2020 - BAITUSSALAM

Santri Berprestasi Yayasan Baitussalam Sukapala Semester 1 Th Pelajaran 2020-2021 untuk RA, TPQ dan MDTA

Assalamu Alaikum Wr Wb.

Alhamdulillah. Setelah 6 bulan belajar, kami telah melaksanakan kegiatan akhir semester dan pembagian buku raport pada Sabtu 26 Desember 2020.

Santri-Berprestasi-Yayasan-Baitussalam-Sukapala-Semester1-ThPelajaran-2020-2021

santri-mdta-miftahul-anwar

Berikut ini adalah Daftar Nama Santri Berprestasi Yayasan Baitussalam Sukapala Semester 1 Th Pelajaran 2020-2021 untuk RA, TPQ dan MDTA :

RA Baitussalam

Semua santri juara 1

TPQ Baitussalam

Kelas A

  1. Muhammad Fathan Afkar El Arif
  2. Khanza Naura Salsabila
  3. M. Wizdan Salimatul Akil

Kelas B

  1. Vivian Widyadana
  2. Naima Azka Syakira
  3. Dara Fisca Sabila

MDTA Miftahul Anwar

Kelas 3

  1. Barka Syahril Muharom
  2. Rifdah Ramziyah
  3. Ellya Mutiara

Kelas 4

  1. Muhammad Dafi Nuril Husna
  2. Syahla Sakinatunnisa
  3. Fiona Hilma Nabila

Kelas 5

  1. Alifa Rihadatul Anfus
  2. Silfana Saidatul Wahidah
  3. Sri Cahyani

Kelas 6

  1. Rifni Ainun Nabil
  2. Alfira Silfiani
  3. Mila Sintiani
Semua pengurus dan pengajar RA, TPQ dan DTA mengucapkan "selamat" kepada semua santri berprestasi. Semoga menjadi modal dan motivasi untuk meraih prestasi yang lebih tinggi di semester berikutnya.

Kami juga sangat mengapresiasi kepada semua santri atas semangat, minat dan istiqomah semua santri untuk terus belajar sekalipun di masa pandemi.

Libur untuk RA sampai Ahad 03 Januari, masuk lagi Senin 04 Januari 2021. Libur untuk TPQ dan MDTA sampai Ahad 10 Januari, masuk lagi Senin 11 Januari 2021. 

Semoga semua pengurus, pengajar dan santri bisa kembali bersama-sama ke sekolah sesuai dengan jadwal masuk yang sudah diagendakan dalam keadaan sehat wal afiyat. Āmīn

Wassalamu Alaikum Wr Wb

اَلتَّنْوِينُ Tanwin (اًاٍاٌ)

Transliterasi huruf hijaiyah bertanwin umumnya ditulis dengan ditambah huruf vokal a/i/u dan diakhiri huruf n.

اَلتَّنْوِينُ Tanwin (اًاٍاٌ)

Secara asal, huruf n adalah huruf yang merepresentasikan ن , hal ini karena tanwin dan ن memang ada hubungannya

اَلتَّشْدِيْدُ Tasydid (ـّ)

Transliterasi huruf hijaiyah bertasydid, umumnya ditulis menjadi double huruf sejenis, kecuali tasydid ع dan ء

Tasydid di atas وّ yang didahului harkat dhamah ditranslate menjadi uw. 

Tasydid di atas وّ yang didahului harkat fathah ditranslate menjadi aww. 

Tasydid di atas يّ yang didahului harkat kasrah dan berada di tengah kata ditranslate menjadi iy. 

Tasydid di atas يّ yang terdapat di akhir kata ditranslate menjadi i. 

Tasydid di atas يّ yang didahului harkat fathah baik berada di tengah maupun akhir kata ditranslate menjadi ayy. 

Tasydid di atas huruf selain و dan ي ditranslate menjadi double huruf.

Tasydid (ـّ)

اَلتَّاءُ الْمَرْبُوْطَةُ Ta Marbuthah (ة)

Huruf  اَلتَّاءُ الْمَرْبُوْطَةُ Ta Marbuthah (ة) tidak termasuk ke dalam 28 huruf asli hijaiyah. 

Transliterasi

Transliterasi Huruf Te Marbuthah (ة) berbeda dengan transliterasi huruf ت

ة ditranslate menjadi H, ة pada isim yang berdudukan sebagai mudhaf, maka ة ditranslate menjadi T, ة pada isim yang berkedudukan sebagai mudhaf ilaih, maka ة ditranslate menjadi H, ة pada isim yang berkedudukan sebagai hal, zharaf dan mashdar ditranslate menjadi TAN

اَلْأَلِفُ وَاللَّامُ Alif Lam (ال)

Huruf اَلْأَلِفُ وَاللَّامُ Alif Lam (ال) tidak termasuk ke dalam 28 huruf hijaiyah pokok, karena ini penggabungan dari alif dan lam.

Transliterasi

Cara translate atau transliterasi huruf hijaiyah beralif lam adalah hanya ditambah awalan al-

Tapi pembahasannya tidak sesingkat itu.

ال ditranslate menjadi al- dengan huruf a kecil dan tanda sambung strip. ال tetap ditranslate menjadi al- sekalipun terdapat di tengah susunan kalimat tanpa mempedulikan kata sebelumnya. ال tetap ditranslate menjadi al- tanpa memperdulikan jenis huruf setelahnya baik huruf syamsiyah maupun qamariyah. ال adalah adat ta'rif yang keutuhan ketertulisannya akan menjaga keutuhan tanda kema'rifatan isimnya.

اَلْيَاءُ Ya (ي)

Huruf اَلْيَاءُ Ya (ي) adalah huruf ke-28 dari 28 huruf hijaiyah atau ke-29 jika mengikuti pendapat ulama yang mengatakan bahwa huruf hijaiyah ada 29

Transliterasi

Transliterasi huruf arab ke huruf latin mengharuskan huruf ي ditranslate menjadi y

Translate Huruf ي jadi y ini jika yang ditranslate adalah ي dalam statusnya sebagai huruf hijaiyah, masih asli tanpa harkat.

Adapun jika yang ditranslate adalah ي yang berharkat, maka ditulis dengan diikuti huruf vokal, yaitu a/i/u

  • يَ ditranslate menjadi ya
  • يِ ditranslate menjadi yi
  • يُ ditranslate menjadi yu

Jika yang ditranslate adalah ي yang berharkat tanwin, maka ya/yi/yu ditambah dengan n

  • يً ditranslate menjadi yan
  • يٍ ditranslate menjadi yin
  • يٌ ditranslate menjadi yun

Jika yang ditranslate adalah ي yang diikuti dengan huruf mad, maka diikuti dengan tanda vokal panjang yaitu ā/ī/ū

  • يَا ditranslate menjadi
  • يِيْ ditranslate menjadi yī
  • يُوْ ditranslate menjadi 

Jika yang ditranslate adalah ي yang bertasydid, maka y ditambah y

  • حَيًّا ditranslate menjadi Hayyan
  • حَيٍّ ditranslate menjadi Hayyin
  • حَيٌّ ditranslate menjadi Hayyun

اَللَّامُ وَالْأَلِفُ Lam Alif (لا)

Huruf اَللَّامُ وَالْأَلِفُ Lam Alif (لا) tidak termasuk ke dalam 28 huruf hijaiyah pokok, karena ini merupakan penggabungan dari Lam dan Alif.

Transliterasi

Transliterasi huruf arab ke huruf latin mengharuskan huruf لا ditranslate menjadi lā

Translate Huruf لا jadi lā ini adalah mutlak, baik dalam statusnya sebagai huruf hijaiyah, maupun ketika لا berharkat dan dipergunakan dalam kalimat bahasa arab. 

