Syarat Wajib & Syarat Sah Shalat - 4 Madzhab - BAITUSSALAM

Syarat Wajib & Syarat Sah Shalat - 4 Madzhab

Syarat Wajib & Syarat Sah Shalat - 4 Madzhab : Syafi'i Hanafi Maliki Hanbali

Madzhab Syafi’I

اﻟﺸﺎﻓﻌﻴﺔ: ﻗﺴﻤﻮا ﺷﺮﻭﻁ اﻟﺼﻼﺓ ﺇﻟﻰ ﻗﺴﻤﻴﻦ ﻓﻘﻂ: ﺷﺮﻭﻁ ﻭﺟﻮﺏ، ﻭﺷﺮﻭﻁ ﺻﺤﺔ، ﺃﻣﺎ ﺷﺮﻭﻁ اﻟﻮﺟﻮﺏ ﻋﻨﺪﻫﻢ ﻓﻬﻲ ﺳﺘﺔ؛ ﺑﻠﻮﻍ ﺩﻋﻮﺓ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ، ﻭاﻹﺳﻼﻡ، ﻓﺎﻟﻜﺎﻓﺮ ﻻ ﺗﺠﺐ ﻋﻠﻴﻪ اﻟﺼﻼﺓ ﻋﻨﺪ ﻟﻠﺸﺎﻓﻌﻴﺔ، ﻭﻣﻊ ﺫﻟﻚ ﻓﻬﻮ ﻳﻌﺬﺏ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻋﺬاﺑﺎ ﺯاﺋﺪا ﻋﻠﻰ ﻋﺬاﺏ اﻟﻜﻔﺮ، ﻭﻣﻦ اﺭﺗﺪ ﻋﻦ اﻹﺳﻼﻡ ﻓﺈﻥ اﻟﺼﻼﺓ ﺗﺠﺐ ﻋﻠﻴﻪ؛ ﻷﻧﻪ ﻣﺴﻠﻢ ﺑﺎﻋﺘﺒﺎﺭ ﺣﺎﻟﺘﻪ اﻷﻭﻟﻰ، ﻭاﻟﻌﻘﻞ ﻭاﻟﺒﻠﻮﻍ، ﻭاﻟﻨﻘﺎء ﻣﻦ ﺩﻡ اﻟﺤﻴﺾ ﻭاﻟﻨﻔﺎﺱ: ﻭﺳﻼﻣﺔ اﻟﺤﻮاﺱ، ﻭﻟﻮ اﻟﺴﻤﻊ، ﺃﻭ اﻟﺒﺼﺮ ﻓﻘﻂ
Mereka membagi syarat-syarat shalat menjadi 2 bagian saja :
  1. Syarat wajib shalat
  2. Syarat sah shalat
Syarat wajib shalat menurut mereka ada 6 :
  1. Sampainya dakwah Nabi Muhammad SAW. 
  2. Islam. Maka orang kafir tidak wajib kepadanya shalat menurut Syafi'iyah. Beserta itu, maka dia akan diadzab sebab shalat dengan adzab tambahan atas adzab kekufurannya. Dan barangsiapa murtad dari islam maka sesungguhnya shalat itu wajib kepadanya karena dia itu muslim dengan memperhitungkan statusnya yang pertama.
  3. Berakal
  4. Baligh
  5. Bersih dari haidh dan nifas
  6. Selamatnya panca indera, sekalipun pendengaran saja atau penglihatan saja.
Lebih jelas > Syarat Wajib Shalat Madzhab Syafi'i
Syarat Sah Shalat :
فَصْلٌ - شُرُوْطُ الصَّلَاةِ ثَمَانِيَّةٌ طَهَارَةُ الْحَدَثَيْنِ وَالطَّهَارَةُ عَنِ النَّجَاسَةِ فِي الثَّوْبِ وَالْبَدَنِ وَالْمَكَانِ وَسَتْرُ الْعَوْرَةِ وَاسْتِقْبَالُ الْقِبْلَةِ وَدُخُوْلُ الْوَقْتِ وَالْعِلْمُ بِفَرْضِيَّتِهَا وَأَنْ لَا يَعْتَقِدَ فَرْضًا مِنْ فُرُوْضِهَا سُنَّةً وَاجْتِنَابُ الْمُبْطِلَاتِ
Fashl - Syarat Sah Shalat Ada 8 :
