembukanya shalat adalah wudhu, pengharamnya dari perilaku sebelum shalat adalah takbirotul ihrom dan penghalalnya untuk perilaku di luar shalat adalah salam" (HR. Imam Abu Dawud, Imam Turmudzi dan yang lainnya dengan sanad yang shahih) - (Kitab Kifayatul Akhyar Juz 1 Hal 104)

 امام تقي الدين الدمشقي : وَمِن أَرْكَانِ الصَلَاة التَّسْلِيمُ لِقَوْلِهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَحرِيْمُهَا التَّكْبِيْرُ وَتَحْلِيْلُهَا التَّسْلِيْمُ
كفاية الأخيار ج ١ ص ١١٢
Imam Taqiyuddin Ad-Dimsyaqi : "Dan dari sebagian rukun shalat adalah mengucapkan salam karena Rasulullah SAW : Pengharamnya dari perilaku sebelum shalat adalah takbirotul ihrom dan penghalalnya untuk perilaku di luar shalat adalah salam" (Kifayatul Akhyar Juz 1 Hal 112)

شيخ إبراهيم البيجوري : قوله التسليمة الأولى أي لخبر مسلم تحريمها التكبير وتحليلها التسليم
حاشية الباجوري على فتح القريب المجيب ج ١ ص ١٥٧
Syaikh  Ibrohim Al-Baijuri : "Perkataan mushanif mengucapkan salam pertama, maksudnya karena ada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim : Pengharamnya dari perilaku sebelum shalat adalah takbirotul ihrom dan penghalalnya untuk perilaku di luar shalat adalah salam" (Kitab Hasyiyah Al-Bajuri Juz 1 Hal 157)

شيخ زين الدين المليباري : هِيَ شَرْعًا أَقْوَالٌ وَأَفْعَالٌ مَخْصُوْصَةٌ مُفْتَتَحَةٌ بِالتَّكْبِيْرِ مُخْتَتَمَةٌ بِالتَّسْلِيْمِ
فتح المعين ص ٣
Syaikh Zainuddin Al-Malibari : "Definisi shalat menurut syara' adalah perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan yang dikhususkan yang dibuka dengan takbir dan diakhiri dengan membaca salam" (Kitab Fathul Mu'in Hal 3)

شيخ ابن قاسم الغزي : وَشرْعًا كَمَا قَالَ الرَّافِعِي أَقْوَالٌ وَأفْعَالٌ مُفْتَتَحَةٌ بِالتَّكْبِيْرِ مُخْتَتَمَةٌ بِالتَّسْلِيْمِ
فتح القريب المجيب ص ١١
Syaikh Ibnu Qasim Al-Ghazi : "Definisi shalat menurut syara' adalah sebagaimana menurut Imam Rafi'i yaitu perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan yang dibuka dengan takbir dan diakhiri dengan membaca salam" (Kitab Fathul Qarib Al-Mujib Hal 11)

 شيخ نووي الجاوي حَقِيْقَتُهَا شَرْعًا أَقْوَالٌ غَالِبًا وَأَفْعَالٌ وَلَوْ قَلْبِيًّا مُفْتَتَحَةٌ بِالتَّكْبِيْرِ الْمُقْتَرَنِ بِالنِّيَةِ مُخْتَتَمَةٌ بِالتَّسْلِيْمِ عَلَى وَجْهٍ مَخْصُوْصٍ
نِهَايَةُ الزَّيْنِ ص ٨
Syaikh Nawawi Al-Jawi : "Hakikat shalat menurut syara' adalah perkataan-perkataan yang ghalib dan perbuatan-perbuatan sekalipun perbuatan hati yang dibuka dengan takbir yang dibersamakan dengan niat yang diakhiri dengan membaca salam dengan tata cara yang dikhususkan" (Kitab Nihayah Az-Zain Hal 8)

امام نووى : وتنقضى القدوة بسلام الإمام
Imam Nawawi : "dan selesai bermakmum sebab salamnya imam" (Kitab Minhaj Ath-Thalibin)

شيخ جلال الدين المحلي : وتنقضى القدوة بسلام الإمام التسليمة الأولى
Syaikh Jalaluddin Al-Mahalli : "dan selesai bermakmum sebab salamnya imam" (Kitab Syarh Al-Mahalli Ala Al-Minhaj Ath-Thalibin)

امام قليوبي : وتنقضى القدوة بسلام الإمام أى بفراغه من الميم من عَلَيْكُمْ في التسليمة الأولى ......... ولذلك لو أحرم شخص خلف الإمام حينئذ لم تنعقد صلاته عند شيخنا الرملي وأتباعه خلافا لابن حجر والخطيب كما سيأتي
حاشيتان على شرح المحلى على المنهاج الطالبين ج ١ ص ١٧٥
Imam Qolyubi : "dan selesai bermakmum sebab salamnya imam, maksudnya adalah dengan selesainya imam dari pengucapan م dari lafadz عَلَيْكُمْ pada pengucapan salam pertama ........................ oleh karena itu apabila seseorang masbuq baru bertakbiratul ihram pada saat itu maka shalat makmum masbuq tersebut tidak jadi/tidak sah menurut pendapat Guru kita Imam Ramli" (Kitab Hasyiyatani Ala Syarhi Al-Mahalli Ala Al-Minhaj Ath-Thalibin Juz 1 Hal 175)