Ini juga berlaku pada segala kondisi, karena penulisan لا ini tidak berubah selamanya tetap لا

Sebenarnya cukup membingungkan juga status لا ini, apakah dia termasuk huruf hijaiyah atau tidak, karena terbentuk dari ل dan ا

Istilahnya yang populer juga "lam alif", tidak memiliki nama yang tersendiri seperti huruf-huruf hijaiyah yang lainnya.

اَلْهَاءُ Ha (ه)

Huruf اَلْهَاءُ Ha (ه) adalah huruf ke-27 dari 28 huruf hijaiyah. 

Transliterasi

Transliterasi huruf arab ke huruf latin mengharuskan huruf ه ditranslate menjadi h

Translate Huruf ه jadi h ini jika yang ditranslate adalah ه dalam statusnya sebagai huruf hijaiyah, masih asli tanpa harkat.

Adapun jika yang ditranslate adalah ه yang berharkat, maka ditulis dengan diikuti huruf vokal, yaitu a/i/u

  • هَ ditranslate menjadi ha
  • هِ ditranslate menjadi hi
  • هُ ditranslate menjadi hu

Jika yang ditranslate adalah ه yang berharkat tanwin, maka ha/hi/hu ditambah dengan n

  • هً ditranslate menjadi han
  • هٍ ditranslate menjadi hin
  • هٌ ditranslate menjadi hun

Jika yang ditranslate adalah ه yang diikuti dengan huruf mad, maka diikuti dengan tanda vokal panjang yaitu ā/ī/ū

  • هَا ditranslate menjadi 
  • هِيْ ditranslate menjadi hī
  • هُوْ ditranslate menjadi 

Jika yang ditranslate adalah ه yang bertasydid, maka h ditambah h

  • تَسَهَّلَ ditranslate menjadi Tasahhala
  • مُتَسَهِّلٌ ditranslate menjadi Mutasahhilun
  • تَسَهُّلًا ditranslate menjadi Tasahhulan

10 Mabadi Ilmu Tafsir

Mabadi Ilmu Tafsir : Had, Maudhū, Wādhi‛u, Istimdād, Ism, Hukum, Masā’il, Nisbat, Fā’idah, Ghāyah.

mabadi-ilmu-tafsir-shawi

baitussalam.web.id - Ilmu tafsir merupakan salah satu bidang keilmuan yang sangat penting dipelajari sekalipun di zaman ini terjemah Al-Qur'an dan Hadits sudah banyak dan mudah didapatkan. 

Sama seperti yang anda pikirkan, penulis dulu juga menganggap ilmu ini ketinggian untuk dikenalkan sejak dini. Tapi sadarkah anda? Sekarang ini dalam pelajaran Al-Qur'an Hadits Diniyah Takmiliyah signal-signal yang identik dengan Ilmu Tafsir sudah mulai dikenalkan. Artinya, sudah saatnya merubah sebagian paradigma lama tentang bahwasanya ilmu ini hanya cocok untuk santri gede.

Nah, sebelum mempelajari ilmu tafsir ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu gambaran umum ilmu ini dengan mengetahui 10 Mabadinya : 

  1. Had (ta'rif, pengertian, definisi)
  2. Maudhu (tempat penggunaan, sasaran, ruang lingkup)
  3. Wadhi (peletak dasar-dasar, perintis, bapak ilmu)
  4. Istimdad (istinbath, sumber pengambilan)
  5. Ism (nama populer, sebutan, alias)
  6. Hukum Syara (hukum mempelajari, hukum menggunakan)
  7. Masalah (pembahasan, masalah, kaidah-kaidah)
  8. Nisbat (hubungan dengan ilmu lain, link, tautan eksternal)
  9. Faedah (tsamroh, buah, hasil, tujuan, manfaat)
  10. Ghayah (tujuan, target pencapaian)

01 Had Ilmu Tafsir

فحد هذا الفن علم بأصول يعرف بها معاني كلام الله على حسب الطاقة البشرية وأما معناه لغة فمأخوذ من الفسر وهو الكشف

Selanjutnya, Had fan ini adalah ilmu pokok-pokok yang dengannya dapat diketahui makna-makna Kalam Allah sesuai dengan ukuran kemampuan yang manusiawi. Adapun maknanya secara bahasa maka ilmu tafsir diambil dari kata فَسْرٌ dan itu artinya membuka/menyingkap. (Hasyiyah al-‛Alāmah al-Shāwi ‛alā Tafsīr al-Jalālain : Juz 1 Hal 2)

وعلم التفسير علم يعرف به معاني كلام الله تعالى من الأوامر والنواهي وغيرهما

Ilmu tafsir adalah ilmu yang dengannya dapat diketahui makna-makna Kalam Allah, berupa perintah-perintahnya, larangan-larangannya dan selain keduanya. (Majmū'ah Sab‛ah Kutubin Mufīdah Hal 7)

02 Maudhū Ilmu Tafsir

وموضوعه آيات القرآن من حيث فهم معانيها

Maudhunya adalah ayat-ayat Al-Qur'an tentang memahami makna-maknanya. (Hasyiyah al-‛Alāmah al-Shāwi ‛alā Tafsīr al-Jalālain : Juz 1 Hal 2)

03 Wādhi‛u Ilmu Tafsir

وواضعه الراسخون في العلم من عهد النبي الى هنا  

Dan wadhinya adalah para ulama yang mubalaghoh keilmuannya dari zaman Nabi sampai saat ini secara tahqiq sebagaimana kesaksian Allah tentang itu. (Hasyiyah al-‛Alāmah al-Shāwi ‛alā Tafsīr al-Jalālain : Juz 1 Hal 2)

Imam Abi Hasan Ali ibn Ahmad al-Wahidi dalam kitabnya al-Wajīz fi Tafsir al-Qur'an al-Aziz mengartikan الراسخون في العلم dengan المبالغين في العلم : yang sangat kebangetan keilmuannya.

04 Istimdād Ilmu Tafsir

واستمداده من الكتاب والسنة والآثار والفصحاء العرب العرباء

Istimdadnya adalah dari Kitab Al-Qur'an, Sunah Nabi, Atsar Sahabat dan bahasa arab fasihat. (Hasyiyah al-‛Alāmah al-Shāwi ‛alā Tafsīr al-Jalālain : Juz 1 Hal 2)

05 Ism Ilmu Tafsir

واسمه علم التفسير

Sebutannya adalah Ilmu Tafsir. (Hasyiyah al-‛Alāmah al-Shāwi ‛alā Tafsīr al-Jalālain : Juz 1 Hal 2)

06 Hukum Ilmu Tafsir

وحكمه الوجوب الكفائي

Hukumnya adalah wajib kifayah. (Hasyiyah al-‛Alāmah al-Shāwi ‛alā Tafsīr al-Jalālain : Juz 1 Hal 2)

07 Masā’il Ilmu Tafsir

ومسائله قضاياه من حيث الأمر والنهي والموعظة الى غير ذلك

Masalah-masalahnya adalah qadhiyah-qadhiyahnya yaitu tentang perintah, larangan, mau'idzoh, dan lain sebagainya. (Hasyiyah al-‛Alāmah al-Shāwi ‛alā Tafsīr al-Jalālain : Juz 1 Hal 2)

08 Nisbat Ilmu Tafsir

ونسبته أنه أفضل العلوم الشرعية وأصلها

Hubungannya dengan ilmu lain adalah bahwasanya ilmu tafsir merupakan ilmu syar'i yang paling istimewa dan merupakan pokok ilmu syar'i. (Hasyiyah al-‛Alāmah al-Shāwi ‛alā Tafsīr al-Jalālain : Juz 1 Hal 2)

09 Fā’idah Ilmu Tafsir

وفائدته المعرفة بمعاني كلام الله على الوجه الأكمل

Faedahnya adalah menjadi mengenali makna-makna Kalam Allah secara sempurna. (Hasyiyah al-‛Alāmah al-Shāwi ‛alā Tafsīr al-Jalālain : Juz 1 Hal 2)