  1. Suci dari hadats besar dan hadats kecil.
  2. Suci dari najis : badannya, pakaiannya dan tempat shalatnya.
  3. Menutup aurat.
  4. Menghadap qiblat.
  5. Sudah masuk waktu shalat.
  6. Mengetahui akan (hukum) kepardhuan shalat tersebut.
  7. Tidak mengi’tiqadkan sunat terhadap salah satu fardhu (rukun) dari antara fardhu-fardhunya (rukun-rukun shalatnya)
  8. Menjauhi segala sesuatu yang dapat membatalkan shalat. 
Lebih jelas > Syarat Sah Shalat Madzhab Syafi'i

Madzhab Hanafi

اﻟﺤﻨﻔﻴﺔ - ﻗﺴﻤﻮا ﺷﺮﻭﻁ اﻟﺼﻼﺓ ﺇﻟﻰ ﻗﺴﻤﻴﻦ: ﺷﺮﻭﻁ ﻭﺟﻮﺏ، ﻭﺷﺮﻭﻁ ﺻﺤﺔ، ﻛﺎﻟﺸﺎﻓﻌﻴﺔ. ﺃﻣﺎ ﺷﺮﻭﻁ اﻟﻮﺟﻮﺏ ﻋﻨﺪﻫﻢ، ﻓﻬﻲ ﺧﻤﺴﺔ: ﺑﻠﻮﻍ ﺩﻋﻮﺓ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ، ﻭاﻹﺳﻼﻡ، ﻭاﻟﻌﻘﻞ ﻭاﻟﺒﻠﻮﻍ، ﻭاﻟﻨﻘﺎء ﻣﻦ اﻟﺤﻴﺾ ﻭاﻟﻨﻔﺎﺱ، ﻭﻛﺜﻴﺮ ﻣﻦ اﻟﺤﻨﻔﻴﺔ ﻟﻢ ﻳﺬﻛﺮ ﺑﻠﻮﻍ اﻟﺪﻋﻮﺓ اﻛﺘﻔﺎء ﺑﺎﺷﺘﺮاﻁ اﻹﺳﻼﻡ، ﻭﺃﻣﺎ ﺷﺮﻭﻁ اﻟﺼﺤﺔ ﻓﻬﻲ ﺳﺘﺔ: ﻃﻬﺎﺭﺓ اﻟﺒﺪﻥ ﻣﻦ اﻟﺤﺪﺙ ﻭاﻟﺨﺒﺚ، ﻭﻃﻬﺎﺭﺓ اﻟﺜﻮﺏ ﻣﻦ اﻟﺨﺒﺚ، ﻭﻃﻬﺎﺭﺓ اﻟﻤﻜﺎﻥ ﻣﻦ اﻟﺨﺒﺚ، ﻭﺳﺘﺮ اﻟﻌﻮﺭﺓ، ﻭاﻟﻨﻴﺔ، ﻭاﺳﺘﻘﺒﺎﻝ اﻟﻘﺒﻠﺔ، ﻓﺰاﺩﻭا ﻓﻲ ﺷﺮﻭﻁ اﻟﻮﺟﻮﺏ: اﻹﺳﻼﻡ ﻛﺎﻟﺸﺎﻓﻌﻴﺔ اﻻ ﺃﻧﻬﻢ ﻗﺎﻟﻮا: ﺇﻥ اﻟﻜﺎﻓﺮ ﻻ ﻳﻌﺬﺏ ﻋﻠﻰ ﺗﺮﻛﻬﺎ ﻋﺬاﺑﺎ ﺯاﺋﺪا ﻋﻠﻰ ﻋﺬاﺏ اﻟﻜﻔﺮ ﻣﻄﻠﻘﺎ، ﻭﻳﻈﻬﺮ ﺃﻥ ﻣﺴﺄﻟﺔ ﺗﻌﺬﻳﺐ اﻟﻜﺎﻓﺮ ﻋﺬاﺑﺎ ﺯاﺋﺪا ﻋﻠﻰ ﻋﺬاﺏ اﻟﻜﻔﺮ ﻣﺴﺄﻟﺔ ﻧﻈﺮﻳﺔ ﻏﻴﺮ ﻋﻤﻠﻴﺔ. ﻷﻥ ﻋﺬاﺏ اﻟﻜﻔﺮ ﺃﺷﺪ ﺃﻧﻮاﻉ اﻟﻌﺬاﺏ، ﻓﻜﻞ ﻋﺬاﺏ ﻳﺘﺼﻮﺭ ﻓﻬﻮ ﺩﻭﻧﻪ، ﻓﻬﻮ ﺇﻣﺎ ﺩاﺧﻞ ﻓﻴﻪ، ﻭﺇﻣﺎ ﺃﻗﻞ ﻣﻨﻪ، ﻭﺯاﺩﻭا اﻟﻨﻴﺔ، ﻓﻼ ﺗﺼﺢ اﻟﺼﻼﺓ ﺑﻐﻴﺮ ﻧﻴﺔ، ﻟﻘﻮﻟﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: "ﺇﻧﻤﺎ اﻷﻋﻤﺎﻝ ﺑﺎﻟﻨﻴﺎﺕ" ﻭﻷﻧﻪ ﺑﺎﻟﻨﻴﺔ ﺗﺘﻤﻴﺰ اﻟﻌﺒﺎﺩاﺕ ﻋﻦ اﻟﻌﺎﺩاﺕ، ﻭﺗﺘﻤﻴﺰ اﻟﻌﺒﺎﺩاﺕ ﺑﻌﻀﻬﺎ ﻋﻦ ﺑﻌﺾ؛ ﻭﻭاﻓﻖ اﻟﺤﻨﺎﺑﻠﺔ ﻋﻠﻰ ﻋﺪﻫﺎ ﺷﺮﻃﺎ، ﻭﺟﻌﻠﻬﺎ اﻟﺸﺎﻓﻌﻴﺔ ﺭﻛﻨﺎ، ﻭﻛﺬا اﻟﻤﺎﻟﻜﻴﺔ ﻋﻠﻰ اﻟﻤﺸﻬﻮﺭ، ﻛﻤﺎ ﻳﺄﺗﻲ ﻓﻲ "ﺃﺭﻛﺎﻥ اﻟﺼﻼﺓ" ﻭﻗﺪ ﻋﺮﻓﺖ ﻣﻤﺎ ﻗﺪﻣﻨﺎﻩ ﻟﻚ ﻓﻲ "ﻣﺒﺤﺚ اﻟﻨﻴﺔ" اﻟﻔﺮﻕ ﺑﻴﻦ اﻟﺸﺮﻁ ﻭاﻟﺮﻛﻦ ﻭﺃﻥ ﻛﻼ ﻣﻨﻬﻤﺎ ﻻ ﻳﺼﺢ اﻟﺸﻲء اﻻ ﺑﻪ ﻓﻼ ﺗﺼﺢ اﻟﺼﻼﺓ اﻻ ﺑﺎﻟﻨﻴﺔ ﺑﺎﺗﻔﺎﻕ اﻷﺋﻤﺔ اﻷﺭﺑﻌﺔ، ﺃﻣﺎ ﻛﻮﻥ اﻟﻨﻴﺔ ﺷﺮﻃﺎ ﺗﺘﻮﻗﻒ ﻋﻠﻴﻪ اﻟﺼﻼﺓ، ﻣﻊ ﻛﻮﻧﻪ ﺧﺎﺭﺟﺎ ﻋﻦ ﺣﻘﻴﻘﺘﻬﺎ، ﺃﻭ ﺭﻛﻨﺎ ﺗﺘﻮﻗﻒ ﻋﻠﻴﻪ اﻟﺼﻼﺓ، ﻭﻫﻮ ﺟﺰء ﻣﻦ ﺣﻘﻴﻘﺘﻬﺎ، ﻓﺘﻠﻚ ﻣﺴﺄﻟﺔ ﺗﺨﺘﺺ ﺑﻄﺎﻟﺐ اﻟﻌﻠﻢ اﻟﺬﻱ ﻳﺮﻳﺪ ﺃﻥ ﻳﻌﺮﻑ ﺩﻗﺎﺋﻖ اﻷﻣﻮﺭ اﻟﻨﻈﺮﻳﺔ.
