Tata Cara Shalat Idul Fithri & Idul Adha Secara Berjamaah Maupun Sendiri di Rumah Menurut Ulama Fiqih Madzhab Imam Syafii - BAITUSSALAM

Tata Cara Shalat Idul Fithri & Idul Adha Secara Berjamaah Maupun Sendiri di Rumah Menurut Ulama Fiqih Madzhab Imam Syafii

Secara umum tata cara shalat idul fithri & idul adha adalah sepertihalnya cara melaksanakan shalat pada umumnya baik ditinjau dari aspek rukun, syarat sah, hal-hal yang membatalkannya maupun sebagian besar sunat-sunat di dalamnya.

Perbedaannya dari aspek rukun hanya terdapat pada redaksi niat. Perbedaannya dari aspek syarat hanya terdapat pada waktu pelaksanaan. Tidak ada perbedaan dari aspek mubthilat. Namun dari aspek hal-hal yang disunatkan memang ada yang unik, keunikannya itu karena pada saat berdiri sebelum ta'udz disunatkan untuk takbir sebanyak 7 kali untuk rakaat kesatu (antara setiap takbir dipisah dengan bacaan Baqiyah Ash-shalihah) dan 5 kali untuk rakaat kedua (antara setiap takbir dipisah dengan bacaan Baqiyah Ash-shalihah). Adapun yang dimaksud dengan istilah baqiyah ash-shalihah adalah bacaan :

سُبْحَانَ اللّٰهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ وَلَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَاللّٰهُ أَكْبَرُ

Oleh karena fungsi baqiyah ash-shalihah ini hanya sebagai pemisah antara masing-masing takbir tersebut, maka jumlah bacaannya pada rakaat pertama menjadi hanya 6 bukan 7 dan pada rakaat kedua hanya 4 bukan 5

Penting juga difahami bahwa oleh karena kedudukan hukum 7 takbir + 6 baqiyah ash-shalihah pada rakaat kesatu dan 5 takbir + 4 baqiyah ash-shalihah pada rakaat kedua ini adalah sunat hai'at, maka jika lupa tidak dilakukan tidak menjadi sebab disunatkannya sujud sahwi, karena tidak termasuk sunat ab'adh. Bahkan jika sengaja tidak dilakukanpun shalat id tetap sah, karena tidak termasuk rukun. Tapi hukumnya makruh jika sengaja tidak dilakukan. 

Tata cara pelaksanaannya jika kita melakukan shalat id tanpa 7 takbir + 6 baqiyah ash-shalihah pada rakaat kesatu dan 5 takbir + 4 baqiyah ash-shalihah pada rakaat kedua adalah sepertihalnya ketika kita melakukan : shalat sunat wudhu, shalat sunat tahiyatul masjid atau shalat sunat rawatib 2 rakaat.

Berikut ini adalah step by step tata cara shalat sunat idul fithri & idul adha secara sempurna menurut para Ulama ahli fiqih madzhab Imam Syafi'i :

