Contoh Masalah
Redaksi Isti'adzah Mana Yang Biasa Dipergunakan Oleh Madzhab Syafi'i?
Ada 3 lafadz isti'adzah yang umum dipergunakan atau dilafalkan oleh umat islam. Hal itu merujuk pada pendapat ulama mujtahid muthlaq yang ahli dan banyak diikuti.
Lafadz ke 1
Lafadz ke 2
Imam Ahmad bin Hanbal berpendapat bahwa lafadz yang inilah lafadz isti'adzah yang lebih utama. Beliau berpegangan pada Q.S. al-Nahl Ayat 98 tadi dan Q.S. Fushshilat Ayat 36
وَاِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذ بِاللّٰهِ إنّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمٌ
Ayat lain yang mirip, Q.S al-A'raf Ayat 200
وَاِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذ بِاللّٰهِ إنّهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمْ
Lafadz ke 3
Imam Sufyan al-Tsauri dan Imam al-Auzai berpendapat lafadz ini merupakan lafadz isti'adzah yang paling utama.
(Lihat : Hasyiyah al-Alamah al-Shawi ala Tafsir al-Jalalain Juz 1 Hal 5)
Apakah pengetahuan ini penting disampaikan? tentu saja. Agar kita tahu dan tetap istiqomah menggunakan pelafalan lafadz isti'adzah yang diamalkan oleh para ulama yang sah diikuti.
Khusus untuk lafadz yang ke-3, sangat jarang dipergunakan. Karena sekalipun Imam Tsupyan al-Tsauri dan Imam al-Auza'i juga termasuk mujtahid muthlaq, menurut para ulama madzhabnya bukan madzhab yang sah ditaqlidi umat islam secara berkelanjutan.
Bukan karena pemahaman mereka dianggap keliru, melainkan karena kurangnya ulama yang menjadi penjelas dan penerus eksistensi madzhabnya sehingga berpotensi tidak terjamin dari tahrif dan tabdil (Lihat : Bughiyah Mustarsyidin Hal 8 & Majmu'ah Sab'ah Kutubin Mufidah Hal 59)
Nah, itu pulalah alasan kami tetap mengajarkan peserta didik untuk beristi'adzah dengan :
أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
Karena lafadz itu yang menjadi pilihan Imam Syafi'i beserta ashabnya, dan karena kami ingin mendidik istiqomah dalam bermadzhab.
Wallaahu A'lam bi al-Shawwaab
Daftar Pustaka
Syaikh Ahmad al-Shawi. Hasyiyah al-Alamah al-Shawi ala Tafsir al-Jalalain Juz 1 Hal 5
Syaikh Sayid Alawi al-Saqafi. Majmu'ah Sab'ah Kutubin Mufidah Hal 59
Syaikh Sayid Abdurrahman Ba'alawi al-Hadhrami. Bughiyah al-Mustarsyidin Hal 8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah ikut berpartisifasi
Komentar anda akan segera kami balas