Rumus Simple Past Future Tense : S + Would + (Be/Verb1) - BAITUSSALAM

Rumus Simple Past Future Tense : S + Would + (Be/Verb1)

Rumus Simple Past Future Tense : S + Would + (Be/Verb 1). Simple Past Future Tense merupakan rumus ke-13 dari 16 rumus tenses tata bahasa inggris terbaru dan merupakan rumus ke-1 dari 4 rumus Past Future Tense.

  1. Simple Past Future Tense
  2. Past Future Continuous Tense
  3. Past Future Perfect Tense
  4. Past Future Continuous Tense

Trending topic Simple Past Future Tense ada di waktu “past”. Imajinasinya di waktu past melesat ke waktu future, tapi future yang dimaksud adalah future dari perspektif dia saat itu. Sedangkan orang yang berbicaranya tetap berada pada waktu “present”.

Jadi Simple Past Future Tense ini adalah Simple Future Tense Versi Past (Lawas). Oleh karena itu untuk memahami tenses jenis ini, kita perlu memahami Simple Future Tense terlebih dahulu. 

Berikut ini adalah perbedaan antara Simple Future Tense vs Simple Past Future Tense :

  • Waktu. Simple Future Tense diimajinasikan di waktu present untuk dilakukan aksinya atau terjadi peristiwanya di waktu future, tapi pernyataannya dinyatakan di waktu present. Sedangkan Simple Past Future Tense diimajinasikan di waktu past untuk dilakukan aksinya atau terjadi peristiwanya di waktu future versi lawas, tapi dinyatakan pernyataannya di waktu present.
  • Topik. Topik pembahasan Simple Future Tense masih bersifat imajinatif karena orang yang membahasnya belum sampai ke waktu pelaksanaan. Sedangkan topik pembahasan Simple Past Future Tense sudah tidak lagi bersifat imajinatif karena sudah bisa dinyatakan hasil aksi atau kondisi peristiwanya.
  • Rumus. Rumus Simple Future Tense menggunakan modal auxiliary verb "Will/Shall", sedangkan Simple Past Future Tense menggunakan "Would/Should"

Rumus Simple Past Future Tense : S + Would + (Be/Verb1)

  • Nominal : S + Would/Should + Be
  • Verbal : S + Would/Should + Verb1
Masih ingat rumus simple future tense? keduanya kalimat verbal. Kali ini pada simple past future tense, salah satu diantaranya adalah kalimat nominal.

1).Nominal : S + Would/Should + Be

Ketiadaan "Verb" dan kehadiran "Be" pada formasi rumus ini adalah sebagai pertanda bahwa ini adalah kalimat nominal. 

Kali ini "Be" hadir lagi dengan wujud aslinya bukan jelmaannya (am, is, are, was, were, dan been). Wujud aslinya ini sebenarnya adalah Verb1 Infinitive To. Lihat : Fungsi 6 Jenis To Be (am, is, are, was, were dan been)

Tentunya kehadiran dengan wujud aslinya ini membawa misi khusus dong, idealnya begitu. 
Sebagaimana jika ketua turun tangan sendiri itu karena anak buah powernya tidak sampai pada level mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi. Hhe.
Apa fungsinya? hal ini karena am is are was were been tidak memiliki makna yang dibutuhkan rumus ini. "Be" dengan wujud aslinya yang verb1 (bentuk present) ini memiliki arti "menjadi", dan ini dibutuhkan sebagai penegasan perubahan hasil di waktu present dari aksi yang direncanakan atau diharapkan terjadi di waktu past. Tidak mungkin menggunakan been karena been itu verb3 (bentuk perfect). Maka pada rumus ini yang diformulasikan harus "Be" bukan been dan bukan to be present (am is are)

2).Verbal : S + Would/Should + Verb1

Ketiadaan "Be/To Be" dan kehadiran "Verb" pada rumus ini adalah juga menjadi pertanda bahwa ini murni kalimat verbal, bukan oplosan.

Verb yang dipergunakan adalah verb1 (bentuk present) sebagaimana rumus future pada umumnya.

"Would" dan "Should" adalah bentuk past dari "Will" dan "Shall" yang keduanya biasa dipergunakan dan diformulasikan pada formasi semua rumus Future Tense (Simple Future Tense, Future Continuous Tense, Future Perfect Tense dan Future Perfect Continuous Tense). Itu karena memang semua rumus Past Future Tense adalah merupakan versi lawas dari Future Tense.