وفائدته الإطلاع على عجائب كلامه تعالى وامتثال أوامره واجتناب نواهيه

Faedahnya adalah jadi dapat melihat keajaiban Kalam Allah Ta'ala dan jadi dapat menuruti perintah-perintahnya dan menjauhi larangan-larangannya. (Majmū'ah Sab‛ah Kutubin Mufīdah Hal 7)

10 Ghāyah Ilmu Tafsir

وغايته الفوز بسعادة الدارين أما الدنيا فبامتثال الأوامر واجتناب النواهي وأما الآخرة فبالجنة ونعيمها

Tujuannya adalah kemenangan dengan berbahagia di dunia dan akhirat. Adapun di dunia adalah dengan bisa menuruti perintah-perintah Allah dan menjauhi larangannya, sedangkan di akhirat maka dengan surga dan kenikmatan-kenikmatannya. (Hasyiyah al-‛Alāmah al-Shāwi ‛alā Tafsīr al-Jalālain : Juz 1 Hal 2)

Daftar Pustaka

al-Shāwi, Syaikh Ahmad. Hasyiyah al-‛Alāmah al-Shāwi ‛alā Tafsīr al-Jalālain Juz 1 Hal 2

al-Saqāfi, Sayid 'Alawi ibn Ahmad. Majmū'ah Sab‛ah Kutubin Mufīdah Hal 7

اَلْوَاوُ Wawu (و)

Huruf اَلْوَاوُ Wawu (و)  adalah huruf ke-26 dari 28 huruf hijaiyah. 

Transliterasi

Transliterasi huruf arab ke huruf latin mengharuskan huruf و ditranslate menjadi w

Translate Huruf و jadi w ini jika yang ditranslate adalah و dalam statusnya sebagai huruf hijaiyah, masih asli tanpa harkat.

Adapun jika yang ditranslate adalah و yang berharkat, maka ditulis dengan diikuti huruf vokal, yaitu a/i/u

  • وَ ditranslate menjadi wa
  • وِ ditranslate menjadi wi
  • وُ ditranslate menjadi wu

Jika yang ditranslate adalah و yang berharkat tanwin, maka wa/wi/wu ditambah dengan n

  • وً ditranslate menjadi wan
  • وٍ ditranslate menjadi win
  • وٌ ditranslate menjadi wun

Jika yang ditranslate adalah و yang diikuti dengan huruf mad, maka diikuti dengan tanda vokal panjang yaitu ā/ī/ū

  • وَا ditranslate menjadi 
  • وِيْ ditranslate menjadi wī
  • وُوْ ditranslate menjadi 

Jika yang ditranslate adalah و yang bertasydid, maka w ditambah w

  • صَوَّرَ ditranslate menjadi Shawwara
  • يُصَوِّرُ ditranslate menjadi Yushawwiru
  • تَصَوُّرًا ditranslate menjadi Tashawwuran

اَلنُّوْنُ Nun (ن)

Huruf اَلنُّوْنُ Nun (ن) adalah huruf ke-25 dari 28 huruf hijaiyah.

Transliterasi

Transliterasi huruf arab ke huruf latin mengharuskan huruf ن ditranslate menjadi n

Translate Huruf ن jadi n ini jika yang ditranslate adalah ن dalam statusnya sebagai huruf hijaiyah, masih asli tanpa harkat.

Adapun jika yang ditranslate adalah ن yang berharkat, maka ditulis dengan diikuti huruf vokal, yaitu a/i/u

  • نَ ditranslate menjadi na
  • نِ ditranslate menjadi ni
  • نُ ditranslate menjadi nu

Jika yang ditranslate adalah ن yang berharkat tanwin, maka na/ni/nu ditambah dengan n

  • نً ditranslate menjadi nan
  • نٍ ditranslate menjadi nin
  • نْ ditranslate menjadi nun

Jika yang ditranslate adalah ن yang diikuti dengan huruf mad, maka diikuti dengan tanda vokal panjang yaitu ā/ī/ū

  • نَا ditranslate menjadi 
  • نِيْ ditranslate menjadi nī
  • نُوْ ditranslate menjadi

Jika yang ditranslate adalah ن yang bertasydid, maka n ditambah n

  • جِنَّ ditranslate menjadi Jinna
  • جِنِّ ditranslate menjadi Jinni
  • جِنُّ ditranslate menjadi Jinnu

10 Mabadi Ilmu Fiqih

Mabadi Ilmu Fiqih : Had, Maudhu, Tsamrah, Fadhlu, Nisbat, Wadhi, Ism, Istimdad, Hukum Syara, Masalah.

mabadi-ilmu-fiqih-nihayah-azzain

baitussalam.web.id - Penting bagi orang yang bermaksud untuk mempelajari bidang ilmu fiqih untuk terlebih dahulu mentashawurkan bidang (fan) ilmu tersebut dengan cara memahami 10 Mabadinya, yaitu : 

  1. Had (ta'rif, pengertian, definisi)
  2. Maudhu (tempat penggunaan, sasaran, ruang lingkup)
  3. Faedah (tsamroh, buah, hasil, tujuan, manfaat)
  4. Fadhlu (keunggulan, keutamaan, keistimewaan, kelebihan)
  5. Nisbat (hubungan dengan ilmu lain, link, tautan eksternal)
  6. Wadhi (peletak dasar-dasar, perintis, bapak ilmu)
  7. Ism (nama populer, sebutan, alias)
  8. Istimdad (istinbath, sumber pengambilan)
  9. Hukum Syara (hukum mempelajari, hukum menggunakan)
  10. Masalah (pembahasan, masalah, kaidah-kaidah)

Fungsi dari pengenalan 10 hal tersebut adalah sebagai persiapan, agar nantinya ketika penuntut ilmu sudah terjun mempelajari ilmu fiqih bisa senantiasa fokus dan terbuka hatinya untuk menerima ilmu tersebut. 

Setelah penulis meninjau beberapa kitab ilmu fiqh karya tulis para ulama, penulis akan mencoba untuk menyertakannya sebagai rujukan dan membahasnya sebatas untuk memperjelas maksudnya saja.

01 Had Ilmu Fiqih

Menurut Syaikh Zainuddin al-Malibari :
وهو لغة الفهم واصطلاحا العلم بالأحكام الشرعية العملية المكتسب من أدلتها التفصيلية
Fiqih secara etimologi adalah memahami, dan secara terminologi adalah ilmu tentang hukum-hukum syar’iyah yang bersipat amaliyah dan dikasab dari dalil-dalilnya yang bersifat tafsiliyah (Fathu Al-Mu’īn bi Syarhi Qurrah al-Ain : 2) 

Menurut Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi :
وهو لغة الفهم واصطلاحا ظن قوي بالأحكام الشرعية العملية مكتسب من أدلتها التفصيلية بأن يقال أقيموا من قوله تعالى أقيموا الصلاة أمر والأمر للوجوب فقوله أقيموا للوجوب 
Fiqih secara etimologi adalah memahami, dan secara terminologi adalah dzon yang kuat tentang hukum-hukum syar’iyah yang bersifat amaliyah dan dikasab dari dalil-dalilnya yang bersifat tafsiliyah seperti dikatakan : أقييموا dari Kalamullah أقيموا الصلاة itu perintah, dan perintah itu lilwujub, maka أقيموا adalah lilwujub (Nihayah al-Zain fi Irsyadi al-Mubtadi'īn alā Syarhi Qurrah al-‘Ain bi Muhimmah al-Din : 6)

Menurut Syaikh Muhammad Ibnu Qasim al-Ghazi :
هو لغة الفهم واصطلاحا العلم بالأحكام الشرعية العملية المكتسب من أدلتها التفصيلية 
Fiqih secara etimologi adalah memahami, dan secara terminologi adalah ilmu tentang hukum-hukum syar'iyah yang bersifat amaliyah dan dikasab dari dalil-dalilnya yang bersifat tafsiliyah (Fathu al-Qarīb al-Mujīb : 3)

