Mustahiq Zakat - Miskin - BAITUSSALAM

Mustahiq Zakat - Miskin

8 Mustahiq Zakat - Miskin | Gharim | Riqab ('Abid Mukatab) | Mu'allaf | Ibnu Sabil | Sabilillah | Amil Zakat | Faqir

Mustahiq Zakat - Syafi'iyah

الأم للإمام محمد الشافعي ج ٢ ص ٧٧
ﻗﺎﻝ اﻟﺸﺎﻓﻌﻲ  ﻗﺎﻝ اﻟﻠﻪ ﺗﺒﺎﺭﻙ ﻭﺗﻌﺎﻟﻰ : ﺇﻧﻤﺎ اﻟﺼﺪﻗﺎﺕ ﻟﻠﻔﻘﺮاء ﻭاﻟﻤﺴﺎﻛﻴﻦ ﻭاﻟﻌﺎﻣﻠﻴﻦ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻭاﻟﻤﺆﻟﻔﺔ ﻗﻠﻮﺑﻬﻢ ﻭﻓﻲ اﻟﺮﻗﺎﺏ ﻭاﻟﻐﺎﺭﻣﻴﻦ ﻭﻓﻲ ﺳﺒﻴﻞ اﻟﻠﻪ ﻭاﺑﻦ اﻟﺴﺒﻴﻞ - اﻟﺘﻮﺑﺔ ٦٠ - ﻓﺄﺣﻜﻢ اﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ ﻓﺮﺽ اﻟﺼﺪﻗﺎﺕ ﻓﻲ ﻛﺘﺎﺑﻪ ﺛﻢ ﺃﻛﺪﻫﺎ ﻓﻘﺎﻝ : ﻓﺮﻳﻀﺔ ﻣﻦ اﻟﻠﻪ - اﻟﺘﻮﺑﺔ: ٦٠ - ﻗﺎﻝ ﻭﻟﻴﺲ ﻷﺣﺪ ﺃﻥ ﻳﻘﺴﻤﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﻏﻴﺮ ﻣﺎ ﻗﺴﻤﻬﺎ اﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ ﻋﻠﻴﻪ ﺫﻟﻚ ﻣﺎ ﻛﺎﻧﺖ اﻷﺻﻨﺎﻑ ﻣﻮﺟﻮﺩﺓ
Telah berkata Imam Syafi'i telah berfirman Allah Tabaroka Wa Ta'ala : "Sesungguhnya shadaqoh zakat adalah hanya untuk orang-orang faqir, orang-orang miskin, amilin terhadap zakat, mu'allafah hatinya, fi ar-riqob ('abid mukatab), orang-orang gharim, fi sabilillah, ibnu sabil." - At-Taubah Ayat 60 - Maka Allah telah menghukumi kefardhuan shadaqoh di dalam KitabNya, kemudian Allah menguatkannya. Kemudian berfirman : "suatu kefardhuan dari Allah". - At-Taubah Ayat 60 - Telah berkata Imam Syafi'i : "dan tidaklah bagi seseorang membagikannya kepada selain perkara yang Allah Azza wa Jalla telah membagikannya terhadapnya. Itu semua selagi keberadaan ashnaf tersebut itu ada.[1]

فتح القريب المجيب للإمام ابن قاسم الغازي
ﻭﺗﺪﻓﻊ اﻟﺰﻛﺎﺓ ﺇﻟﻰ اﻷﺻﻨﺎﻑ اﻟﺜﻤﺎﻧﻴﺔ اﻟﺬﻳﻦ ﺫﻛﺮﻫﻢ اﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻓﻲ ﻛﺘﺎﺑﻪ اﻟﻌﺰﻳﺰ ﻓﻲ ﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ: ﺇﻧﻤﺎ اﻟﺼﺪﻗﺎﺕ ﻟﻠﻔﻘﺮاء ﻭاﻟﻤﺴﺎﻛﻴﻦ ﻭاﻟﻌﺎﻣﻠﻴﻦ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻭاﻟﻤﺆﻟﻔﺔ ﻗﻠﻮﺑﻬﻢ ﻭﻓﻲ اﻟﺮﻗﺎﺏ ﻭاﻟﻐﺎﺭﻣﻴﻦ ﻭﻓﻲ ﺳﺒﻴﻞ اﻟﻠﻪ ﻭاﺑﻦ اﻟﺴﺒﻴل - اﻟﺘﻮﺑﺔ ٦٠ - ﻫﻮ ﻇﺎﻫﺮ ﻏﻨﻲ ﻋﻦ اﻟﺸﺮﺡ ﺇﻻ ﻣﻌﺮﻓﺔ اﻷﺻﻨﺎﻑ اﻟﻤﺬﻛﻮﺭﺓ
Zakat diberikan kepada ashnaf yang 8 yaitu orang-orang yang Allah telah menuturkannya di dalam Kitabihi Al-Aziz pada Firmannya : "Sesungguhnya shadaqoh zakat adalah hanya untuk orang-orang faqir, orang-orang miskin, amilin terhadap zakat, mu'allafah hatinya, fi ar-riqob ('abid mukatab), orang-orang gharim, fi sabilillah, ibnu sabil. - At-Taubah Ayat 60 - Itu dzohir tidak butuh penjelasan, kecuali penjelasan pengenalan ashnaf  yang telah dituturkan.[2]

