10 Mabadi Ilmu Fiqih - BAITUSSALAM

10 Mabadi Ilmu Fiqih

Mabadi Ilmu Fiqih : Had, Maudhu, Tsamrah, Fadhlu, Nisbat, Wadhi, Ism, Istimdad, Hukum Syara, Masalah.

mabadi-ilmu-fiqih-nihayah-azzain

baitussalam.web.id - Penting bagi orang yang bermaksud untuk mempelajari bidang ilmu fiqih untuk terlebih dahulu mentashawurkan bidang (fan) ilmu tersebut dengan cara memahami 10 Mabadinya, yaitu : 

  1. Had (ta'rif, pengertian, definisi)
  2. Maudhu (tempat penggunaan, sasaran, ruang lingkup)
  3. Faedah (tsamroh, buah, hasil, tujuan, manfaat)
  4. Fadhlu (keunggulan, keutamaan, keistimewaan, kelebihan)
  5. Nisbat (hubungan dengan ilmu lain, link, tautan eksternal)
  6. Wadhi (peletak dasar-dasar, perintis, bapak ilmu)
  7. Ism (nama populer, sebutan, alias)
  8. Istimdad (istinbath, sumber pengambilan)
  9. Hukum Syara (hukum mempelajari, hukum menggunakan)
  10. Masalah (pembahasan, masalah, kaidah-kaidah)

Fungsi dari pengenalan 10 hal tersebut adalah sebagai persiapan, agar nantinya ketika penuntut ilmu sudah terjun mempelajari ilmu fiqih bisa senantiasa fokus dan terbuka hatinya untuk menerima ilmu tersebut. 

Setelah penulis meninjau beberapa kitab ilmu fiqh karya tulis para ulama, penulis akan mencoba untuk menyertakannya sebagai rujukan dan membahasnya sebatas untuk memperjelas maksudnya saja.

01 Had Ilmu Fiqih

Menurut Syaikh Zainuddin al-Malibari :
وهو لغة الفهم واصطلاحا العلم بالأحكام الشرعية العملية المكتسب من أدلتها التفصيلية
Fiqih secara etimologi adalah memahami, dan secara terminologi adalah ilmu tentang hukum-hukum syar’iyah yang bersipat amaliyah dan dikasab dari dalil-dalilnya yang bersifat tafsiliyah (Fathu Al-Mu’īn bi Syarhi Qurrah al-Ain : 2) 

Menurut Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi :
وهو لغة الفهم واصطلاحا ظن قوي بالأحكام الشرعية العملية مكتسب من أدلتها التفصيلية بأن يقال أقيموا من قوله تعالى أقيموا الصلاة أمر والأمر للوجوب فقوله أقيموا للوجوب 
Fiqih secara etimologi adalah memahami, dan secara terminologi adalah dzon yang kuat tentang hukum-hukum syar’iyah yang bersifat amaliyah dan dikasab dari dalil-dalilnya yang bersifat tafsiliyah seperti dikatakan : أقييموا dari Kalamullah أقيموا الصلاة itu perintah, dan perintah itu lilwujub, maka أقيموا adalah lilwujub (Nihayah al-Zain fi Irsyadi al-Mubtadi'īn alā Syarhi Qurrah al-‘Ain bi Muhimmah al-Din : 6)

Menurut Syaikh Muhammad Ibnu Qasim al-Ghazi :
هو لغة الفهم واصطلاحا العلم بالأحكام الشرعية العملية المكتسب من أدلتها التفصيلية 
Fiqih secara etimologi adalah memahami, dan secara terminologi adalah ilmu tentang hukum-hukum syar'iyah yang bersifat amaliyah dan dikasab dari dalil-dalilnya yang bersifat tafsiliyah (Fathu al-Qarīb al-Mujīb : 3)