Menurut Syaikh Abi Yahya Zakariya al-Anshari :
وهو لغة الفهم واصطلاحا العلم بالأحكام الشرعية العملية المكتسب من أدلتها التفصيلية 
Fiqih secara etimologi adalah memahami, dan secara terminologi adalah ilmu tentang hukum-hukum syar’iyah yang bersifat amaliyah dan dikasab dari dalil-dalilnya yang bersifat tafsiliyah (Fathu al-Wahhāb bi Syarhi Minhāj al-Thullāb : 3)

Menurut Syaikh Sayid Alawi ibn Ahmad al-Saqafi :
فعلم الفقه علم بحكم شرعي عملي مكتسب من دليل تفصيلي 
Maka adapun Ilmu Fiqih adalah ilmu tentang hukum syar’i yang bersifat amali dan dikasab dari dalil yang bersifat tafsili (Majmu'ah Sab'ah Kutubin Mufidah : 7)

Menurut Syaikh Abdul Wahab Khallāf :
فعلم الفقه في الإصطلاح الشرعي هو العلم بالأحكام الشرعية العملية المكتسب من أدلتها التفصيلية أو هو مجموعة الأحكام الشرعية العملية المستفادة من أدلتها التفصيلية
Dan adapun ilmu fiqih dalam istilah syara : ilmu fiqih adalah ilmu tentang hukum-hukum syar'iyah yang bersifat amaliyah yang dikasab dari dalil-dalilnya yang bersifat tafsili. Atau ilmu fiqih ini adalah kumpulan hukum-hukum syar'iyah yang bersifat amaliyah yang difahami dari dalil-dalilnya yang bersifat tafsili. (Ilmu Ushul al-Fiqh Abd al-Wahab Khallāf Hal 11)

02 Maudhu Ilmu Fiqih

Menurut Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi
وموضوعه أفعال المكلفين من حيث عروض الأحكام التكليفية والوضعية لها 
Maudhu Ilmu Fiqh adalah perbuatan-perbuatan mukallaf ditinjau dari aspek bahwa datangnya hukum yang bersifat taklifi dan hukum yang bersifat wadh’i adalah untuk mukallaf (Nihayah al-Zain fi Irsyadi al-Mubtadi'īn alā Syarhi Qurrah al-‘Ain bi Muhimmah al-Din : 6)

Menurut Sayid Abu Bakr Syatha al-Dimyati :
فأما الأول فهو أفعال المكلفين من حيث عروض الأحكام لها 
maka adapun yang pertama (maksudnya maudhu) maka itu adalah perbuatan-perbuatan mukallaf ditinjau dari bahwa datangnya hukum-hukum adalah untuk mukallaf (I'anah al-Thalibīn alā Hilli Alfādzi Fathi al-Mu’īn : 1/14)

Menurut Syaikh Abi Yahya Zakariya al-Anshari :
وموضوعه أفعال المكلفين من حيث عروض الأحكام لها 
Maudhunya adalah perbuatan-perbuatan mukallafin ditinjau dari bahwa datangnya hukum-hukum adalah untuk mukallaf (Fathu al-Wahhāb bi Syarhi Minhāj al-Thullāb : 3)

Menurut Syaikh Abdul Wahab Khallāf :
موضوع البحث في علم الفقه هو فعل المكلف من حيث ما يثبت له من الأحكام الشرعية
Maudhu pembahasan pada ilmu fiqih adalah perbuatan mukallaf tentang perkara yang tetap baginya dari Hukum-hukum syar'iyah. (Ilmu Ushul al-Fiqh Abd al-Wahab Khallāf Hal 12)

03 Faedah Ilmu Fiqih

Menurut Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi :
وفائدته امتثال أوامر الله واجتناب مناهيه المحصلان للفوائد الدنيوية والأخروية وذلك كالبيع والشراء وكالصلاة 
Faedahnya adalah melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi perkara-perkara yang dilarang olehnya yang menghasilkan faedah yang bersifat duniawi dan ukhrawi. Dan demikian itu seperti : jual dan beli, dan seperti shalat (Nihayah al-Zain fi Irsyadi al-Mubtadi'īn alā Syarhi Qurrah al-‘Ain bi Muhimmah al-Din : 6)

Menurut Syaikh Zainuddin al-Malibari :
وفائدته امتثال أوامر الله واجتناب نواهيه 
Faedahnya adalah menuruti perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangannya (Fathu Al-Mu’īn bi Syarhi Qurrah al-Ain : 2)

Menurut Syaikh Abi Yahya Zakariya al-Anshari :
وفائدته امتثال أوامر الله تعالى واجتناب نواهيه المحصلان للفوائد الدنيوية والأخروية 
Faedahnya adalah menuruti perintah-perintah Allah Ta’ala dan menjauhi larangan-larangannya yang keduanya menghasilkan faedah-faedah duniawi dan ukhrawi (Fathu al-Wahhāb bi Syarhi Minhāj al-Thullāb : 3)

Menurut Syaikh Sayid Alawi ibn Ahmad al-Saqafi :
وفائدته امتثال أوامر الله تعالى واجتناب نواهيه 
Faedahnya adalah menuruti perintah-perintah Allah Ta’ala dan menjauhi larangan-larangannya (Majmu'ah Sab'ah Kutubin Mufidah : 7)

Menurut Syaikh Abdul Wahab Khallāf :
الغاية المقصودة من علم الفقه هي تطبيق الأحكام الشرعية على أفعال الناس وأقوالهم فالفقه هو مرجع القاضي في قضائه والمفتي في فتواه ومرجع كل مكلف لمعرفة الحكم الشرعي فيما يصدر عنه من أقوال وأفعال
Target pencapaian dari ilmu fiqih adalah tingkatan hukum-hukum syar'iyah terhadap perbuatan dan ucapan manusia. Pada tahapan selanjutnya fiqih ini menjadi rujukan seorang qadhi pada keputusannya dan mufti pada fatwanya juga rujukan setiap mukallaf untuk mengenali hukum syara pada perkara yang lahir darinya baik berupa ucapan maupun perbuatan. (Ilmu Ushul al-Fiqh Abd al-Wahab Khallāf Hal 14)

04 Fadhlu Ilmu Fiqih

Menurut Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi :
وفضله أنه من أشرف العلوم وهو من علوم الدين الشرعية 
Fadhlunya adalah bahwasanya fiqih adalah sebagian dari ilmu ilmu yang paling mulia dan fiqih termasuk ilmu agama yang bersifat syariat (Nihayah al-Zain fi Irsyadi al-Mubtadi'īn alā Syarhi Qurrah al-‘Ain bi Muhimmah al-Din : 6)

Menurut Sayid Abu Bakar Syatha al-Dimyati
وأما السادس فهو فوقانه على سائر العلوم لقوله صلى الله عليه وسلم من يرد الله به خيرا يفقه في الدين ولقوله صلى الله عليه وسلم اذا مررتم برياض الجنة فارتعوا قالوا وما رياض الجنة يا رسول الله قال حلق الذكر قال عطاء حلق الذكر هي مجالس الحلال والحرام كيف تشتري وكيف تصلي وكيف تزكي وكيف تحج وكيف تنكح وكيف تطلق وما أشبه ذلك والمراد معرفة كيفية الصلاة والزكاة والحج وذلك يكون بمعرفة أركانها وشروطها ومفسداتها اذ العبادة بغير معرفة ذلك غير صحيحة الخ 
Adapun yang keenam (maksudnya fadhluhu) maka ilmu fiqih posisinya di atas membawahi ilmu-ilmu yang lain, karena ada Sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam : “barangsiapa yang Allah menghendakinya lebih baik maka Allah akan menjadikannya orang yang faqih dalam agama”, dan karena ada Sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam : “jika kalian berjalan melewati riyadhul jannah maka bersinggahlah! para shahabat kemudian bertanya : “dan apakah gerangan yang dimaksud riyadhul jannah yaa Rasulallah?” Rasulullah menjawab : “halaqoh-halaqoh dzikir”. Atha telah berkata halaqoh-halaqoh dzikir adalah majelis-majelis yang membahas halal dan haram bagaimana cara anda membeli bagaimana cara anda shalat bagaimana cara anda menunaikan zakat bagaimana cara anda berhaji bagaimana cara anda menikah bagaimana cara anda menthalaq dan lain sebagainya, dan yang dimaksud adalah mengetahui tata cara shalat zakat dan haji, dan mengetahui hal-hal tersebut melalui proses pengenalan rukun-rukunnya, syarat-syaratnya dan hal-hal yang memfasadkannya. Karena ibadah dengan tanpa mengetahui hal-hal tersebut adalah ibadah yang tidak shahih. dst… (I'anah al-Thalibīn alā Hilli Alfādzi Fathi al-Mu’īn : 1/14)