Miskin - Syafi'iyah

فتح المعين للشيخ زين الدين المليباري ص ٥٢
ﻭاﻟﻤﺴﻜﻴﻦ: ﻣﻦ ﻗﺪﺭ ﻋﻠﻰ ﻣﺎﻝ ﺃﻭ ﻛﺴﺐ ﻳﻘﻊ ﻣﻮﻗﻌﺎ ﻣﻦ ﺣﺎﺟﺘﻪ ﻭﻻ ﻳﻜﻔﻴﻪ ﻛﻤﻦ ﻳﺤﺘﺎﺝ ﻟﻌﺸﺮﺓ ﻭﻋﻨﺪﻩ ﺛﻤﺎﻧﻴﺔ ﻭﻻ ﻳﻜﻔﻴﻪ اﻟﻜﻔﺎﻳﺔ اﻟﺴﺎﺑﻘﺔ ﻭﺇﻥ ﻣﻠﻚ ﺃﻛﺜﺮ ﻣﻦ ﻧﺼﺎﺏ ﺣﺘﻰ ﺃﻥ ﻟﻹﻣﺎﻡ ﺃﻥ ﻳﺄﺧﺬ ﺯﻛﺎﺗﻪ ﻭﻳﺪﻓﻌﻬﺎ ﺇﻟﻴﻪ ﻓﻴﻌﻄﻰ ﻛﻞ ﻣﻨﻬﻤﺎ ﺇﻥ ﺗﻌﻮﺩ ﺗﺠﺎﺭﺓ ﺭﺃﺱ ﻣﺎﻝ ﻳﻜﻔﻴﻪ ﺭﺑﺤﻪ ﻏﺎﻟﺒﺎ ﺃﻭ ﺣﺮﻓﺔ ﺁﻟﺘﻬﺎ ﻭﻣﻦ ﻟﻢ ﻳﺤﺴﻦ ﺣﺮﻓﺔ ﻭﻻ ﺗﺠﺎﺭﺓ ﻳﻌﻄﻰ ﻛﻔﺎﻳﺔ اﻟﻌﻤﺮ اﻟﻐﺎﻟﺐ. ﻭﺻﺪﻕ ﻣﺪﻋﻲ ﻓﻘﺮ ﻭﻣﺴﻜﻨﺔ ﻭﻋﺠﺰ ﻋﻦ ﻛﺴﺐ ﻭﻟﻮ ﻗﻮﻳﺎ ﺟﻠﺪا ﺑﻼ ﻳﻤﻴﻦ
Miskin : Orang yang mampu terhadap harta atau kasab yang menempati tempat dari kebutuhannya dan tidak mencukupkannya, seperti orang yang membutuhkan terhadap 10 dan padanya ada 8. Dan tidak mencukupkan terhadap kifayah yang telah mendahului, sekalipun memiliki lebih banyak dari nishab. Sehingga sesungguhnya boleh bagi imam mengambil zakat orang tersebut dan memberikan zakat tersebut kepada orang tersebut. Maka boleh diberi masing-masing dari faqir dan miskin yang biasa berdagang, modal harta yang bisa mencukupkan terhadapnya labanya secara keghaliban. Atau terhadap seorang pekerja, alat kerjanya. Dan orang yang tidak bagus kerjanya atau tidak bisa berdagang, boleh diberi biaya untuk memenuhi kifayah umur ghalibnya. Dan dibenarkan orang yang mengaku faqir dan miskin serta tidak mampu dari kasab sekalipun kelihatan tampilan kulitnya perkasa tanpa disumpah.[3]