Menurut Syaikh Abi Yahya Zakariya al-Anshari :
وهو لغة الفهم واصطلاحا العلم بالأحكام الشرعية العملية المكتسب من أدلتها التفصيلية 
Fiqih secara etimologi adalah memahami, dan secara terminologi adalah ilmu tentang hukum-hukum syar’iyah yang bersifat amaliyah dan dikasab dari dalil-dalilnya yang bersifat tafsiliyah (Fathu al-Wahhāb bi Syarhi Minhāj al-Thullāb : 3)

Menurut Syaikh Sayid Alawi ibn Ahmad al-Saqafi :
فعلم الفقه علم بحكم شرعي عملي مكتسب من دليل تفصيلي 
Maka adapun Ilmu Fiqih adalah ilmu tentang hukum syar’i yang bersifat amali dan dikasab dari dalil yang bersifat tafsili (Majmu'ah Sab'ah Kutubin Mufidah : 7)

Menurut Syaikh Abdul Wahab Khallāf :
فعلم الفقه في الإصطلاح الشرعي هو العلم بالأحكام الشرعية العملية المكتسب من أدلتها التفصيلية أو هو مجموعة الأحكام الشرعية العملية المستفادة من أدلتها التفصيلية
Dan adapun ilmu fiqih dalam istilah syara : ilmu fiqih adalah ilmu tentang hukum-hukum syar'iyah yang bersifat amaliyah yang dikasab dari dalil-dalilnya yang bersifat tafsili. Atau ilmu fiqih ini adalah kumpulan hukum-hukum syar'iyah yang bersifat amaliyah yang difahami dari dalil-dalilnya yang bersifat tafsili. (Ilmu Ushul al-Fiqh Abd al-Wahab Khallāf Hal 11)

02 Maudhu Ilmu Fiqih

Menurut Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi
وموضوعه أفعال المكلفين من حيث عروض الأحكام التكليفية والوضعية لها 
Maudhu Ilmu Fiqh adalah perbuatan-perbuatan mukallaf ditinjau dari aspek bahwa datangnya hukum yang bersifat taklifi dan hukum yang bersifat wadh’i adalah untuk mukallaf (Nihayah al-Zain fi Irsyadi al-Mubtadi'īn alā Syarhi Qurrah al-‘Ain bi Muhimmah al-Din : 6)

Menurut Sayid Abu Bakr Syatha al-Dimyati :
فأما الأول فهو أفعال المكلفين من حيث عروض الأحكام لها 
maka adapun yang pertama (maksudnya maudhu) maka itu adalah perbuatan-perbuatan mukallaf ditinjau dari bahwa datangnya hukum-hukum adalah untuk mukallaf (I'anah al-Thalibīn alā Hilli Alfādzi Fathi al-Mu’īn : 1/14)

Menurut Syaikh Abi Yahya Zakariya al-Anshari :
وموضوعه أفعال المكلفين من حيث عروض الأحكام لها 
Maudhunya adalah perbuatan-perbuatan mukallafin ditinjau dari bahwa datangnya hukum-hukum adalah untuk mukallaf (Fathu al-Wahhāb bi Syarhi Minhāj al-Thullāb : 3)

Menurut Syaikh Abdul Wahab Khallāf :
موضوع البحث في علم الفقه هو فعل المكلف من حيث ما يثبت له من الأحكام الشرعية
Maudhu pembahasan pada ilmu fiqih adalah perbuatan mukallaf tentang perkara yang tetap baginya dari Hukum-hukum syar'iyah. (Ilmu Ushul al-Fiqh Abd al-Wahab Khallāf Hal 12)

03 Faedah Ilmu Fiqih

Menurut Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi :
وفائدته امتثال أوامر الله واجتناب مناهيه المحصلان للفوائد الدنيوية والأخروية وذلك كالبيع والشراء وكالصلاة 
Faedahnya adalah melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi perkara-perkara yang dilarang olehnya yang menghasilkan faedah yang bersifat duniawi dan ukhrawi. Dan demikian itu seperti : jual dan beli, dan seperti shalat (Nihayah al-Zain fi Irsyadi al-Mubtadi'īn alā Syarhi Qurrah al-‘Ain bi Muhimmah al-Din : 6)