Tata Cara Shalat Id Berjamaah

  1. Imam mentalafudzkan niat shalat idul fithri atau niat shalat idul adha diikuti oleh makmum. Baca 12 redaksi niat shalat id untuk imam, makmum atau sendiri baik dilakukan pada waktunya maupun secara qadha
  2. Imam bertakbirotul-ihrom (mengucapkan الله أكبر sambil mengangkat kedua tangan) disertai niat di dalam hati. Setelah imam selesai takbirotul ihrom, kemudian semua makmum bertakbirotul ihrom disertai niat di dalam hati. warning!!! : shalat makmum tidak sah jika makmum mencuri start dengan mulai bertakbirotul ihrom sebelum imam selesai takbirotul ihrom dengan mengakhiri pengucapan huruf ر lafadz أكبر
  3. Imam dan makmum membaca doa iftitah dengan suara pelan. Karena sunatnya pelan
  4. Imam melakukan takbir sunat ke-1 (mengucapkan الله أكبر sambil mengangkat kedua tangan) dengan suara nyaring diikuti oleh makmum. Kemudian imam dan makmum membaca baqiyah ash-shalihah satu kali dengan suara pelan.
  5. Imam melakukan takbir sunat ke-2 (mengucapkan الله أكبر sambil mengangkat kedua tangan) dengan suara nyaring diikuti oleh makmum. Kemudian imam dan makmum membaca baqiyah ash-shalihah satu kali dengan suara pelan
  6. Imam melakukan takbir sunat ke-3 (mengucapkan الله أكبر sambil mengangkat kedua tangan) dengan suara nyaring diikuti oleh makmum. Kemudian imam dan makmum membaca baqiyah ash-shalihah satu kali dengan suara pelan
  7. Imam melakukan takbir sunat ke-4 (mengucapkan الله أكبر sambil mengangkat kedua tangan) dengan suara nyaring diikuti oleh makmum. Kemudian imam dan makmum membaca baqiyah ash-shalihah satu kali dengan suara pelan
  8. Imam melakukan takbir sunat ke-5 (mengucapkan الله أكبر sambil mengangkat kedua tangan) dengan suara nyaring diikuti oleh makmum. Kemudian imam dan makmum membaca baqiyah ash-shalihah satu kali dengan suara pelan
  9. Imam melakukan takbir sunat ke-6 (mengucapkan الله أكبر sambil mengangkat kedua tangan) dengan suara nyaring diikuti oleh makmum. Kemudian imam dan makmum membaca baqiyah ash-shalihah satu kali dengan suara pelan
  10. Imam melakukan takbir sunat ke-7 (mengucapkan الله أكبر sambil mengangkat kedua tangan) dengan suara nyaring diikuti oleh makmum. Warning!!! : Imam dan makmum tidak perlu membaca baqiyah ash-shalihah setelah takbir sunat ke-7, karena baqiyah ash-shalihah dalam hal ini difungsikan sebagai fashilah/pemisah antar takbir saja.
  11. Imam membaca Ta'udz dengan suara pelan, kemudian imam membaca Surat Alfatihah dengan suara nyaring. Sementara makmum diam saja khusyu' mendengarkan bacaan imam. Setelah imam selesai membaca Surat Al-Fatihah, kemudian makmum serentak mengucapkan "aamiiiin". Warning!!! : Basmalah menurut madzhab Imam Syafii termasuk salah satu ayat Surat Al-Fatihah. Jadi baik imam maupun makmum wajib membaca بسم الله الرحمن الرحيم sebelum membaca الحمد لله رب العالمين jika tidak dibaca maka bacaan fatihahnya tidak lengkap jika fatihah tidak dibaca selengkapnya maka bacaan fatihahnya tidak diakui sebagai suatu rukun yang utuh dari antara rukun-rukun shalat yang 17 jika salah satu rukun shalat sengaja tidak dipenuhi maka shalat tidak sah. Saran kami : "jika imam shalat bermadzhab hanafi, maliki atau hambali dan makmumnya bermadzhab syafii, tolong basmalahnya dibaca saja, toh bagi madzhab hanafi, maliki maupun hambali sekalipun basmalahnya dibaca sangat tidak berdampak pada sah atau tidaknya shalat, demi sahnya shalat makmum bermadzhab syafi'iyah. Silahkan baca hukum membaca basmalah setelah ta'udz sebelum hamdalah ketika shalat menurut ulama fiqih 4 madzhab jika belum tau
  12. Imam membaca surat lain selain surat Al-Fatihah (diutamakan surat ق atau سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى jika memungkinkan) dengan suara nyaring. Sedangkan makmum saat ini membaca Ta'udz --> Surat Al-Fatihah --> mengamini bacaan sendiri.