ﻫﺬا، ﻭﻟﻢ ﻳﺬﻛﺮ اﻟﺤﻨﻔﻴﺔ ﺩﺧﻮﻝ اﻟﻮﻗﺖ ﻓﻲ ﺷﺮﻭﻁ اﻟﻮﺟﻮﺏ ﻭﻻ ﻓﻲ ﺷﺮﻭﻁ اﻟﺼﺤﺔ، ﻭﺫﻟﻚ ﻷﻧﻬﻢ ﻳﻘﻮﻟﻮﻥ: ﺇﻧﻪ ﺷﺮﻁ ﻟﺼﺤﺔ اﻷﺩاء ﻻ ﻟﻨﻔﺲ اﻟﺼﻼﺓ، ﻛﻤﺎ ﻣﺮ ﻓﻲ اﻟﺘﻴﻤﻢ، ﻭﺳﻴﺄﺗﻲ ﻓﻲ ﻣﺒﺤﺚ ﺩﺧﻮﻝ اﻟﻮﻗﺖ
Mereka membagi syarat - syarat shalat menjadi 2 bagian :
  1. Syarat wajib shalat
  2. Syarat sah shalat
Seperti Syafi'iyah.

Syarat Wajib Shalat :
  1. Sampainya dakwah Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam
  2. Islam
  3. Berakal
  4. Baligh
  5. Suci dari haidh dan nifas
Banyak dari Hanafiyah yang tidak menyebutkan sampainya dakwah, karena menganggap cukup dengan disyaratkannya Islam.
Syarat Sah Shalat :
  1. Suci badan dari hadats dan khubuts
  2. Suci pakaian dari khubuts
  3. Suci tempat shalat dari khubuts
  4. Menutup aurat
  5. Niat
  6. Menghadap qiblat
Maka mereka menambahkan :
  • Pada syarat wajib shalat terhadap point islam seperti Syafi'iyah. Akan tetapi Hanafiyah berkata : sesungguhnya kafir tidak diadzab atas peninggalan shalat sebagai adzab tambahan atas adzab kekufuran secara muthlaq. Dan dzohir bahwasanya masalah diadzabnya kafir dengan adzab tambahan atas adzab kekufuran adalah merupakan masalah nadzoriyah bukan masalah amaliyah. Karena sesungguhnya adzab kekufuran adalah paling sangatnya jenis adzab. Maka setiap adzab yang bisa diimajinasikan levelnya adalah di bawahnya, bisa termasuk darinya atau yang lebih kurang darinya.
  • Niat pada syarat sah. Maka tidak shalat tanpa adanya niat. Berdasarkan Sabda Rasulullah SAW : "sesungguhnya amal-amal berdasarkan niat". Dan karena sesungguhnya dengan niat menjadi terbedakan ibadah-ibadah dari adat kebiasaan. Dan menjadi terbedakan ibadah-ibadah sebagian dari sebagian lainnya. Dan Hanabilah muwafaqah terhadap menghitungnya sebagai syarat. Dan Syafi'iyah menjadikannya rukun, begitu juga Malikiyah menurut pendapat masyhurnya sepertihalnya penjelasan yang akan datang pada rukun shalat. Dan anda telah mengetahui dari penjelasan yang kami telah mendahulukannya untuk anda pada tempat pembahasan niat terhadap perbedaan antara syarat dan rukun. Dan bahwasanya masing-masing dari keduanya tidak sah suatu perkara kecuali dengannya. Maka tidak sah shalat kecuali dengan niat berdasarkan ittifaq imam 4 madzhab. Adapun keadaan niat sebagai syarat yang menjadi tertangguhkan sebabnya shalat disertai keadaannya yang keluar dari hakikat shalat atau sebagai rukun yang menjadi tertangguhkan sebabnya shalat dalam keadaan itu bagian dari hakikat shalat. Maka itu adalah masalah yang dikhususkan terhadap penuntut ilmu yang ingin mengenali detailnya perkara nadzoriyah.
Ini, sekalipun Hanafiyah tidak menyebutkan masuk waktu shalat pada syarat wajib shalat dan tidak pada syarat sah shalat, itu adalah karena sesungguhnya Hanafiyah mereka berkata : sesungguhnya masuk waktu shalat adalah merupakan syarat untuk sahnya shalat ada'an tidak untuk sah nafs-nya shalat. Sebagaimana yang telah lewat pada tayamum. Dan akan datang pada tempat pembahasan masuk waktu shalat.

