Hukum Shalat Jumat Jika Hari Raya Jatuh Pada Hari Jum'at Menurut Ulama Fiqih 4 Madzhab - BAITUSSALAM

Hukum Shalat Jumat Jika Hari Raya Jatuh Pada Hari Jum'at Menurut Ulama Fiqih 4 Madzhab

Bagaimana hukum menunaikan kewajiban shalat jum'at jika hari raya jatuh pada hari jumat? Tetap wajib #untuk_saya muqallid madzhab syafi'i. Karena saya termasuk ahli balad (orang kota, pemukiman atau perumahan) tidak termasuk ahli quro (orang yang tinggal di pelosok atau pedalaman) bukan pula termasuk ahli bawadi (orang yang tinggal jauh di pegunungan atau pulau terpencil seperti tarzan) sehingga saya tidak memiliki kendala (sebut saja madharat dan masyaqat) untuk mengakses masjid tempat ditunaikannya shalat jum'at. 

#untuk_anda orang yang tinggal di pelosok / pedalaman / pegunungan / pulau terpencil seperti tarzan sekalipun, jangan lebay lah.... di zaman ini masjid sudah dibangun dimana-mana, bahkan jalan modal akses dan alat bantu akses menuju ke masjid shalat jum'at juga umumnya sudah anda miliki.

Jika anda sukses memahami latarbelakang masalahnya, anda bahkan tidak akan membutuhkan penjelasan selanjutnya. Semoga keteguhan iman kita ikut mendorong otak kita untuk senantiasa berpikir lebih baik.

Berikut ini penjelasan ulama perihal hukum menunaikan shalat jumat jika hari raya jatuh pada hari jumat :

غاية التلخيص المراد من فتاوي ابن زياد للسيد عبد الرحمن باعلوى ص ١٠٥
مسألة مذهبنا فيما إذا اجتمع عيد وجمعة سقوط الجمعة عمن حضر العيد من أهل القرى ولا تسقط عن أهل البلد وبه قال جمهور العلماء وقال أحمد تسقط حتى عن أهل البلد ونقل عن علي كرم الله وجهه وابن الزبير وعطاء سقوط الجمعة والظهر ولا تجب إلا العصر ذلك اليوم وقال أبو حنيفة تجب الجمعة على الكل وإن حضر العيد
Suatu Masalah :
Madzhab kita perihal jika berkumpulnya id dan jum'ah adalah gugurnya shalat jum'ah dari ahli qoryah yang telah menghadiri shalat id dan tidak gugur dari ahli balad. Dan dengannya telah berkata Jumhur Ulama.
Dan telah berkata Imam Ahmad : gugur bahkan dari ahli balad.
Dan dinuqil dari Ali KRW, Ibnu Zubair dan Atha : gugurnya shalat jum'at dan shalat dzuhur, dan tidak wajib kecuali shalat ashar hari tersebut.
Dan berkata Imam Abu Hanifah : Wajib shalat jum'ah kepada semuanya sekalipun telah menghadiri shalat id. 
[Ghayah Talkhish Al-Murad Min Fatawi Ibnu Ziyad Hamisy Bughiyah Al-Mustarsyidin Hal 105 - Diterjemahkan oleh : Cucu Anwar Mubarok]

بغية المسترشدين في تلخيص فتاوي بعد الأئمة من العلماء المتأخرين مع ضمّ فوائد همة من كتب شتّى للعلماء المجتهدين ص ٩٠
مسألة فيما إذا وافق يوم الجمعة يوم العيد ففي الجمعة أربعة مذاهب فمذهبنا أنه إذا حضر أهل القرى والبوادى العيد وخرجوا من البلاد قبل الزوال لم تلزمهم الجمعة وأما أهل البلد فتلزمهم ومذهب أحمد لا تلزمهم أهل البلد ولا أهل القرى فيصلون ظهرا ومذهب عطاء لا تلزم الجمعة ولا الظهر فيصلون العصر ومذهب أبي حنيفة تلزم الكل مطلقا انتهى من الميزان للشعراني
Suatu Masalah 
Perihal jika menepati hari jum'ah terhadap hari raya, maka perihal shalat jum'at ada 4 madzhab :
  • Madzhab kita (Madzhab Syafi'i) : bahwasanya jika ahli quro dan ahli bawadi telah menghadiri shalat id, dan mereka telah keluar dari bilad sebelum waktu dzuhur maka tidak wajib shalat jum'at kepada mereka. Adapun ahli balad maka wajib shalat jum'at kepada mereka.
  • Madzhab Ahmad : tidak wajib shalat jum'at kepada ahli balad dan tidak wajib kepada ahli quro. Maka mereka shalat dzuhur.
  • Madzhab 'Atho : tidak wajib shalat jum'ah dan tidak wajib shalat dzuhur. Maka mereka shalat ashar.
  • Madzhab Abu Hanifah : Wajib semuanya secara muthlaq.
Intaha, dari Al-Mizan Milik Imam Sya'roni. 
[Bughiyah Al-Mustarsyidin Halaman 90 - Diterjemahkan oleh : Cucu Anwar Mubarok]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah ikut berpartisifasi
Komentar anda akan segera kami balas