  13. Imam melakukan takbir intiqol/perpindahan (mengucapkan الله أكبر sambil mengangkat kedua tangan) dengan suara nyaring untuk ruku' diikuti oleh makmum. Kemudian imam dan makmum membaca bacaan ruku seperti biasa.
  14. Imam melakukan tasmi' intiqol (mengucapkan سمع الله لمن حمده sambil mengangkat kedua tangan) dengan suara nyaring untuk ruku' diikuti oleh makmum. Kemudian imam dan makmum membaca bacaan i'tidal seperti biasa. Warning!!! : Yang sunat dinyaringkan oleh makmum bukan tasmi سمع الله لمن حمده  melainkan ربنا لك الحمد tapi ini hukumnya sunat.
  15. Imam melakukan takbir intiqol/perpindahan (mengucapkan الله أكبر tanpa mengangkat kedua tangan) dengan suara nyaring untuk sujud ke-1 diikuti oleh makmum. Kemudian imam dan makmum membaca bacaan sujud ke-1 seperti biasa.
  16. Imam melakukan takbir intiqol/perpindahan (mengucapkan الله أكبر tanpa mengangkat kedua tangan) dengan suara nyaring untuk duduk antara 2 sujud diikuti oleh makmum. Kemudian imam dan makmum membaca bacaan duduk antara 2 sujud seperti biasa.
  17. Imam melakukan takbir intiqol/perpindahan (mengucapkan الله أكبر tanpa mengangkat kedua tangan) dengan suara nyaring untuk sujud ke-2 diikuti oleh makmum. Kemudian imam dan makmum membaca bacaan sujud ke-2 seperti biasa.
  18. Imam melakukan takbir intiqol/perpindahan (mengucapkan الله أكبر tanpa mengangkat kedua tangan) dengan suara nyaring untuk berdiri ke rakaat kedua diikuti oleh makmum. Kemudian memulai rakaat kedua. Kemudian diam seukuran thumaninah yaitu sedurasi bacaan subhanallah.
  19. Imam melakukan takbir sunat ke-1 (mengucapkan الله أكبر sambil mengangkat kedua tangan) dengan suara nyaring diikuti oleh makmum. Kemudian imam dan makmum membaca baqiyah ash-shalihah satu kali dengan suara pelan. Warning!!! : takbir sunat ke-1 pada rakaat kedua ini tidak didahului sebelumnya dengan doa iftitah, karena doa iftitah merupakan doa pembuka shalat bukan pembuka rokaat.
  20. Imam melakukan takbir sunat ke-2 (mengucapkan الله أكبر sambil mengangkat kedua tangan) dengan suara nyaring diikuti oleh makmum. Kemudian imam dan makmum membaca baqiyah ash-shalihah satu kali dengan suara pelan
  21. Imam melakukan takbir sunat ke-3 (mengucapkan الله أكبر sambil mengangkat kedua tangan) dengan suara nyaring diikuti oleh makmum. Kemudian imam dan makmum membaca baqiyah ash-shalihah satu kali dengan suara pelan
  22. Imam melakukan takbir sunat ke-4 (mengucapkan الله أكبر sambil mengangkat kedua tangan) dengan suara nyaring diikuti oleh makmum. Kemudian imam dan makmum membaca baqiyah ash-shalihah satu kali dengan suara pelan
  23. Imam melakukan takbir sunat ke-5 (mengucapkan الله أكبر sambil mengangkat kedua tangan) dengan suara nyaring diikuti oleh makmum. Warning!!! : Imam dan makmum tidak perlu membaca baqiyah ash-shalihah setelah takbir sunat ke-5 ini karena baqiyah ash-shalihah dalam hal ini difungsikan sebagai fashilah/pemisah antar takbir saja.
  24. Imam membaca Ta'udz dengan suara pelan, kemudian imam membaca Surat Alfatihah dengan suara nyaring. Sementara makmum diam saja khusyu' mendengarkan bacaan imam. Setelah imam selesai membaca Surat Al-Fatihah, kemudian makmum serentak mengucapkan "aamiiiin". Warning!!! : Basmalah menurut madzhab Imam Syafii termasuk salah satu ayat Surat Al-Fatihah. Jadi baik imam maupun makmum wajib membaca بسم الله الرحمن الرحيم sebelum membaca الحمد لله رب العالمين jika tidak dibaca maka bacaan fatihahnya tidak lengkap jika fatihah tidak dibaca selengkapnya maka bacaan fatihahnya tidak diakui sebagai suatu rukun yang utuh dari antara rukun-rukun shalat yang 17 jika salah satu rukun shalat sengaja tidak dipenuhi maka shalat tidak sah. Saran kami : "jika imam shalat bermadzhab hanafi, maliki atau hambali dan makmumnya bermadzhab syafii, tolong basmalahnya dibaca saja, toh bagi madzhab hanafi, maliki maupun hambali sekalipun basmalahnya dibaca sangat tidak berdampak pada sah atau tidaknya shalat, demi sahnya shalat makmum bermadzhab syafi'iyah."