Madzhab Maliki 

اﻟﻤﺎﻟﻜﻴﺔ ﻗﺎﻟﻮا: ﺗﻨﻘﺴﻢ ﺷﺮﻭﻁ اﻟﺼﻼﺓ ﺇﻟﻰ ﺛﻼﺛﺔ ﺃﻗﺴﺎﻡ: ﺷﺮﻭﻁ ﻭﺟﻮﺏ ﻓﻘﻄ ﻭﺷﺮﻭﻁ ﺻﺤﺔ ﻓﻘﻂ، ﻭﺷﺮﻭﻁ ﻭﺟﻮﺏ ﻭﺻﺤﺔ ﻣﻌﺎ، ﻓﺄﻣﺎ اﻟﻘﺴﻢ اﻷﻭﻝ، ﻭﻫﻮ ﺷﺮﻭﻁ اﻟﻮﺟﻮﺏ ﻓﻘﻂ ﻓﻬﻮ ﺃﻣﺮاﻥ، ﺃﺣﺪﻫﻤﺎ: اﻟﺒﻠﻮﻍ، ﻓﻼ ﺗﺠﺐ ﻋﻠﻰ اﻟﺼﺒﻲ، ﻭﻟﻜﻦ ﻳﺆﻣﺮ ﺑﻬﺎ ﻟﺴﺒﻊ ﺳﻨﻴﻦ؛ ﻭﻳﻀﺮﺏ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻟﻌﺸﺮ ﺿﺮﺑﺎ ﺧﻔﻴﻔﺎ ﻟﻴﺘﻌﻮﺩ ﻋﻠﻴﻬﺎ؛ ﻓﺈﻥ اﻟﺘﻜﺎﻟﻴﻒ اﻟﺸﺮﻋﻴﺔ ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻧﺖ ﻛﻠﻬﺎ ﻣﺒﻨﻴﺔ ﻋﻠﻰ ﺟﻠﺐ اﻟﻤﺼﺎﻟﺢ ﻭﺩﺭء اﻟﻤﻔﺎﺳﺪ، ﻭﺃﻥ اﻟﻌﻘﻼء ﻻ ﻳﺠﺪﻭﻥ ﺣﺮﺟﺎ ﻓﻲ اﻟﻘﻴﺎﻡ ﺑﻬﺎ ﺑﻌﺪ اﻟﺘﻜﻠﻴﻒ، ﻭﻟﻜﻦ اﻟﻌﺎﺩﺓ ﻟﻬﺎ ﺣﻜﻤﻬﺎ؛ ﻓﻘﺪ ﻳﻌﻠﻢ اﻹﻧﺴﺎﻥ ﻣﻦ ﻓﻮاﺋﺪ اﻟﺼﻼﺓ اﻟﻤﺎﺩﻳﺔ ﻭاﻷﺩﺑﻴﺔ ﻣﺎ ﻓﻴﻪ اﻟﻜﻔﺎﻳﺔ ﻓﻲ ﺣﻤﻠﻪ ﻋﻠﻰ ﺃﺩاﺋﻬﺎ، ﻭﻟﻜﻦ ﻋﺪﻡ ﺗﻌﻮﺩﻩ ﻋﻠﻰ ﻓﻌﻠﻬﺎ ﻳﻘﻌﺪ ﺑﻪ ﻣﻦ اﻟﻘﻴﺎﻡ ﺑﺄﺩاﺋﻬﺎ، ﺛﺎﻧﻴﻬﻤﺎ: ﻋﺪﻡ اﻹﻛﺮاﻩ ﻋﻠﻰ ﺗﺮﻛﻬﺎ، ﻛﺄﻥ ﻳﺄﻣﺮﻩ ﻇﺎﻟﻢ ﺑﺘﺮﻙ اﻟﺼﻼﺓ، ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﺘﺮﻛﻬﺎ ﺳﺠﻨﻪ، ﺃﻭ ﺿﺮﺑﻪ، ﺃﻭ ﻗﺘﻠﻪ، ﺃﻭ ﻭﺿﻊ اﻟﻘﻴﺪ ﻓﻲ ﻳﺪﻩ، ﺃﻭ ﺻﻔﻌﻪ ﻋﻠﻰ ﻭﺟﻬﻪ ﺑﻤﻸ ﻣﻦ اﻟﻨﺎﺱ ﺇﺫا ﻛﺎﻥ ﻫﺬا ﻳﻨﻘﺺ ﻗﺪﺭﻩ، ﻓﻤﻦ ﺗﺮﻙ اﻟﺼﻼﺓ ﻣﻜﺮﻫﺎ ﻓﻼ ﺇﺛﻢ ﻋﻠﻴﻪ، ﺑﻞ ﻻ ﺗﺠﺐ ﻋﻠﻴﻪ ﻣﺎ ﺩاﻡ ﻣﻜﺮﻫﺎ، ﻷﻥ اﻟﻤﻜﺮﻩ ﻏﻴﺮ ﻣﻜﻠﻒ، ﻛﻤﺎ ﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: "ﺭﻓﻊ ﻋﻦ ﺃﻣﺘﻲ اﻟﺨﻄﺄ ﻭاﻟﻨﺴﻴﺎﻥ ﻭﻣﺎ اﺳﺘﻜﺮﻫﻮا ﻋﻠﻴﻪ" ﻭاﻟﺬﻱ ﻻ ﻳﺠﺐ ﻋﻠﻰ اﻟﻤﻜﺮﻩ ﻋﻨﺪﻫﻢ ﺇﻧﻤﺎ ﻫﻮ ﻓﻌﻠﻬﺎ ﺑﻬﻴﺌﺘﻬﺎ اﻟﻈﺎﻫﺮﺓ، ﻭﺇﻻ ﻓﻤﺘﻰ ﺗﻤﻜﻦ ﻣﻦ اﻟﻄﻬﺎﺭﺓ ﻭﺟﺐ ﻋﻠﻴﻪ ﻓﻌﻞ ﻣﺎ ﻳﻘﺪﺭ ﻋﻠﻴﻪ، ﻣﻦ ﻧﻴﺔ، ﻭﺇﺣﺮاﻡ ﻭﻗﺮاءﺓ، ﻭﺇﻳﻤﺎء ﻓﻬﻮ ﻛﺎﻟﻤﺮﻳﺾ اﻟﻌﺎﺟﺰ ﻳﺠﺐ ﻋﻠﻴﻪ ﻓﻌﻞ ﻣﺎ ﻳﻘﺪﺭ ﻋﻠﻴﻪ، ﻭﻳﺴﻘﻂ ﻋﻨﻪ ﻣﺎ ﻋﺠﺰ ﻋﻦ ﻓﻌﻠﻪ.
ﻭﺃﻣﺎ اﻟﻘﺴﻢ اﻟﺜﺎﻧﻲ، ﻭﻫﻮ ﺷﺮﻁ اﻟﺼﺤﺔ ﻓﻘﻂ، ﻓﻬﻮ ﺧﻤﺴﺔ: اﻟﻄﻬﺎﺭﺓ ﻣﻦ اﻟﺤﺪﺙ، ﻭاﻟﻄﻬﺎﺭﺓ ﻣﻦ اﻟﺨﺒﺚ، ﻭاﻹﺳﻼﻡ، ﻭاﺳﺘﻘﺒﺎﻝ اﻟﻘﺒﻠﺔ، ﻭﺳﺘﺮ اﻟﻌﻮﺭﺓ.
