Darah Haidh/Nifas Berhenti Siang Hari, Perempuan Sunat Imsak Seperti Orang Yang Puasa

Cucu Anwar Mubarok    Fiqih Puasa , Haidh-Nifas , Ilmu Fiqih    Comment   

"Bagaimana jika darah haidh/nifas berhenti siang hari bulan ramadhan?" Pada kasus ini perempuan disunatkan imsak sampai maghrib seperti orang yang puasa. Berikut ini penjelasan para ulama ahli fiqih tentang masalah ini :

روضة الطالبين وعمدة المفتين للإمام أبي زكريا يحي النووي ج ٢ ص ٣٧٣

اﻟﺤﺎﺋﺾ ﻭاﻟﻨﻔﺴﺎء ﺇﺫا ﻃﻬﺮﺗﺎ ﻓﻲ ﺃﺛﻨﺎء اﻟﻨﻬﺎﺭ، اﻟﻤﺬﻫﺐ: ﺃﻧﻪ ﻻ ﻳﻠﺰﻣﻬﻤﺎ اﻹﻣﺴﺎﻙ

Perempuan haidh dan nifas jika darah haidh atau nifasnya sudah bersih/inqitha/berhenti pada pertengahan siang. Pendapat resmi madzhab Imam Syafi'i adalah sesungguhnya tidak wajib kepada keduanya ber-imsak (Lihat : Ar-Raudhah Jilid 2 Hal 373)

كاشفة السجا في شرح سفينة النجا للشيخ محمد نووي الجاوي ص ١١٣

ثم اعلم أن الحائض والنفساء إذا زال عذرهما يستحب لهما الإمساك كغيرهما من المريض ونحوه

Kemudian ketahuilah, bahwasanya perempuan haidh dan perempuan nifas jika hilang udzur keduanya maka disunatkan bagi keduanya ber-imsak seperti selain keduanya yaitu orang sakit dan yang seumpama dengannya. Sebagaimana Imam Az-Zayadi telah mengatakannya. (Lihat : Kasyifah As-Saja 113)

Kesimpulan

Jika pendarahan haidh/nifas berhenti pada siang hari bulan ramadhan, perempuan disunatkan imsak sampai maghrib. Dengan kata lain : imsak tidaklah wajib bagi mereka, melainkan sunat. Maksud imsak di sini adalah menahan diri untuk tidak melakukan perkara yang dapat membatalkan puasa, sebagaimana perilaku orang yang berpuasa. Akan tetapi imsak semacam ini tidak disebut puasa/shaum, karena komponen hakikat shaumnya tidak lengkap. Sehingga sekalipun melakukan imsak pada hari tersebut, mengqadhanya di kemudian hari tetap wajib sebagaimana orang yang tidak berpuasa. Hanya saja, dia berpeluang mendapatkan pahala dari imsaknya pada hari tersebut.

Daftar Pustaka

An-Nawawi, Imam Abi Zakariya Yahya. Raudhah Ath-Thalibin. Maktabah Syamilah.

Al-Jawi, Syaikh Muhammad Nawawi. Kasyifah As-Saja. Al-Haromain.