05 Nisbat Ilmu Fiqih

Menurut Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi
ونسبته أنه فرع علم التوحيد 
Nisbatnya dengan ilmu lain adalah bahwasanya fiqih adalah cabang dari ilmu tauhid (Nihayah al-Zain fi Irsyadi al-Mubtadi'īn alā Syarhi Qurrah al-‘Ain bi Muhimmah al-Din : 6)

Menurut Sayid Abu Bakar Syatha al-Dimyati :
واما الخامس فهو المغايرة للعلوم 
Adapun yang kelima (maksudnya nisbatuhu) maka ilmu fiqih adalah ilmu yang saling berlainan dengan ilmu-ilmu yang selainnya (I'anah al-Thalibīn alā Hilli Alfādzi Fathi al-Mu’īn : 1/14)

06 Wadhi Ilmu Fiqih

Menurut Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi
والواضع له إجمالا الإمام أبو حنيفة النعمان بمعنى أنه أول مصنف فيه إلا باب التفليس والحجر والسبق والرمي فأول مصنف فيه إمامنا الشافعي 
Wadhinya ilmu fiqih secara ijmali adalah Imam Abu Hanifah al-Nu’man dengan pengertian bahwasanya beliau adalah mushanif pertama dalam ilmu fiqih kecuali bab التفليس bab الحجر bab السبق dan bab الرمي, maka mushanif pertamanya dalam hal itu adalah Imam kita Imam Syafii (Nihayah al-Zain fi Irsyadi al-Mubtadi'īn alā Syarhi Qurrah al-‘Ain bi Muhimmah al-Din : 6)

Menurut Sayid Abu Bakar Syatha al-Dimyati :
وأما الرابع فالأئمة المجتهدين 
Adapun yang keempat (maksudnya wadhiuhu) maka itu adalah para imam mujtahid (I'anah al-Thalibīn alā Hilli Alfādzi Fathi al-Mu’īn : 1/14)

07 Ismu Ilmu Fiqih
Menurut Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi :
واسمه علم الفقه وعلم الفروع 
Namanya adalah ilmu fiqih dan ilmu furu’ (Nihayah al-Zain fi Irsyadi al-Mubtadi'īn alā Syarhi Qurrah al-‘Ain bi Muhimmah al-Din : 6) 

08 Istimdad Ilmu Fiqih

Menurut Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi
ومأخذه من الكتاب والسنة والإجماع والقياس والإستصحاب والإستحسان والإستقراء والإقتران فإن هذه أدلة
ثم الإستحسان دليل ينقدح في نفس المجتهد كما استحسن إمامنا الشافعي التحليف على المصحف فإنه أبلغ في الزجر 
Istimdadnya adalah dari Kitab Al-Qur’an, Al-Sunnah, ijma, qiyas, istishab, istihsan, istiqra, dan iqtiron. karena ini semua merupakan dalil-dalil. Kemudian istihsan merupakan dalil mencela dalam hati mujtahid sebagaimana telah beristihsan Imamuna Syafii pada permasalahan sumpah di atas AlQur’an karena sesungguhnya itu lebih dahsyat dalam hal pencegahan (Nihayah al-Zain fi Irsyadi al-Mubtadi'īn alā Syarhi Qurrah al-‘Ain bi Muhimmah al-Din : 6) 

Menurut Syaikh Zainuddin al-Malibari :
واستمداده من الكتاب والسنة والإجماع والقياس 
Istimdadnya adalah dari Kitabullah, Sunnah, Ijma dan qiyas (Fathu Al-Mu’īn bi Syarhi Qurrah al-Ain)

Menurut Syaikh Abi Yahya Zakariya al-Anshari :
واستمداده من الكتاب والسنة والإجماع والقياس وسائر الأدلة المعروفة 
Istimdadnya adalah dari Kitabullah, Sunnah, Ijma, Qiyas dan dalil-dalil lainnya yang sudah populer (Fathu al-Wahhāb bi Syarhi Minhāj al-Thullāb : 3) 

09 Hukum Ilmu Fiqih

Menurut Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi :
وحكم الشارع في تعلمه الوجوب العيني فيما يلتبس به الشخص والكفائي في غير ذلك 
Hukum syara dalam mempelajarinya adalah wajib ain pada perkara yang seseorang biasa melakukannya dan wajib kifayah pada perkara selain itu (Nihayah al-Zain fi Irsyadi al-Mubtadi'īn alā Syarhi Qurrah al-‘Ain bi Muhimmah al-Din : 6)

Menurut Sayid Abu Bakar Syatha al-Dimyati :
وأما الثاني فهو الوجوب العيني أو الكفائي 
Adapun yang kedua (maksudnya hukmuhu) maka hukumnya adalah wajib yang bersifat ainiyah atau kifayah (I'anah al-Thalibīn alā Hilli Alfādzi Fathi al-Mu’īn :1/14) 

10 Masalah Ilmu Fiqih

Menurut Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi
ومسائله قضاياه التي يبحث فيه عنها كزكاة التجارة واجبة والحلف بغير الله مكروه وزيارة القبور مستحبة والأكل لا بقصد شيء مباح 
Masalah-masalahnya adalah qadhiyah-qadhiyahnya yang dibahas di dalam ilmu tersebut. Seperti : zakat tijaroh hukumnya adalah wajib, bersumpah dengan selain Allah hukumnya adalah makruh, ziyaroh qubur hukumnya adalah mustahab, makan tanpa bermaksud apa-apa hukumnya adalah mubah (Nihayah al-Zain fi Irsyadi al-Mubtadi'īn alā Syarhi Qurrah al-‘Ain bi Muhimmah al-Din : 6)

Menurut Sayid Abu Bakar Syatha al-Dimyati :
وأما الثالث فهو القضايا كالنية واجبة والوضوء شرط لصحة الصلاة ودخول الوقت سبب لها 
Adapun yang ketiga (maksudnya masailuhu) maka itu adalah qodhiyah-qadhiyahnya seperti : niat adalah wajib, wudhu adalah salah satu syarat untuk sahnya shalat, masuk waktu adalah salah satu sebab wajibnya shalat (I'anah al-Thalibīn alā Hilli Alfādzi Fathi al-Mu’īn : 1/14)

Daftar Pustaka

Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi. Nihayah al-Zain fi Irsyadi al-Mubtadi'īn alā Syarhi Qurrah al-‘Ain bi Muhimmah al-Din. 
Syaikh Zainuddin al-Malibari. Fathu Al-Mu’īn bi Syarhi Qurrah al-Ain. 
Sayid Abu Bakar Syatha al-Dimyati. I'anah al-Thalibīn alā Hilli Alfādzi Fathi al-Mu’īn.
Syaikh Muhammad al-Ghazi. Fathu al-Qarīb al-Mujīb.
Syaikh Abi Yahya Zakariya al-Anshari. Fathu al-Wahhāb bi Syarhi Minhāj al-Thullāb
Syaikh Sayid Alawi ibn Ahmad al-Saqafi. Majmu'ah Sab'ah Kutubin Mufidah.
Syaikh Abdul Wahab Khallaf. Ilmu Ushul al-Fiqh

اَلْمِيْمُ Mim (م)

Huruf اَلْمِيْمُ Mim (م) adalah huruf ke-24 dari 28 huruf hijaiyah. 