كاشفة السجا للشيخ محمد نووي الجاوي ص ٦
والثاني مسكين وهو من قدر على مال أو كسب أو عليهما معا يسد كل منهما أو مجموعهما من جوعته مسدا بحيث يبلغ النصف فأكثر ولا يكفيه كمن يحتاج الى عشرة ولا يملك أو لا يكتسب إلا خمسة أو تسعة ولا يكفيه إلا عشرة ويمنع فقر الشخص ومسكنته كفايته بنفقة الزوج أو القريب الذي يجب الإنفاق عليه كأب وجد لا نحو عم وكذا اشتغاله بنوافل والكسب يمنعه منها فإنه يكون غنيا ولا يمنع ذلك اشتغاله بعلم شرعي أو علم ألات والكسب يمنعه لأنه فرض كفاية اذا كان زائدا على علم الحالات وإلا فهو فرض عين كما بين ذلك شيخنا أحمد النحراوي ولا يمنع ذلك أيضا مسكنه وخادمه وثياب وكتب له يحتاجها مال له غائب بمرحلتين أو مؤجل فيعطى ما يكفيه الى أن يصل ماله أو يحل الأجل لأنه الآن فقير أو مسكين
Nomor 2 adalah miskin. Miskin adalah :
  • Orang yang mampu atas harta, atau
  • Orang yang mampu atas kasab, atau 
  • Orang yang mampu atas harta beserta kasab
dan tidak menutupi masing-masing dari : 
  • harta, atau
  • kasab, atau 
  • kumpulan dari harta dan kasab 
dari kelaparannya, dengan standar menutupi : sekira mencapai terhadap setengah atau lebih banyak dan tidak mencukupkan setengah atau lebih banyak tersebut terhadapnya. 
Seperti : orang yang butuh terhadap 10 dan dia tidak memiliki atau tidak mampu mengkasab kecuali terhadap 5 atau 9 dan tidak mencukupkan terhadapnya kecuali 10.
Mencegah terhadap status kefaqiran seseorang dan kemiskinannya :
  • kifayahnya dengan menafkahi suami atau kerabat yang wajib nafkah kepadanya seperti ayah dan kakek. Tidak seumpama paman. 
  • Dan sepertihalnya kifayah, terfokuskannya dia terhadap perkara-perkara sunat dan kasab mencegahnya dari terfokuskan terhadap perkara-perkara sunat tersebut. 
Maka sesungguhnya dia statusnya adalah ghany/kaya.

Tidak mencegah terhadap status kefaqiran dan kemiskinan : 
  • Terfokuskannya terhadap ilmu syar'i atau ilmu alat. Dan kasab mencegahnya terfokus terhadap ilmu syar'i atau ilmu alat. Karena fokus terhadap ilmu tersebut hukumnya adalah fardhu kifayah jika keadaannya melebihi terhadap ilmu al-haalaat. Jika tidak melebihi, maka hukumnya adalah fardhu ain. Sebagaimana penjelasan yang telah menjelaskannya Syaikhuna Ahmad An-Nahrowi.
Dan tidak mencegah juga terhadap status kefaqiran dan kemiskinan : 
  • Rumahnya
  • Pembantunya
  • Pakaiannya
  • Kitab-kitabnya
Yang bagi dia, dia butuh terhadap semua itu harta miliknya yang ghaib dengan seukuran waktu tempuh 2 marhalah atau harta yang ditangguhkan. Maka dia boleh diberi seukuran perkara yang mencukupkan terhadapnya untuk sampai terhadap hartanya atau sampai menjadi jatuh temponya. Karena dia saat ini statusnya adalah faqir atau miskin.[4]