  25. Imam membaca surat lain selain surat Al-Fatihah (diutamakan untuk rakaat kedua surat اِقْتَرَبَتِ atau surat اَلْغَاشِيَةُ jika memungkinkan) dengan suara nyaring. Sedangkan makmum membaca Ta'udz --> Surat Al-Fatihah --> mengamini bacaan sendiri.
  26. Imam melakukan takbir intiqol/perpindahan (mengucapkan الله أكبر sambil mengangkat kedua tangan) dengan suara nyaring untuk ruku' diikuti oleh makmum. Kemudian imam dan makmum membaca bacaan ruku seperti biasa.
  27. Imam melakukan tasmi' intiqol (mengucapkan سمع الله لمن حمده sambil mengangkat kedua tangan) dengan suara nyaring untuk ruku' diikuti oleh makmum. Kemudian imam dan makmum membaca bacaan i'tidal seperti biasa. Warning!!! : Yang sunat dinyaringkan oleh makmum bukan tasmi سمع الله لمن حمده  melainkan ربنا لك الحمد tapi ini hukumnya sunat jadi tidak perlu ribut gara-gara ini
  28. Imam melakukan takbir intiqol/perpindahan (mengucapkan الله أكبر tanpa mengangkat kedua tangan) dengan suara nyaring untuk sujud ke-1 diikuti oleh makmum. Kemudian imam dan makmum membaca bacaan sujud ke-1 seperti biasa.
  29. Imam melakukan takbir intiqol/perpindahan (mengucapkan الله أكبر tanpa mengangkat kedua tangan) dengan suara nyaring untuk duduk antara 2 sujud diikuti oleh makmum. Kemudian imam dan makmum membaca bacaan duduk antara 2 sujud
  30. Imam melakukan takbir intiqol/perpindahan (mengucapkan الله أكبر tanpa mengangkat kedua tangan) dengan suara nyaring untuk sujud ke-2 diikuti oleh makmum. Kemudian imam dan makmum membaca bacaan sujud ke-2 seperti biasa
  31. Imam melakukan takbir intiqol/perpindahan (mengucapkan الله أكبر tanpa mengangkat kedua tangan) dengan suara nyaring untuk duduk tasyahhud akhir. Kemudian membaca bacaan tasyahhud akhir, shalawat kepada Nabi dalam rangkaian shalawat ibrohimiyah, doa memohon perlindungan dan doa memohon ketetapan iman seperti biasa.
  32. Imam membaca السلام عليكم ورحمة الله sambil menoleh ke sebelah kanan. Kemudian membaca السلام عليكم ورحمة الله sambil menoleh ke sebelah kiri. Kemudian makmum membaca السلام عليكم ورحمة الله sambil menoleh ke sebelah kanan. Kemudian membaca السلام عليكم ورحمة الله sambil menoleh ke sebelah kiri. Warning!!! : Batal shalat makmum jika membaca salam mendahului imam. Jika makmum membaca salam bersamaan dengan imam atau sebelum imam selesai mengucapkan salam pertama dengan mengakhiri pengucapan huruf م pada lafadz عليكم maka shalat makmum tidak batal akan tetapi hukumnya makruh dan berpotensi menghilangkan fadhilah berjamaah. Adapun sunatnya dalam hal ini adalah setelah imam selesai mengucapkan salam kedua dengan mengakhiri pengucapan huruf م lafadz عليكم yang kedua.
  33. Kemudian imam mengusap wajah sambil membaca أشهد أن لا إله إلا هو الرحمن الرحيم اللهم أذهب عني الهم والحزن begitupula makmum. Warning!!! : Akhir shalat adalah salam bukan doa ini. Amaliyah ini sering difahami secara keliru : banyak yang keliru menganggap ini bagian dari rangkaian shalat padahal akhir shalat adalah salam dan banyak juga yang keliru menganggap ini bid'ah padahal termasuk amaliyah sunnah yang berlandaskan Hadits Shahih. Untuk lebih jelasnya silahkan baca  hukum sunat amaliyah sunnah mengusap wajah setelah salam shalat menurut ulama ahli fiqih madzhab Imam Syafi'i
  34. Kemudian dilanjutkan dengan khutbah idul fithri atau khutbah idul adha
  35. Selesai