ﻭﺃﻣﺎ اﻟﻘﺴﻢ اﻟﺜﺎﻟﺚ ﻭﻫﻮ ﺷﺮﻭﻁ اﻟﻮﺟﻮﺏ ﻭاﻟﺼﺤﺔ ﻣﻌﺎ، ﻓﻬﻮ ﺳﺘﺔ: ﺑﻠﻮﻍ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ، ﻓﻤﻦ ﻟﻢ ﺗﺒﻠﻐه اﻟﺪﻋﻮﺓ ﻻ ﺗﺠﺐ ﻋﻠﻴﻪ اﻟﺼﻼﺓ ﻭﻻ ﺗﺼﺢ ﻣﻨﻪ ﺇﺫا ﻓﺮﺽ ﻭﺻﻠﻰ، ﻭاﻟﻌﻘﻞ؛ ﻭﺩﺧﻮﻝ ﻭﻗﺖ اﻟﺼﻼﺓ، ﻭﺃﻥ ﻻ ﻳﻔﻘﺪ اﻟﻄﻬﻮﺭﻳﻦ؛ ﺑﺤﻴﺚ ﻻ ﻳﺠﺪ ﻣﺎء، ﻭﻻ ﺷﻴﺌﺎ ﻳﺘﻴﻤﻢ ﺑﻪ، ﻭﻋﺪﻡ اﻟﻨﻮﻡ ﻭاﻟﻐﻔﻠﺔ، ﻭاﻟﺨﻠﻮ ﻣﻦ ﺩﻡ اﻟﺤﻴﺾ ﻭاﻟﻨﻔﺎﺱ. ﻭﻳﻌﻠﻢ ﻣﻦ ﻫﺬا ﺃﻥ اﻟﻤﺎﻟﻜﻴﺔ ﺯاﺩﻭا ﻓﻲ ﺷﺮﻭﻁ اﻟﺼﺤﺔ: اﻹﺳﻼﻡ، ﻭﻟﻢ ﻳﺠﻌﻠﻮﻩ ﻣﻦ ﺷﺮﻭﻁ اﻟﻮﺟﻮﺏ، ﻓﺎﻟﻜﻔﺎﺭ ﺗﺠﺐ ﻋﻠﻴﻬﻢ اﻟﺼﻼﺓ ﻋﻨﺪﻫﻢ؛ ﻭﻟﻜﻦ ﻻ ﺗﺼﺢ اﻻ ﺑﺎﻹﺳﻼﻡ، ﺧﻼﻓﺎ ﻟﻐﻴﺮﻫﻢ، ﻓﺈﻧﻪ ﻋﺪﻭﻩ ﻓﻲ ﺷﺮﻭﻁ اﻟﻮﺟﻮﺏ، ﻭﻋﺪﻭا اﻟﻄﻬﺎﺭﺓ ﺷﺮﻃﻴﻦ. ﻭﻫﻤﺎ ﻃﻬﺎﺭﺓ اﻟﺤﺪﺙ، ﻭﻃﻬﺎﺭﺓ اﻟﺨﺒﺚ؛ ﻭﺯاﺩﻭا ﻓﻲ ﺷﺮﻭﻁ اﻟﻮﺟﻮﺏ ﻋﺪﻡ اﻹﻛﺮاﻩ ﻋﻠﻰ ﺗﺮﻛﻬﺎ

Malikiyah berkata : syarat-syarat shalat terbagi menjadi 3 bagian : 
  1. Syarat wajib
  2. Syarat sah
  3. Syarat wajib serta sah
Bag 1 - Syarat Wajib Shalat :
  1. Baligh. Maka tidak wajib kepada Shabiy, akan tetapi wajib diperintah shalat sebab usia 7 tahun dan dipukul sebab shalat karena usia 10 tahun dengan pukulan ringan supaya dia kembali pada melaksanakan shalat. Karena sesungguhnya taklif syar'iyah sekalipun semuanya dibangun di atas جلب المصالح ودرء المفاسد dan orang yang berakal tidak akan menemukan dosa pada penunaian terhadap shalat setelah adanya taklif, akan tetapi adat memiliki hukum : terkadang seorang insan mengetahui dari antara faedah-faedah shalat berupa materi dan adab terhadap perkara yang di dalamnya terdapat kifayah pada tanggungannya untuk menunaikannya. Dan akan tetapi kembalinya dia terhadap mengerjakannya menempati dengannya dari pendirian terhadap penunaian shalat.