Transliterasi

Transliterasi huruf arab ke huruf latin mengharuskan huruf م ditranslate menjadi m

Translate Huruf م jadi m ini jika yang ditranslate adalah م dalam statusnya sebagai huruf hijaiyah, masih asli tanpa harkat.

Adapun jika yang ditranslate adalah م yang berharkat, maka ditulis dengan diikuti huruf vokal, yaitu a/i/u

  • مَ ditranslate menjadi ma
  • مِ ditranslate menjadi mi
  • مُ ditranslate menjadi mu

Jika yang ditranslate adalah م yang berharkat tanwin, maka ma/mi/mu ditambah dengan n

  • مً ditranslate menjadi man
  • مٍ ditranslate menjadi min
  • مٌ ditranslate menjadi mun

Jika yang ditranslate adalah م yang diikuti dengan huruf mad, maka diikuti dengan tanda vokal panjang yaitu ā/ī/ū

  • مَا ditranslate menjadi 
  • مِيْ ditranslate menjadi mī
  • مُوْ ditranslate menjadi 

Jika yang ditranslate adalah م yang bertasydid, maka m ditambah m

  • ثُمَّ ditranslate menjadi Tsumma
  • سَمِّ ditranslate menjadi Sammi
  • دَمُّ ditranslate menjadi Dammu

اَللَّامُ Lam (ل)

Huruf اَللَّامُ Lam (ل) adalah huruf ke-23 dari 28 huruf hijaiyah. 

Transliterasi

Transliterasi huruf arab ke huruf latin mengharuskan huruf ل ditranslate menjadi l

Translate Huruf ل jadi l ini jika yang ditranslate adalah ل dalam statusnya sebagai huruf hijaiyah, masih asli tanpa harkat.

Adapun jika yang ditranslate adalah ل yang berharkat, maka ditulis dengan diikuti huruf vokal, yaitu a/i/u

  • لَ ditranslate menjadi la
  • لِ ditranslate menjadi li
  • لُ ditranslate menjadi lu

Jika yang ditranslate adalah ل yang berharkat tanwin, maka la/li/lu ditambah dengan n

  • لً ditranslate menjadi lan
  • لٍ ditranslate menjadi lin
  • لٌ ditranslate menjadi lun

Jika yang ditranslate adalah ل yang diikuti dengan huruf mad, maka diikuti dengan tanda vokal panjang yaitu ā/ī/ū

  • لَا ditranslate menjadi 
  • لِيْ ditranslate menjadi lī
  • لُوْ ditranslate menjadi 

Jika yang ditranslate adalah ل yang bertasydid, maka l ditambah 

  • حَلَّلَ ditranslate menjadi Hallala
  • يُحَلِّلُ ditranslate menjadi Yuhallilu
  • يَذِلُّ ditranslate menjadi Yadzillu



10 Mabadi Ilmu Tauhid

Mabadi Ilmu Tauhid : Had, Maudhu, Tsamroh, Fadhlu, Nisbat, Wadhi, Ism, Istimdad, Hukum, Masalah

mabadi-ilmu-tauhid-hasyiyah-baijuri

baitussalam.web.id - Mari mengenal ilmu tauhid lebih dekat dengan mempelajari 10 mabadinya :

  1. Had (ta'rif, pengertian, definisi)
  2. Maudhu (tempat penggunaan, sasaran, ruang lingkup)
  3. Faedah (tsamroh, buah, hasil, tujuan, manfaat)
  4. Fadhlu (keunggulan, keutamaan, keistimewaan, kelebihan)
  5. Nisbat (hubungan dengan ilmu lain, link, tautan eksternal)
  6. Wadhi (peletak dasar-dasar, perintis, bapak ilmu)
  7. Ism (nama populer, sebutan, alias)
  8. Istimdad (istinbath, sumber pengambilan)
  9. Hukum Syara (hukum mempelajari, hukum menggunakan)
  10. Masalah (pembahasan, masalah, kaidah-kaidah)

1.Had Ilmu Tauhid

Menurut Syaikh Ibrahim al-Bajuri :

فَحَدُّهُ لُغَةً اَلَعِلْمُ بِأَنَّ الشَّيْءَ وَاحِدٌ وَشَرْعًا بِمَعْن اْلْفَنِّ الْمُدَوَّنِ عِلْمٌ يُبْحَثُ فِيْهِ عَنْ اِثْبَاتِ الْعَقَائِدِ الدِّيْنِيَةِ الْمُكْتَسَبِ مِنْ أَدِلَّتِهَا الْيَقِيْنِيَة

"Had Ilmu Tauhid menurut bahasa adalah : ilmu tentang bahwa sesuatu itu satu/ilmu tentang ke-esa-an. Menurut syara dalam pengertian fan yang dikodifikasikan : ilmu yang di dalamnya dibahas tentang menetapkan aqidah-aqidah diniyah yang dikasab dari dalil-dalilnya yang bersifat meyakinkan." (Hasyiyah al-Bajuri ala al-Sanusiyah Hal 9)

وَالتَّوْحِيْدُ لُغَةً اَلَعِلْمُ بِأَنَّ الشَّيْءَ وَاحِدٌ وَشَرْعًا بِمَعْن اْلْفَنِّ الْمُدَوَّنِ عِلْمٌ يُقْتَدَرُ بِهِ عَنْ اِثْبَاتِ الْعَقَائِدِ الدِّيْنِيَةِ الْمُكْتَسَبِ مِنْ أَدِلَّتِهَا الْيَقِيْنِيَة

"Tauhid menurut bahasa adalah : ilmu tentang bahwa sesuatu itu satu/ilmu tentang ke-esa-an. Menurut syara Menurut syara dalam pengertian fan yang dikodifikasikan : ilmu yang dengannya mampu memantapkan aqidah-aqidah diniyah yang dikasab dari dalil-dalilnya yang bersifat meyakinkan." (Tuhfah al-Murid ala Jauharoh al-Tauhid Hal 8)


Menurut Syaikh Ahmad al-Dardir :

عِلْمٌ يُقْتَدَرُ بِهِ عَلَى اِثْبَاتِ الْعَقَائِدِ الدِّيْنِيَةِ الْمُكْتَسَبِ مِنْ أَدِلَّتِهَا الْيَقِيْنِيَة

"Ilmu tauhid adalah : ilmu yang dengannya mampu untuk memantapkan aqidah-aqidah diniyah yang dikasab dari dalil-dalilnya yang bersifat meyakinkan." (al-Kharidah al-Bahiyah fi Aqa'id al-Diniyah. Hal 27)

2.Maudhu Ilmu Tauhid

Menurut Syaikh Ibrahim al-Bajuri :

وَمَوْضُوْعُهُ ذَاتُ اللّٰهِ وَذَاتُ رُسُلِهِ مِنْ حَيْثُ مَا يَجِبُ وَمَا يَسْتَحِيْلُ وَمَا يَجُوْزُ وَالْمُمْكِنُ مِنْ حَيْثُ اَنَّهُ يُسْتَدَلُّ بِهِ عَلى وُجُوْدِ صَانِعِهِ وَالسَّمْعِيَاتِ مِن حَيْثُ اعْتِقَادِهَا

Maudhu ilmu tauhid adalah :

  • Dzat Allah tentang sifat yang wajib, sifat yang mustahil dan sifat yang wenang.
  • Dzat Rasul-Rasul Allah tentang sifat yang wajib, sifat yang mustahil dan sifat yang wenang.
  • Mumkinat, tentang yang bisa dijadikan dalil-dalil akan keberadaan penciptanya.
  • Aqidah sam'iyat, tentang aqidah-aqidahnya.