شيخ الإسلام أبي يحيى زكري الأنصاري : وتنقضى قدوة بسلام إمام التسليمة الأولى لخروجه من الصلاة بها ................... ولو اقتصر إمامه على تسليمة سلم ثنتين احرازا لفضيلة الثانية ولخروجه عن متابعته بالأولى بخلاف التشهد الأول لو تركه إمامه لا يأتي به لوجوب متابعته قبل السلام
فتح الوهاب بشرح منهاج الطلاب ج ١ ص ٤٨
Syaikhul Islam Abi Yahya Zakaria Al-Anshari : "dan selesai bermakmum dengan salamnya imam terhadap salam yang pertama karena keluarnya imam dari shalat dengan salam pertama ................... dan apabila imam mencukupkan dengan satu kali salam maka makmum sunat melakukan salam kedua dalam rangka memelihara fadhilah salam kedua dan karena keluarnya makmum dari kewajiban mengikuti imam sebab salamnya imam yang pertama. permasalahan ini berbeda dengan permasalahan tasyahhud awal, jika imamnya meninggalkan tasyahhud awal maka makmum jangan mendatangkannya karena wajibnya makmum mengikuti imam sebelum salam pertama" (Kitab Fathul Wahhab Bi Syarh Al-Minhaj Ath-Thullab Juz 1 Hal 48)

إمام تقي الدين الدمشقى : والسلام ترك والله أعلم
كفاية الأخيار في حل غاية الإختصار ج ١ ص ١١٢

Imam Taqiyuddin Ad-Dimsyaqi : "dan sedangkan salam adalah meninggalkan shalat. Wallaahu A'lam" (Kitab Kifayah Al-Akhyar Juz 1 Hal 112)

Kitab-kitab yang dijadikan referensi semuanya kitab karya tulis ulama fiqih madzhab imam syafii, dan dari semua yang mereka sampaikan dapat diambil kesimpulan bahwa akhir rangkaian yang masuk lingkup shalat sebagaimana definisi shalat adalah salam. 

Ini penting ditegaskan, karena salah satu syarat sah shalat adalah bahwasanya mushalli harus dapat membedakan yang mana termasuk rukun yang mana termasuk sunat dan mana rangkaian yang tidak termasuk shalat.

Adapun mengusap wajah sambil membaca :
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا هُوَ الرَّحْمٰنُ الرَّحِيْمُ ، أَللّٰهُمَّ أَذْهِبْ عَنِّيَ الْهَمَّ وَالْحَزَنَ
merupakan amaliyah sunnah yang hukumnya sunat dilakukan setelah salam shalat sebagaimana diperagakan oleh Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wasallam semasa beliau masih hidup.
Wallaahu A'lam.
 Daftar Pustaka
An-Nawawi, Imam Muhyiddin Abi Zakariya Yahya. Al-Adzkar. Syirkah An-Nur Asia.
Al-Malibari, Syekh Zainudin. Fathul Muin. Syirkah An-Nur Asia.
Ad-Dimsaqi, Syaikh Taqiyuddin Abi Bakar. Kifayatul Akhyar (Jilid 1). Syirkah An-Nur Asia.
Ba'alawi, Syaikh Sayid Abdurrahman. Bughiyah Al-Mustarsyidin. Dar Ihya Al-Kutub Al-Arabiyah. 
Al-Qalyubi, Syaikh Syihabuddin Ahmad dan Umairoh, Syaikh Syihabuddin Ahmad. Hasyiyah Al-Qalyubi Wa Umairoh Ala Syarh Al-Mahalli Ala Al-Minhaj (Jilid 1). Dar Al-Fikr. 
Al-Anshari, Syaikh Abi Yahya Zakariya. Fath Al-Wahab (Jilid 1). Dar Ihya Al-Kutub Al-Arabiyah.
Al-Bakri, Syaikh Sayid Abu Bakar Ad-Dimyati. Ianah Ath-Thalibin (Jilid 1). Syirkah An-Nur Asia.
Al-Ghazzi, Syaikh Ibnu Qasim. Fath Al-Qarib Al-Mujib. Syirkah An-Nur Asia. 
Al-Baijuri, Syaikh Ibrahim. Hasyiyah Al-Bajuri (Jilid 1). Toha Putra.
Al-Bantani, Syaikh Muhammad Nawawi. Nihayah Az-Zain. Toha Putra.

2 komentar

  1. assalamu alaikum,... terimaksih banyak ustadz dan izin copy..... matur nuwun
    sangat bermanfaat.....

    BalasHapus
  2. waalaikum salam.. alhamdulillah bermanfaat

    BalasHapus

Terima kasih telah ikut berpartisifasi
Komentar anda akan segera kami balas

EmoticonEmoticon