  2. Tidak ada paksaan untuk meninggalkan shalat. Seperti : memerintah terhadapnya orang yang dzolim untuk meninggalkan shalat, jika dia tidak meninggalkan shalat maka sakadang dzolim tersebut akan memenjarakannya atau membunuhnya atau akan melilitkan rantai pada kakinya atau sakadang dzolim akan menerapkan praktek penamparan terhadap wajahnya oleh orang banyak. Karena tatkala ini terjadi maka mengurangi terhadap kemampuannya. Maka barangsiapa meninggalkan shalat sebagai orang yang mukroh (dipaksa), tidak ada dosa baginya. Bahkan shalat tidak wajib kepadanya selama dalam keadaan mukroh, karena orang mukroh tidak ditaklif sebagaimana Sabda Rasulullah SAW : "diangkat qolam dari umatku yang kesalahan, lupa dan selagi keadaan dipaksa menguasainya". Perkara yang menjadi wajib kepada al-mukroh menurut mereka hanya mengerjakannya dengan hai'at shalat yang dzohir, dan pada level selanjutnya tatkala memiliki thaharoh maka wajib kepadanya mengerjakan perkara yang dia mampu terhadapnya yaitu dari : niat, takbirotul ihrom, qiro'at dan isyarah. Maka dia sepertihalnya orang sakit yang tidak mampu yang wajib kepadanya mengerjakan perkara yang dia mampu terhadapnya, serta gugurlah darinya perkara yang dia tidak mampu mengerjakannya.