(Hasyiyah al-Bajuri ala al-Sanusiyah Hal 9)

وَمَوْضُوْعُهُ ذَاتُ اللّٰهِ تَعَالَى مِنْ حَيْثُ مَا يَجِبُ وَمَا يَسْتَحِيْلُ وَمَا يَجُوْزُ وَذَاتُ رُسُلِ كَذٰلِكَ وَالْمُمْكِنُ مِنْ حَيْثُ اِنَّهُ يَتَوَصَّلُ بِهِ اِلى وُجُوْدِ صَانِعِهِ وَالسَّمْعِيَاتِ مِن حَيْثُ اعْتِقَادِهَا

Maudhu ilmu tauhid adalah :

  • Dzat Allah tentang sifat yang wajib, sifat yang mustahil dan sifat yang wenang.
  • Dzat Rasul-Rasul Allah tentang sifat yang wajib, sifat yang mustahil dan sifat yang wenang.
  • Mumkinat, tentang perkara yang dengannya sampai pada penciptanya.
  • Aqidah sam'iyat, tentang aqidah-aqidahnya.

(Tuhfah al-Murid ala Jauharoh al-Tauhid Hal 8)


Menurut Syaikh Ahmad al-Dardir :

وَمَوْضُوْعُهُ ذَاتُ الْإِلٰهِ تَعَالَى وَقِيْلَ الْمُمْكِنَاتِ وَقِيْلَ غَيْرَ ذَلِكَ

"Maudhu ilmu tauhid adalah Dzat Allah Ta'ala. Menurut sebuah pendapat : mumkinat. Menurut sebuah pendapat : bukan itu". (al-Kharidah al-Bahiyah fi Aqa'id al-Diniyah. Hal 27)

3.Tsamroh Ilmu Tauhid

Menurut Syaikh Ibrahim al-Bajuri :

وَثَمْرَتُهُ مَعْرِفَةُ صِفَاتِ اللّٰه وَرَسُولِهِ بِالْبَرَاهِيْنِ الْقَطْعِيَّة وَالْفَوْزِ بالسَّعَادَةِ الأَبَدِيَّةِ

"Tsamroh ilmu tauhid adalah : Jadi mengenal Allah dengan dalil-dalil yang bersifat pasti. Bahagia dengan kesenangan yang abadi di surga. (Hasyiyah al-Bajuri ala al-Sanusiyah Hal 9)

وَثَمْرَتُهُ مَعْرِفَةُ اللّٰه بِالْبَرَاهِيْنِ الْقَطْعِيَّة وَالْفَوْزِ بالسَّعَادَةِ الأَبَدِيَّةِ

"Tsamroh ilmu tauhid adalah : Jadi mengenal sifat-sifat Allah dan sifat-sifat RasulNya dengan dalil-dalil yang bersifat pasti. Bahagia dengan kesenangan yang abadi di surga. (Tuhfah al-Murid ala Jauharoh al-Tauhid Hal 9)


Menurut Syaikh Ahmad al-Dardir :

وَغَايَتُهُ مَعْرِفَةُ اللّٰه سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى وَالْفَوْزِ بالسَّعَادَةِ الأَبَدِيَّةِ

"Ghayah ilmu tauhid adalah : Jadi mengenal Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan Bahagia dengan kesenangan yang abadi di surga. (al-Kharidah al-Bahiyah fi Aqa'id al-Diniyah. Hal 28)


Menurut Syaikh Ahmad al-Shawi

وَفَائدَتُهُ مَعْرِفَةُ الْعَقَائدِ الصَّحِيْحَةِ وَالْفَاسِدَةِ

Faedahnya ilmu tauhid adalah jadi mengenal aqidah-aqidah yang shahih dan aqidah-aqidah yang fasid (Hasyiyah al-Shawi ala Kharidah al-Bahiyah Hal 27)

4.Fadhlu Ilmu Tauhid

Menurut Syaikh Ibrahim al-Bajuri :

وَفَضْلُهُ أَنَّهُ أَشْرَفُ الْعُلُوْمِ لِكَوْنِهِ مُتَعَلِّقًا بِذَاتِ اللّٰهِ تَعَالَى وَذَاتِ رُسُلِهِ وَمَا يَتْبَعُ ذٰلِكَ وَالمُتَعَلِّقُ بكسر اللام يَشْرَفُ بِشَرَفِ الْمُتَعَلَّقِ

Fadhlunya ilmu tauhid adalah bahwasanya ilmu tauhid merupakan ilmu paling mulia dikarenakan statusnya berhubungan dengan Dzat Allah Ta'ala, Rasul-Rasulnya dan hal-hal lain yang jadi sisi lain pembahasannya. Sedangkan المُتَعَلِّقُ menjadi mulia karena kemuliaan الْمُتَعَلَّقِ nya. (Hasyiyah al-Bajuri ala al-Sanusiyah Hal 9)

وَفَضْلُهُ أَنَّهُ أَشْرَفُ الْعُلُوْمِ لِكَوْنِهِ مُتَعَلِّقًا بِذَاتِ اللّٰهِ تَعَالَى وَذَاتِ رُسُلِهِ وَمَا يَتْبَعُ ذٰلِكَ وَالمُتَعَلِّقُ بكسر اللام يَشْرَفُ بِشَرَفِ الْمُتَعَلَّقِ بفتحها

Fadhlunya ilmu tauhid adalah bahwasanya ilmu tauhid merupakan ilmu paling mulia dikarenakan statusnya berhubungan dengan Dzat Allah Ta'ala, Rasul-Rasulnya dan hal-hal lain yang jadi sisi lain pembahasannya. Sedangkan المُتَعَلِّقُ menjadi mulia karena kemuliaan الْمُتَعَلَّقِ nya. (Tuhfah al-Murid ala Jauhar al-Tauhid Hal 9)

5.Nisbat Ilmu Tauhid

Menurut Syaikh Ibrahim al-Bajuri :

وَنِسْبَتُهُ أَنَّهُ أَصْلُ الْعُلُوْمِ وَمَاسِوَاهُ فَرْعْ عَنْهُ

Hubungan ilmu tauhid dengan ilmu lain adalah bahwasanya ilmu ini merupakan batang pohonnya ilmu, sementara ilmu selainnya ranting darinya. (Hasyiyah al-Bajuri ala al-Sanusiyah Hal 9)

وَنِسْبَتُهُ أَنَّهُ أَصْلُ الْعُلُوْمِ وَمَاسِوَاهُ فَرْعْ

Hubungan ilmu tauhid dengan ilmu lain adalah bahwasanya ilmu ini merupakan batang pohonnya ilmu, sementara ilmu selainnya ranting. (Tuhfah al-Murid ala Jauhar al-Tauhid Hal 9)

6.Wadhi Ilmu Tauhid

Menurut Syaikh Ibrahim al-Bajuri :

وَوَاضِعٌهُ أُبُو الحَسَنِ الأَشْعَاري وَمُتَابِعُوْهُ وُأَبُو مَنْصُورِ الْمَاتُرِيْدِي وَمُتَابِعُوْهُ

Wadhi ilmu tauhid adalah Abu Hasan Al-Asy'ari beserta pengikutnya dan Abu Manshur al-Maturidi beserta pengikutnya. (Hasyiyah al-Bajuri ala al-Sanusiyah Hal 9)

وَوَاضِعٌهُ أُبُو الحَسَنِ الأَشْعَاري وَمَنْ تَبِعَهُ وُأَبُو مَنْصُورِ الْمَاتُرِيْدِي وَمَنْ تَبِعَهُ بِمَعْنَى أَنَّهُمْ دَوَّنُوْا كُتُبَهُ وَرَدُّوْا الشُّبْهَ الَّتِيْ أَوْرَدَتْهَا الْمُعْتَزِلَةُ 

وَإلَّا  فَالتَّوْحِيْدُ جَاءَ بِهِ كُلُّ نَبِيٍّ مِنْ لَدُنِّ آدَمَ

Wadhi ilmu tauhid adalah Abu Hasan Al-Asy'ari beserta pengikutnya dan Abu Manshur al-Maturidi beserta pengikutnya. Dalam konteks bahwasanya mereka mengkodifikasikan kitab-kitabnya dan menolak pemahaman yang keliru yang didatangkan oleh mu'tazilah.