Tata Cara Shalat Id Sendiri

  1. Mentalafudzkan niat shalat idul fithri atau niat shalat idul adha
  2. Takbirotul-ihrom (mengucapkan الله أكبر sambil mengangkat kedua tangan dengan suara yang bisa didengar oleh diri sendiri) disertai niat di dalam hati. 
  3. Membaca doa iftitah dengan suara pelan.
  4. Melakukan takbir sunat ke-1 (mengucapkan الله أكبر sambil mengangkat kedua tangan) kemudian membaca baqiyah ash-shalihah satu kali dengan suara pelan.
  5. Melakukan takbir sunat ke-2 (mengucapkan الله أكبر sambil mengangkat kedua tangan) kemudian membaca baqiyah ash-shalihah satu kali dengan suara pelan
  6. Melakukan takbir sunat ke-3 (mengucapkan الله أكبر sambil mengangkat kedua tangan) kemudian membaca baqiyah ash-shalihah satu kali dengan suara pelan
  7. Melakukan takbir sunat ke-4 (mengucapkan الله أكبر sambil mengangkat kedua tangan) kemudian membaca baqiyah ash-shalihah satu kali dengan suara pelan
  8. Melakukan takbir sunat ke-5 (mengucapkan الله أكبر sambil mengangkat kedua tangan) kemudian membaca baqiyah ash-shalihah satu kali dengan suara pelan
  9. Melakukan takbir sunat ke-6 (mengucapkan الله أكبر sambil mengangkat kedua tangan) kemudian membaca baqiyah ash-shalihah satu kali dengan suara pelan
  10. Melakukan takbir sunat ke-7 (mengucapkan الله أكبر sambil mengangkat kedua tangan) Warning!!! : Tidak perlu membaca baqiyah ash-shalihah setelah takbir sunat ke-7, karena baqiyah ash-shalihah dalam hal ini difungsikan sebagai fashilah/pemisah antar takbir saja.
  11. Membaca Ta'udz dengan suara pelan, kemudian membaca Surat Alfatihah dengan suara pelan. Setelah selesai membaca Surat Al-Fatihah, kemudian mengucapkan "aamiiiin". Warning!!! : Basmalah menurut madzhab Imam Syafii termasuk salah satu ayat Surat Al-Fatihah. Jadi mushalli wajib membaca بسم الله الرحمن الرحيم sebelum membaca الحمد لله رب العالمين jika tidak dibaca maka bacaan fatihahnya tidak lengkap jika fatihah tidak dibaca selengkapnya maka bacaan fatihahnya tidak diakui sebagai suatu rukun yang utuh dari antara rukun-rukun shalat yang 17 jika salah satu rukun shalat sengaja tidak dipenuhi maka shalat tidak sah. 
  12. Membaca surat lain selain surat Al-Fatihah (diutamakan surat ق atau سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى jika memungkinkan) dengan suara pelan. 
  13. Melakukan takbir intiqol/perpindahan (mengucapkan الله أكبر sambil mengangkat kedua tangan) untuk ruku'. Kemudian membaca bacaan ruku seperti biasa.
  14. Melakukan tasmi' intiqol (mengucapkan سمع الله لمن حمده sambil mengangkat kedua tangan) untuk i'tidal. Kemudian membaca bacaan i'tidal seperti biasa
  15. Melakukan takbir intiqol/perpindahan (mengucapkan الله أكبر tanpa mengangkat kedua tangan) untuk sujud ke-1. Kemudian membaca bacaan sujud ke-1 seperti biasa.
  16. Melakukan takbir intiqol/perpindahan (mengucapkan الله أكبر tanpa mengangkat kedua tangan) untuk duduk antara 2 sujud. Kemudian membaca bacaan duduk antara 2 sujud seperti biasa.
  17. Melakukan takbir intiqol/perpindahan (mengucapkan الله أكبر tanpa mengangkat kedua tangan) untuk sujud ke-2, Kemudian membaca bacaan sujud ke-2 seperti biasa.
  18. Melakukan takbir intiqol/perpindahan (mengucapkan الله أكبر tanpa mengangkat kedua tangan) untuk berdiri ke rakaat kedua. Kemudian memulai rakaat kedua.
  19. Melakukan takbir sunat ke-1 (mengucapkan الله أكبر sambil mengangkat kedua tangan) Kemudian membaca baqiyah ash-shalihah satu kali dengan suara pelan. Warning!!! : takbir sunat ke-1 pada rakaat kedua ini tidak didahului sebelumnya dengan doa iftitah, karena doa iftitah merupakan doa pembuka shalat bukan pembuka rokaat.