Menurut Syaikh Zainuddin al-Malibari :
وفائدته امتثال أوامر الله واجتناب نواهيه 
Faedahnya adalah menuruti perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangannya (Fathu Al-Mu’īn bi Syarhi Qurrah al-Ain : 2)

Menurut Syaikh Abi Yahya Zakariya al-Anshari :
وفائدته امتثال أوامر الله تعالى واجتناب نواهيه المحصلان للفوائد الدنيوية والأخروية 
Faedahnya adalah menuruti perintah-perintah Allah Ta’ala dan menjauhi larangan-larangannya yang keduanya menghasilkan faedah-faedah duniawi dan ukhrawi (Fathu al-Wahhāb bi Syarhi Minhāj al-Thullāb : 3)

Menurut Syaikh Sayid Alawi ibn Ahmad al-Saqafi :
وفائدته امتثال أوامر الله تعالى واجتناب نواهيه 
Faedahnya adalah menuruti perintah-perintah Allah Ta’ala dan menjauhi larangan-larangannya (Majmu'ah Sab'ah Kutubin Mufidah : 7)

Menurut Syaikh Abdul Wahab Khallāf :
الغاية المقصودة من علم الفقه هي تطبيق الأحكام الشرعية على أفعال الناس وأقوالهم فالفقه هو مرجع القاضي في قضائه والمفتي في فتواه ومرجع كل مكلف لمعرفة الحكم الشرعي فيما يصدر عنه من أقوال وأفعال
Target pencapaian dari ilmu fiqih adalah tingkatan hukum-hukum syar'iyah terhadap perbuatan dan ucapan manusia. Pada tahapan selanjutnya fiqih ini menjadi rujukan seorang qadhi pada keputusannya dan mufti pada fatwanya juga rujukan setiap mukallaf untuk mengenali hukum syara pada perkara yang lahir darinya baik berupa ucapan maupun perbuatan. (Ilmu Ushul al-Fiqh Abd al-Wahab Khallāf Hal 14)

04 Fadhlu Ilmu Fiqih

Menurut Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi :
وفضله أنه من أشرف العلوم وهو من علوم الدين الشرعية 
Fadhlunya adalah bahwasanya fiqih adalah sebagian dari ilmu ilmu yang paling mulia dan fiqih termasuk ilmu agama yang bersifat syariat (Nihayah al-Zain fi Irsyadi al-Mubtadi'īn alā Syarhi Qurrah al-‘Ain bi Muhimmah al-Din : 6)

Menurut Sayid Abu Bakar Syatha al-Dimyati
وأما السادس فهو فوقانه على سائر العلوم لقوله صلى الله عليه وسلم من يرد الله به خيرا يفقه في الدين ولقوله صلى الله عليه وسلم اذا مررتم برياض الجنة فارتعوا قالوا وما رياض الجنة يا رسول الله قال حلق الذكر قال عطاء حلق الذكر هي مجالس الحلال والحرام كيف تشتري وكيف تصلي وكيف تزكي وكيف تحج وكيف تنكح وكيف تطلق وما أشبه ذلك والمراد معرفة كيفية الصلاة والزكاة والحج وذلك يكون بمعرفة أركانها وشروطها ومفسداتها اذ العبادة بغير معرفة ذلك غير صحيحة الخ 
Adapun yang keenam (maksudnya fadhluhu) maka ilmu fiqih posisinya di atas membawahi ilmu-ilmu yang lain, karena ada Sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam : “barangsiapa yang Allah menghendakinya lebih baik maka Allah akan menjadikannya orang yang faqih dalam agama”, dan karena ada Sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam : “jika kalian berjalan melewati riyadhul jannah maka bersinggahlah! para shahabat kemudian bertanya : “dan apakah gerangan yang dimaksud riyadhul jannah yaa Rasulallah?” Rasulullah menjawab : “halaqoh-halaqoh dzikir”. Atha telah berkata halaqoh-halaqoh dzikir adalah majelis-majelis yang membahas halal dan haram bagaimana cara anda membeli bagaimana cara anda shalat bagaimana cara anda menunaikan zakat bagaimana cara anda berhaji bagaimana cara anda menikah bagaimana cara anda menthalaq dan lain sebagainya, dan yang dimaksud adalah mengetahui tata cara shalat zakat dan haji, dan mengetahui hal-hal tersebut melalui proses pengenalan rukun-rukunnya, syarat-syaratnya dan hal-hal yang memfasadkannya. Karena ibadah dengan tanpa mengetahui hal-hal tersebut adalah ibadah yang tidak shahih. dst… (I'anah al-Thalibīn alā Hilli Alfādzi Fathi al-Mu’īn : 1/14)