Miskin - Perbandingan Madzhab : Syafi'iyah, Hanabilah, Hanafiyah, Malikiyah.
الفقه الإسلام وأدلته للشيخ وهبه الزهيلي
فالفقير عند الشافعية والحنابلة: أسوأ حالاً من المسكين
_______
ودليلهم على أن الفقير أسوأ حالاً من المسكين : بداءة الله تعالى بذكر الفقراء، وإنما يبدأ عادة بالأهم فالأهم. وقال تعالى: أما السفنية فكانت لمساكين يعملون في البحر - الكهف : ٧٩ / ١٨ - فأخبر أن لهم سفينة يعملون فيها، وقد سأل النبي المسكنة واستعاذ من الفقر، فقال : اللهم أحيني مسكيناً، وأمتني مسكيناً، واحشرني في زمرة المساكين - رواه الترمذي - ولا يجوز أن يسأل شدة الحاجة، ويستعيذ من حالة أصلح منها. ولأن الفقير هو المفقور لغة : وهو الذي نزعت فقرة من فقار ظهره، فانقطع صلبه
وقال الحنفية والمالكية: المسكين أسوأ حالاً من الفقير، كما نقل عن بعض أئمة اللغة، ولقوله تعالى: أو مسكيناً ذا متربة - البلد : ١٦ / ٩٠ - أي ألصق جلده بالتراب ليواري به جسده، مما يدل على غاية الضرر والشدة، ولأن المسكين : هو الذي يسكن حيث يحل، لأنه لا مسكن له، مما يدل على شدة الضرر والبؤس
Maka faqir menurut Syafi'iyah dan Hanabilah adalah lebih buruk situasinya daripada miskin.
Dalil mereka terhadap bahwasanya faqir lebih buruk situasinya daripada miskin adalah 
  • Memulainya Allah Ta'ala dengan menuturkan fuqoro. Dan tentunya dimulai kebiasaan dengan yang lebih penting kemudian yang lebih penting berikutnya. 
  • Allah Ta'ala berfirman :
أما السفنية فكانت لمساكين يعملون في البحر - الكهف ١٧/٧٩
"Adapun perahu itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut."
Maka Allah memberikan kabar bahwasanya bagi mereka ada perahu yang mereka bekerja padanya. 
  • Nabi SAW pernah bertanya kepada orang miskin dan dia memohon perlindungan kepada Allah dari kefaqiran :
اللهم أحيني مسكيناً، وأمتني مسكيناً، واحشرني في زمرة المساكين
"Ya Allah hidupkanlah aku dalam keadaan miskin, matikanlah aku dalam keadaan miskin dan kumpulkanlah aku di Yaumal Mahsyar di golongan orang-orang miskin"
Dan dia tidak boleh : meminta kemiskinan dalam keadaan sangat membutuhkan dan dia memohon perlindungan kepada Allah dari situasi yang lebih baik dari itu. 
  • Karena sesungguhnya فقير adalah :
هو المفقور لغة : وهو الذي نزعت فقرة من فقار ظهره، فانقطع صلبه
"فقير adalah المفقور secara bahasa, yaitu orang yang dicabut salah satu tulang punggung dari tulang-tulang punggungnya maka putuslah tulang rusuknya."

Dan telah berkata Hanafiyah dan Malikiyah : miskin lebih buruk situasinya dari faqir : 
  • Sebagaimana telah dinuqil dari sebagian para imam ahli bahasa. 
  • Karena ada Firman Allah :
أو مسكيناً ذا متربة - البلد : ١٦ / ٩٠
"Atau orang miskin yang bertanah (menempelkan kulitnya pada tanah untuk menutupi dengannya terhadap jasadnya)"
adalah dari sebagian dalil yang menunjukan terhadap penghabisan kemadharatan dan kepayahan.

  •  Karena miskin adalah :

هو الذي يسكن حيث يحل، لأنه لا مسكن له
"miskin adalah orang yang يسكن / menetap dimanapun dia singgah karena dia tidak memiliki مسكن / tempat menetap."
Adalah dari sebagian dalil yang menunjukan terhadap sangatnya kemadharatan dan kesengsaraan.[5]


Sumber :
[1] Imam Muhammad Asy-Syafi'i. Al-Umm Jilid 2 Hal 77
[2] Imam Ibnu Qasim Al-Ghazi. Fath Al-Qarib Al-Mujib ala At-Taqrib Hal 25
[3] Syaikh Zainuddin Al-Malibari. Fath Al-Muin bi Syarh Qurroh Al-Ain Hal 52
[4] Syaikh Muhammad Nawawi Al-Jawi. Kasyifah As-Saja fi Syarh Safinah An-Naja Hal 6
[5] Syaikh Wahbah Az-Zuhaili. Al-Fiqh Al-Islami Wa Adillatuh Jilid 3 Hal 1952-1953

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah ikut berpartisifasi
Komentar anda akan segera kami balas