  20. Melakukan takbir sunat ke-2 (mengucapkan الله أكبر sambil mengangkat kedua tangan) Kemudian membaca baqiyah ash-shalihah satu kali dengan suara pelan
  21. Melakukan takbir sunat ke-3 (mengucapkan الله أكبر sambil mengangkat kedua tangan) Kemudian membaca baqiyah ash-shalihah satu kali dengan suara pelan
  22. Melakukan takbir sunat ke-4 (mengucapkan الله أكبر sambil mengangkat kedua tangan) Kemudian membaca baqiyah ash-shalihah satu kali dengan suara pelan
  23. Melakukan takbir sunat ke-5 (mengucapkan الله أكبر sambil mengangkat kedua tangan) Warning!!! : tidak perlu membaca baqiyah ash-shalihah setelah takbir sunat ke-5 ini karena baqiyah ash-shalihah dalam hal ini difungsikan sebagai fashilah/pemisah antar takbir saja.
  24. Membaca Ta'udz dengan suara pelan, kemudian membaca Surat Alfatihah dengan suara pelan. Setelah selesai membaca Surat Al-Fatihah, kemudian mengucapkan "aamiiiin". Warning!!! : Basmalah menurut madzhab Imam Syafii termasuk salah satu ayat Surat Al-Fatihah. Jadi mushalli wajib membaca بسم الله الرحمن الرحيم sebelum membaca الحمد لله رب العالمين jika tidak dibaca maka bacaan fatihahnya tidak lengkap jika fatihah tidak dibaca selengkapnya maka bacaan fatihahnya tidak diakui sebagai suatu rukun yang utuh dari antara rukun-rukun shalat yang 17 jika salah satu rukun shalat sengaja tidak dipenuhi maka shalat tidak sah. 
  25. Membaca surat lain selain surat Al-Fatihah (diutamakan untuk rakaat kedua surat اِقْتَرَبَتِ atau surat اَلْغَاشِيَةُ jika memungkinkan) dengan suara pelan. 
  26. Melakukan takbir intiqol/perpindahan (mengucapkan الله أكبر sambil mengangkat kedua tangan) untuk ruku'. Kemudian membaca bacaan ruku seperti biasa.
  27. Melakukan tasmi' intiqol (mengucapkan سمع الله لمن حمده sambil mengangkat kedua tangan) untuk i'tidal. Kemudian membaca bacaan i'tidal seperti biasa
  28. Melakukan takbir intiqol/perpindahan (mengucapkan الله أكبر tanpa mengangkat kedua tangan) untuk sujud ke-1 Kemudian membaca bacaan sujud ke-1 seperti biasa.
  29. Melakukan takbir intiqol/perpindahan (mengucapkan الله أكبر tanpa mengangkat kedua tangan) untuk duduk antara 2 sujud. Kemudian membaca bacaan duduk antara 2 sujud seperti biasa.
  30. Melakukan takbir intiqol/perpindahan (mengucapkan الله أكبر tanpa mengangkat kedua tangan) untuk sujud ke-2. Kemudian membaca bacaan sujud ke-2
  31. Melakukan takbir intiqol/perpindahan (mengucapkan الله أكبر tanpa mengangkat kedua tangan) untuk duduk tasyahhud akhir. Kemudian membaca bacaan tasyahhud akhir. Kemudian membaca bacaan tasyahhud akhir, shalawat kepada Nabi dalam rangkaian shalawat ibrohimiyah, doa memohon perlindungan dan doa memohon ketetapan iman seperti biasa.
  32. Membaca السلام عليكم ورحمة الله sambil menoleh ke sebelah kanan. Kemudian membaca السلام عليكم ورحمة الله sambil menoleh ke sebelah kiri. Warning!!! : Bacaan takbirotul ihrom, bacaan Surat Al-fatihah, bacaan tasyahhud akhir, bacaan shalawat kepada Nabi Muhammad, bacaan السلام عليكم wajib bisa didengar oleh diri sendiri (Lihat : Hasyiyah Al-Bajuri Juz 1 Hal 147 148 155 157, Fathul Muin Hal 16, Kasyifah As-Sajaa Hal 53 54 57 58)
  33. Kemudian imam mengusap wajah sambil membaca أشهد أن لا إله إلا هو الرحمن الرحيم اللهم أذهب عني الهم والحزن begitupula makmum. Warning!!! : Akhir shalat adalah salam bukan doa ini. Amaliyah ini sering difahami secara keliru : banyak yang keliru menganggap ini bagian dari rangkaian shalat padahal akhir shalat adalah salam dan banyak juga yang keliru menganggap ini bid'ah padahal termasuk amaliyah sunnah yang berlandaskan Hadits Shahih (Lihat Penjelasan Imam Nawawi dalam Al-Adzkar Hal 69, Sayid Abu Bakar dalam I'anah Ath-Thalibin Juz 1 Hal 184 & Syaikh Abdurrahman Ba'alawi dalam Bughiyah Al-Mustarsyidin Hal 49)
  34. Selesai