Keberadaan "Would" dan "Should" pada rumus ini mengindikasikan bahwa harapan tersebut diharapkan di masa lalu. Berbeda dengan ketika yang digunakan adalah "Will" dan "Shall" yang mengindikasikan bahwa harapan diharapkan di waktu present.

Pilih "Would" atau "Should"? Lebih baik menggunakan rumus S + Would + Be/Verb1 atau rumus S + Should + Be/Verb1? 

Baik "Would" maupun "Should" artinya sama, yaitu : "akan". Perbedaannya adalah :
  • Konteksnya. dimana "Would" lebih fleksibel, cocok untuk segala situasi dan kondisi. Sedangkan "Should" biasanya dipergunakan untuk tulisan atau percakapan yang lebih formal, misalnya : untuk penulisan karya ilmiah, untuk menyatakan janji di surat perjanjian hibah bantuan dana pemerintah, laporan kepada komandan upacara, percakapan dengan orang yang dihormati, dan lain sebagainya yang lebih formal dan lebih serius.
  • Subjectnya. Dimana "Would" bisa dipergunakan untuk semua subject, yaitu : I, We, You, He, She, They dan It. Sedangkan "Should" hanya boleh dipergunakan untuk subject : I dan We. 
Oleh karena itu Rumus Simple Past Future Tense dengan formasi : S + Would + Be/Verb1 lebih fleksibel secara konteks dan fungsi. Sehingga rumus ini lebih user friendly bagi semua pengguna di seluruh dunia daripada rumus S + Should + Be/Verb1.

Contoh Kalimat Nominal : 
(+) Subject + Should/Would + Be

  • We should be here yesterday sir.
  • They would be here yesterday

(-) Subject + Should/Would + Not + Be

  • We should not be here yesterday sir
  • They would not be here yesterday

(?) Should/Would + Subject + Be

  • should We be here yesterday sir
  • would They be here yesterday

Contoh Kalimat Verbal :
(+) Subject + Should/Would + Verb1

  • We should study in your class last yesterday but you were sick sir
  • They would study in your house last night but you were sick
  • Jaka would write a book in my house last night but he was sick
(-) Subject + Should/Would + Not + Verb1
  • We should not study in your class yesterday but you were sick sir
  • They would not study in your house last night but you were sick
  • Jaka would not write a book in my house last night but he was sick
(?) Should/Would + Subject + Verb1
  • should You teach in my class yesterday but you were sick sir?
  • would They study in your house last night but you were sick?
  • would Jaka write a book in my house last night but he was sick?

Penggunaan

Untuk sekedar menyatakan bahwa suatu aksi atau peristiwa pernah direncanakan akan terjadi, tapi kenyataannya tidak terjadi, dikarenakan ada sesuatu aksi atau peristiwa mendadak yang kontradiktif (biasanya diikuti dependent clouse yang terdapat kata "but")
  • I am sorry sir, I should be best yesterday, but I was not be best (Saya minta maap pak, saya berencana akan bagus kemarin, tapi kenyataannya saya tidak bagus) 
  • They would sleep in your home last night, but you were sick (mereka akan menginap di rumah kamu malam tadi, tapi kamu sakit)
  • Jaka would write a book in my house last night, but he was sick (jaka akan menulis sebuah buku di rumahku malam tadi, tapi dia sakit)
Untuk menyatakan suatu aksi atau peristiwa yang akan terjadi apabila syaratnya terpenuhi, tapi kenyataannya syarat tersebut tidak terpenuhi, akibatnya aksi atau peristiwa bersyarat tersebut tidak terjadi. (Biasanya diawali atau diikuti dependent clouse  yang terdapat kata “if”)
  • We should give you sureprize if you came yesterday (kami akan memberi anda hadiah kejutan jika anda datang kemarin)
  • Nobita would give you handphone if you came yesterday (Nobita akan memberi anda handphone jika anda datang kemarin)
  • Suneo would give you money if you came yesterday (Suneo akan memberi anda uang jika anda datang kemarin)
Untuk menyatakan tawaran pertolongan atau mempersilahkan kepada orang lain. Contoh : 
  • Would You like a glass of juice? (maukah anda meminum segelas jus?)
Untuk menyatakan suatu keharusan yang dipakai sebagai arti mesti atau semestinya. Contoh :
  • I should know that signal (saya mesti mengenal sinyal itu)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah ikut berpartisifasi
Komentar anda akan segera kami balas