05 Nisbat Ilmu Fiqih

Menurut Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi
ونسبته أنه فرع علم التوحيد 
Nisbatnya dengan ilmu lain adalah bahwasanya fiqih adalah cabang dari ilmu tauhid (Nihayah al-Zain fi Irsyadi al-Mubtadi'īn alā Syarhi Qurrah al-‘Ain bi Muhimmah al-Din : 6)

Menurut Sayid Abu Bakar Syatha al-Dimyati :
واما الخامس فهو المغايرة للعلوم 
Adapun yang kelima (maksudnya nisbatuhu) maka ilmu fiqih adalah ilmu yang saling berlainan dengan ilmu-ilmu yang selainnya (I'anah al-Thalibīn alā Hilli Alfādzi Fathi al-Mu’īn : 1/14)

06 Wadhi Ilmu Fiqih

Menurut Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi
والواضع له إجمالا الإمام أبو حنيفة النعمان بمعنى أنه أول مصنف فيه إلا باب التفليس والحجر والسبق والرمي فأول مصنف فيه إمامنا الشافعي 
Wadhinya ilmu fiqih secara ijmali adalah Imam Abu Hanifah al-Nu’man dengan pengertian bahwasanya beliau adalah mushanif pertama dalam ilmu fiqih kecuali bab التفليس bab الحجر bab السبق dan bab الرمي, maka mushanif pertamanya dalam hal itu adalah Imam kita Imam Syafii (Nihayah al-Zain fi Irsyadi al-Mubtadi'īn alā Syarhi Qurrah al-‘Ain bi Muhimmah al-Din : 6)

Menurut Sayid Abu Bakar Syatha al-Dimyati :
وأما الرابع فالأئمة المجتهدين 
Adapun yang keempat (maksudnya wadhiuhu) maka itu adalah para imam mujtahid (I'anah al-Thalibīn alā Hilli Alfādzi Fathi al-Mu’īn : 1/14)

07 Ismu Ilmu Fiqih
Menurut Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi :
واسمه علم الفقه وعلم الفروع 
Namanya adalah ilmu fiqih dan ilmu furu’ (Nihayah al-Zain fi Irsyadi al-Mubtadi'īn alā Syarhi Qurrah al-‘Ain bi Muhimmah al-Din : 6) 

08 Istimdad Ilmu Fiqih

Menurut Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi
ومأخذه من الكتاب والسنة والإجماع والقياس والإستصحاب والإستحسان والإستقراء والإقتران فإن هذه أدلة
ثم الإستحسان دليل ينقدح في نفس المجتهد كما استحسن إمامنا الشافعي التحليف على المصحف فإنه أبلغ في الزجر 
Istimdadnya adalah dari Kitab Al-Qur’an, Al-Sunnah, ijma, qiyas, istishab, istihsan, istiqra, dan iqtiron. karena ini semua merupakan dalil-dalil. Kemudian istihsan merupakan dalil mencela dalam hati mujtahid sebagaimana telah beristihsan Imamuna Syafii pada permasalahan sumpah di atas AlQur’an karena sesungguhnya itu lebih dahsyat dalam hal pencegahan (Nihayah al-Zain fi Irsyadi al-Mubtadi'īn alā Syarhi Qurrah al-‘Ain bi Muhimmah al-Din : 6) 