Hal ini sebagaimana penjelasan para ulama ahli fiqih madzhab Imam Syafii, antara lain : 

وهي كسائر الصلوات في الأركان والشروط والسنن فان أراد الأقل اقتصر على ما يسن في غيرها فأقلها ركعتان كسنة الوضوء وان أراد الإكمال أتى بالتكبير تالآتي

Shalat id adalah sepertihalnya shalat selainnya dalam hal rukun-rukunnya, syarat-syaratnya dan sunat-sunatnya. Maka jika seseorang bermaksud melaksanakan minimalnya, maka dia mengiqtisharnya terhadap sebagaimana tata cara yang disunatkan pada shalat sunat selainnya, dan minimalnya adalah 2 rakaat sebagaimana shalat sunat setelah wudhu. Dan jika seseorang bermaksud melaksanakan maksimalnya, maka dia mendatangkan takbir yang akan dijelaskan nanti... [Syaikhul Islam Ibrohim Al-Baijuri, Hasyiyah Al-Bajuri Jilid 1 Halaman 225 - Diterjemahkan oleh : Cucu Anwar Mubarok]


وهي كسائر الصلوات في الأركان والشروط والسنن وأقلها ركعتان كسنة الوضوء وأكمالها ركعتان بالتكبير الأتي ويجب في نيتها التعيين من كونها صلاة عيد الفطر أو صلاة أضحى في كل من أدائها وقضائها

Shalat id adalah sepertihalnya shalat selainnya dalam hal rukun-rukun, syarat-syarat dan sunat-sunat. Minimal praktek pelaksanaannya adalah 2 rakaat sebagaimana shalat sunat setelah wudhu, Maksimalnya adalah 2 rakaat dengan takbir yang akan dijelaskan nanti. Wajib pada niatnya dispesifikan identitas shalatnya bahwa yang diniatkan tersebut الْفِطْرِ atau الْأَضْحَى. Kemudian pada Masing-masingnya أَدَاءً atau قَضَاءً

أَدَاءً = dikerjakan pada waktunya yaitu pada hari raya idul fithri atau pada hari raya idul adha tersebut antara setelah terbit matahari sampai tergelincirnya matahari. قَضَاءً = dikerjakan setelah lewat waktu أَدَاءً

[Sayid Abu Bakar Al-Bakri, I'anah Ath-Thalibin Jilid 1 Halaman 261 - Diterjemahkan oleh Cucu Anwar Mubarok] 


وهي ركعتان يكبر في الأولى سبعا سوى تكبيرة الإحرام وفي الثانية خمسا سوى تكبيرة القيام ويخطب بعدها خطبتين
كفاية الأخيار ج ١ ص ١٥٣
Shalat idain itu 2 rakaat. Bertakbir pada rakaat kesatu 7 kali selain takbirotul ihrom, dan pada rakaat kedua 5 kali selain takbir berdiri, dan berkhutbah setelahnya 2 khutbah. [Imam Taqiyuddin Al-Hishni, Kifayah Al-Akhyar Jilid 1 Halaman 153 - Diterjemahkan oleh : Cucu Anwar Mubarok]


وهي ركعتان كغيرها في الأركان والشروط ، وأقلها أن يحرم بالركعتين بنية صلاة عيد الفطر أو الأضحى ، ويصليها كراتبة الظهر مثلا ، وأكمالها أن يكبر في الركعة الأولى سبع تكبيرات بعد تكبيرة الإحرام وبعد دعاء الإفتتاح وقبل التعوذ ، ويرفع يديه في كل تكبيرة كما في التحرم ، ويسن أن يفصل بين كل اثنين منها بقدر أية معتدلة يهلل ويكبر ويمجد ، ويحسن في ذلك أن يقول سبحان الله والحمد لله ولا اله الا الله والله أكبر لأنه لائق بالحال . ويسن أن يضع يمناه على يساره تحت صدره بين كل تكبيرتين ولو شك في عدد التكبيرات أخذ بالأقل ، وهي من الهيأٰت : كالتعوذ ودعاء الإفتتاح ، فلا يسجد لترك شيء منها وان كان الترك مكروها ، ولو نسي التكبيرات أو شيئا منها وشرع في القراءة لم يتداركها ولو لم يتم الفاتحة ، بخلاف ما لو نسيها وشرع في التعوذ ثم تذكرها فإنه يعود اليها ولا يفوت بها دعاء الإفتتاح ، ويفوت بالتعوذ ويفوت الكل بالقراءة ولو ناسيا ، ثم يتعوذ بعد التكبيرة الأخيرة ، ويقرأ الفاتحة كغيرها من الصلوات ، ويندب أن يقرأ بعد الفاتحة في الركعة الأولى : ق ، وفي الثانية : اقتربة الساعة ، أو سبح اسم ربك الأعلى في الأولى والغاشية في الثانية ، وهي صلاة جهرية ، ثم اذا قام للركعة الثانية يكبر خمسا بالصفة المتقدمة بعد تكبيرة القيام وقبل التعوذ