Bag 2 - Syarat Sah Shalat :
  1. Suci dari Hadats
  2. Suci dari Khubuts
  3. Islam
  4. Menghadap qiblat
  5. Menutup aurat
Bag 3 - Syarat Wajib serta Sah Shalat :
  1. Sampainya dakwah Nabi Muhammad SAW. Maka barangsiapa tidak sampai kepadanya dakwah Nabi SAW, tidak wajib kepadanya shalat dan tidak sah shalat darinya.
  2. Berakal
  3. Masuk waktu shalat
  4. Tidak  faqid Ath-Thahurain, sekira dia tidak menemukan air dan sesuatupun yang dapat digunakan sebagai alat tayamum.
  5. Tidak dalam keadaan tidur dan ghaflah
  6. Kosong dari darah haidh dan nifas
Dapat diketahui dari semua ini bahwasanya Malikiyah :
  • Mereka menambahkan pada syarat sah, terhadap Islam. Dan mereka tidak menjadikannya dari sebagian syarat-syarat wajib. Maka kuffar wajib kepada mereka shalat, tapi tidak sah kecuali dengan masuk islam. Ini khilaf dengan madzhab selain mereka. Karena bahwasanya mereka menghitungnya pada syarat wajib.
  • Mereka menghitung thaharoh menjadi 2 syarat, yaitu : thaharoh al-hadats dan thaharoh al-khubts.
  • Mereka menambah pada syarat wajib terhadap tidak adanya paksaan untuk meninggalkan shalat.

Madzhab Hanbali

اﻟﺤﻨﺎﺑﻠﺔ: ﻟﻢ ﻳﻘﺴﻢ اﻟﺤﻨﺎﺑﻠﺔ ﺷﺮﻭﻁ اﻟﺼﻼﺓ ﺇﻟﻰ ﺷﺮﻭﻁ ﻭﺟﻮﺏ، ﻭﺷﺮﻭﻁ ﺻﺤﺔ، ﻛﻐﻴﺮﻫﻢ، ﺑﻞ ﻋﺪﻭا اﻟﺸﺮﻭﻁ ﺗﺴﻌﺔ، ﻭﻫﻲ: اﻹﺳﻼﻡ، ﻭاﻟﻌﻘﻞ، ﻭاﻟﺘﻤﻴﻴﺰ، ﻭاﻟﻄﻬﺎﺭﺓ ﻣﻦ اﻟﺤﺪﺙ ﻣﻊ اﻟﻘﺪﺭﺓ، ﻭﺳﺘﺮ اﻟﻌﻮﺭﺓ، ﻭاﺟﺘﻨﺎﺏ اﻟﻨﺠﺎﺳﺔ ﺑﺒﺪﻧﻪ ﻭﺛﻮﺑﻪ ﻭﺑﻘﻌﺘﻪ ﻭاﻟﻨﻴﺔ، ﻭاﺳﺘﻘﺒﺎﻝ اﻟﻘﺒﻠﺔ، ﻭﺩﺧﻮﻝ اﻟﻮﻗﺖ، ﻭﻗﺎﻟﻮا: ﺇﻧﻬﺎ ﺟﻤﻴﻌﻬﺎ ﺷﺮﻭﻁ ﻟﺼﺤﺔ اﻟﺼﻼﺓ
Hanabilah tidak membagi syarat-syarat shalat kepada syarat-syarat wajib dan syarat-syarat sah sepertihalnya selain mereka, tapi mereka menjadikan hitungan syarat-syaratnya menjadi 9 :
  1. Islam
  2. Berakal
  3. Tamyiz
  4. Suci dari hadats disertai mampu
  5. Menutup aurat
  6. Menjauhkan badan, pakaian dan tempat shalat dari najis
  7. Niat
  8. Menghadap qiblat
  9. Masuk waktu shalat
Mereka berkata bahwasanya semuanya adalah syarat sah shalat.

Sumber :
[1] Al-Fiqh Ala Madzahib Al-Arba'ah Jilid 1 Hal 161-163
[2] Safinah An-Naja Hal 46-48

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah ikut berpartisifasi
Komentar anda akan segera kami balas