Menurut Syaikh Zainuddin al-Malibari :
واستمداده من الكتاب والسنة والإجماع والقياس 
Istimdadnya adalah dari Kitabullah, Sunnah, Ijma dan qiyas (Fathu Al-Mu’īn bi Syarhi Qurrah al-Ain)

Menurut Syaikh Abi Yahya Zakariya al-Anshari :
واستمداده من الكتاب والسنة والإجماع والقياس وسائر الأدلة المعروفة 
Istimdadnya adalah dari Kitabullah, Sunnah, Ijma, Qiyas dan dalil-dalil lainnya yang sudah populer (Fathu al-Wahhāb bi Syarhi Minhāj al-Thullāb : 3) 

09 Hukum Ilmu Fiqih

Menurut Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi :
وحكم الشارع في تعلمه الوجوب العيني فيما يلتبس به الشخص والكفائي في غير ذلك 
Hukum syara dalam mempelajarinya adalah wajib ain pada perkara yang seseorang biasa melakukannya dan wajib kifayah pada perkara selain itu (Nihayah al-Zain fi Irsyadi al-Mubtadi'īn alā Syarhi Qurrah al-‘Ain bi Muhimmah al-Din : 6)

Menurut Sayid Abu Bakar Syatha al-Dimyati :
وأما الثاني فهو الوجوب العيني أو الكفائي 
Adapun yang kedua (maksudnya hukmuhu) maka hukumnya adalah wajib yang bersifat ainiyah atau kifayah (I'anah al-Thalibīn alā Hilli Alfādzi Fathi al-Mu’īn :1/14) 

10 Masalah Ilmu Fiqih

Menurut Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi
ومسائله قضاياه التي يبحث فيه عنها كزكاة التجارة واجبة والحلف بغير الله مكروه وزيارة القبور مستحبة والأكل لا بقصد شيء مباح 
Masalah-masalahnya adalah qadhiyah-qadhiyahnya yang dibahas di dalam ilmu tersebut. Seperti : zakat tijaroh hukumnya adalah wajib, bersumpah dengan selain Allah hukumnya adalah makruh, ziyaroh qubur hukumnya adalah mustahab, makan tanpa bermaksud apa-apa hukumnya adalah mubah (Nihayah al-Zain fi Irsyadi al-Mubtadi'īn alā Syarhi Qurrah al-‘Ain bi Muhimmah al-Din : 6)

Menurut Sayid Abu Bakar Syatha al-Dimyati :
وأما الثالث فهو القضايا كالنية واجبة والوضوء شرط لصحة الصلاة ودخول الوقت سبب لها 
Adapun yang ketiga (maksudnya masailuhu) maka itu adalah qodhiyah-qadhiyahnya seperti : niat adalah wajib, wudhu adalah salah satu syarat untuk sahnya shalat, masuk waktu adalah salah satu sebab wajibnya shalat (I'anah al-Thalibīn alā Hilli Alfādzi Fathi al-Mu’īn : 1/14)

Daftar Pustaka

Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi. Nihayah al-Zain fi Irsyadi al-Mubtadi'īn alā Syarhi Qurrah al-‘Ain bi Muhimmah al-Din. 
Syaikh Zainuddin al-Malibari. Fathu Al-Mu’īn bi Syarhi Qurrah al-Ain. 
Sayid Abu Bakar Syatha al-Dimyati. I'anah al-Thalibīn alā Hilli Alfādzi Fathi al-Mu’īn.
Syaikh Muhammad al-Ghazi. Fathu al-Qarīb al-Mujīb.
Syaikh Abi Yahya Zakariya al-Anshari. Fathu al-Wahhāb bi Syarhi Minhāj al-Thullāb
Syaikh Sayid Alawi ibn Ahmad al-Saqafi. Majmu'ah Sab'ah Kutubin Mufidah.
Syaikh Abdul Wahab Khallaf. Ilmu Ushul al-Fiqh

3 komentar

Terima kasih telah ikut berpartisifasi
Komentar anda akan segera kami balas

EmoticonEmoticon