Shalat id itu 2 rokaat sepertihalnya shalat selainnya dalam hal rukun-rukun dan syarat-syarat. Aqollnya (minimalnya) adalah mushalli takbirotul ihrom dengan niat shalat idul fithri atau idul adha 2 rokaat, dan melaksanakan shalat seperti shalat rawatib dhuhur umpamanya. Akmalnya (Sempurnanya) adalah mushalli menambahkan takbir pada rokaat kesatu sebanyak 7 takbir setelah takbirotul ihrom + do'a iftitah sebelum ta'udz, dan mengangkat kedua tangan pada setiap kali takbir seperti takbirotul ihrom, Disunatkan untuk memisahkan antara setiap 2 takbir dengan durasi seukuran ayat mu'tadilah (panjang tidak pendek tidak) membaca tahlil, takbir dan tamjid, dan sebaiknya pada ketika itu mushalli membaca سبحان الله والحمد لله ولا اله الا الله والله أكبر karena bacaan tersebut adalah yang matching dari aspek situasinya. Disunatkan mushalli menempatkan tangan kanannya di atas tangan kirinya di bawah dada antara setiap 2 takbir. Apabila ragu-ragu pada hitungan takbir, hendaknya mushalli mengambil kesimpulan dengan yang lebih sedikit saja. Takbir tersebut termasuk salah satu dari sunat-sunat hai'at sebagaimana ta'udz dan do'a iftitah, maka tidak disunatkan sujud sahwi dengan meninggalkan sesuatu dari takbir tersebut walaupun hukum sengaja meninggalkannya adalah makruh. Apabila lupa tidak melakukan takbir-takbir atau sesuatu darinya dan mushalli sudah syuru (on the track) pada bacaan surat Al-fatihah maka tidak boleh kembali mengidroknya sekalipun mushalli belum menyempurnakan bacaan surat Al-fatihah sampai tamat, permasalahan ini berbeda dengan apabila melupakan takbir-takbir dan syuru (on the track) pada bacaan ta'udz kemudian mengingatnya maka mushalli boleh kembali pada takbir-takbir dan tidak gugur dengan takbir-takbir kesunnahan membaca doa iftitah. Gugur kesunnahan membaca doa iftitah dengan syuru (on the track) pada ta'udz, dan gugur semuanya oleh sebab sudah syuru (on the track) pada bacaan surat Al-Fatihah sekalipun syurunya dikarenakan lupa. Kemudian mushalli membaca ta'udz setelah takbir terakhir (no 7) dan membaca surat Al-Fatihah sebagaimana shalat-shalat selain shalat id.  Disunatkan setelah membaca surat Al-Fatihah pada rakaat kesatu membaca surat ق dan pada rakaat kedua membaca surat اقتربة الساعة atau سبح اسم ربك الأعلى pada rakaat kesatu dan الغاشية pada rakaat kedua. Shalat id adalah shalat jahriyah (shalat yang disunatkan dikeraskan suara bacaan fatihah dan surat setelahnya) Kemudian jika telah berdiri untuk rakaat kedua, mushalli bertakbir sebanyak 5 kali dengan sifat seperti yang sudah dibahas tadi setelah takbir qiyam dan sebelum ta'udz. [Syaikh Muhammad Nawawi Al-Jawi, Nihayah Az-Zain Halaman 108]

Wallaahu A'lam.


Daftar Pustaka

An-Nawawi, Imam Muhyiddin Abi Zakariya Yahya. Al-Adzkar. Syirkah An-Nur Asia.
Ad-Dimsaqi, Syaikh Taqiyuddin Abi Bakar. Kifayatul Akhyar (Jilid 1). Syirkah An-Nur Asia.
Ba'alawi, Syaikh Sayid Abdurrahman. Bughiyah Al-Mustarsyidin. Dar Ihya Al-Kutub Al-Arabiyah. 
Al-Malibari, Syekh Zainudin. Fathul Muin. Syirkah An-Nur Asia.
Al-Bakri, Syaikh Sayid Abu Bakar Ad-Dimyati. Ianah Ath-Thalibin (Jilid 1). Syirkah An-Nur Asia.
Al-Baijuri, Syaikh Ibrahim. Hasyiyah Al-Bajuri (Jilid 1). Toha Putra.
Al-Bantani, Syaikh Muhammad Nawawi. Nihayah Az-Zain dan Kasyifah As-Sajaa. Toha Putra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah ikut berpartisifasi
Komentar anda akan segera kami balas