Jika yang dimaksud bukan dalam konteks itu, maka setiap Nabi dari zaman Nabi Adam telah datang membawa tauhid. (Tuhfah al-Murid ala Jauhar al-Tauhid Hal 9)

7.Ism Ilmu Tauhid

Menurut Syaikh Ibrahim al-Bajuri :

وَاِسْمُهُ عِلْمُ التَّوْحِيْدِ وَعِلْمُ الْكَلَامِ وَذَكَرَ بَعْضُهُمْ أَنَّ لَهُ ثَمَانِيَةُ أَسْمَاءٍ

"Nama populer ilmu tauhid adalah Ilmu Tauhid & Ilmu Kalam. Sebagian ulama menceritakan bahwa ilmu tauhid ini memiliki 8 nama". (Hasyiyah al-Bajuri ala al-Sanusiyah Hal 9)

وَاِسْمُهُ عِلْمُ التَّوْحِيْدِ لِأنَّ مَبْحَثَ الْوَحْدَانِيَةِ أَشْهَرُ مَبَاحِثِهِ وَيُسَمَّى أَيْضًا عِلْمُ الْكَلَامِ لِأَنَّ الْمُتَقَدِّمِيْنَ كَانُوا يَقُولُوْنَ فِي التَّرْجَمَةِ عَنْ مَبَاحِثِهِ الْكَلَامَ فِي كَذَا أَوْ لِأَنَّهُ قَدْ كَثُرَ الْإِخْتِلَافُ فِي مَسْئَلَةِ الْكَلَامِ وَذَكَرَ بَعْضُهُمْ أَنَّ لَهُ ثَمَانِيَةُ أَسْمَاءٍ

"Nama populer ilmu tauhid adalah Ilmu Tauhid, karena pembahasan tentang sifat wahdaniyat merupakan pembahasan yang paling populer. Ilmu ini juga dinamakan Ilmu Kalam, karena ulama mutaqaddimin mereka mengatakan " الْكَلَامَ فِي كَذَا "dalam menterjemahkan pembahasannya, atau karena bahwasanya telah banyak perbedaan pendapat pada permasalahan sifat kalam. Sebagian ulama menceritakan bahwa ilmu tauhid ini memiliki 8 nama". (Tuhfah al-Murid ala Jauhar al-Tauhid Hal 9)

Menurut Syaikh Ahmad al-Dardir :

وَهُوَ فَنُّ عَقَائِدِ الْإِيْمَانِ يُسَمَّى عِلْمُ التَّوْحِيْدِ وَعِلْمُ أُصُوْلِ الدِّيْنِ وَعِلْمُ الْعَقَائِدِ

Kitab ini adalah fan aqa'idul iman yang dinamakan ilmu tauhid, ilmu ushuluddin dan ilmu aqa'id. (al-Kharidah al-Bahiyah fi Aqa'id al-Diniyah. Hal 27)

8.Istimdad Ilmu Tauhid

Menurut Syaikh Ibrahim al-Bajuri :

وَاسْتِمْدَادُهُ مِنَ الْأَدِلَّةِ الْعَقْلِيَّةِ والنَّقْلِيَّةِ

"Istimdad ilmu tauhid adalah dari dalil-dalil aqliyah dan dalil-dalil naqliyah". (Hasyiyah al-Bajuri ala al-Sanusiyah Hal 9)

وَاسْتِمْدَادُهُ مِنَ الْأَدِلَّةِ الْعَقْلِيَّةِ والنَّقْلِيَّةِ

"Istimdad ilmu tauhid adalah dari dalil-dalil aqliyah dan dalil-dalil naqliyah". (Tuhfah al-Murid ala Jauhar al-Tauhid Hal 9)


Menurut Syaikh Ahmad al-Shawi :

وَاسْتِمْدَادُهُ مِنَ الكِتَاب وَالسُّنَّةِ وَالْعَقْلِ

"Istimdad ilmu tauhid adalah dari Kitab Allah, Sunnah Rasulullah dan aqli" (Hasyiyah al-Shawi ala Kharidah al-Bahiyah Hal 27)

9.Hukum Ilmu Tauhid

Menurut Syaikh Ibrahim al-Bajuri :

وَحُكْمُ الشَّارِعُ فِيْهِ  الْوُجُوْبُ الْعَيْنِيُّ عَلُى كُلِّ مُكَلَّفٍ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى

"Hukum syara pada mempelajari ilmu tauhid adalah wajib ain kepada setiap mukallaf baik laki-laki maupun perempuan". (Hasyiyah al-Bajuri ala al-Sanusiyah Hal 9)

وَحُكْمُ الشَّارِعُ فِيْهِ  الْوُجُوْبُ الْعَيْنِيُّ عَلُى كُلِّ مُكَلَّفٍ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى

"Hukum syara pada mempelajari ilmu tauhid adalah wajib ain kepada setiap mukallaf baik laki-laki maupun perempuan". (Tuhfah al-Murid ala Jauhar al-Tauhid Hal 9)

10.Masalah Ilmu Tauhid

Menurut Syaikh Ibrahim al-Bajuri :

وَمَسَائِلُهُ قَضَايُاهُ الْبَاحِثَةُ عَنِ الْوَاجِبَاتِ وَالْجَائِزَةِ وَالْمُسْتَحِيْلَاتِ

"Masalah ilmu tauhid adalah qodhiyah-qodhiyahnya yang membahas perkara wajibat, ja’izat dan mustahilat". (Hasyiyah al-Bajuri ala al-Sanusiyah Hal 9)

وَمَسَائِلُهُ قَضَايُاهُ الْبَاحِثَةُ عَنِ الْوَاجِبَاتِ وَالْجَائِزَةِ وَالْمُسْتَحِيْلَاتِ

"Masalah ilmu tauhid adalah qodhiyah-qodhiyahnya yang membahas perkara wajibat, ja’izat dan mustahilat". (Tuhfah al-Murid ala Jauhar al-Tauhid Hal 9)

Daftar Pustaka

Syaikh Ibrahim al-Bajuri. Hasyiyah al-Bajuri ala al-Sanusiyah Hal 9 & Tuhfah al-Murid ala Jauharah al-Tauhid Hal 8-9

Syaikh Ahmad al-Dardir. al-Kharidah al-Bahiyah fi Aqa'id al-Diniyah. Hal 27-28

Syaikh Ahmad al-Shawi. Hasyiyah al-Shawi ala al-Kharidah al-Bahiyah Hal 27-28

اَلْكَافُ Kaf (ك)

Huruf اَلْكَافُ Kaf (ك) adalah huruf ke-22 dari 28 huruf hijaiyah. 

Transliterasi

Transliterasi huruf arab ke huruf latin mengharuskan huruf ك ditranslate menjadi k

Translate Huruf ك jadi k ini jika yang ditranslate adalah ك dalam statusnya sebagai huruf hijaiyah, masih asli tanpa harkat.

Adapun jika yang ditranslate adalah ك yang berharkat, maka ditulis dengan diikuti huruf vokal, yaitu a/i/u

  • كَ ditranslate menjadi ka
  • كِ ditranslate menjadi ki
  • كُ ditranslate menjadi ku

Jika yang ditranslate adalah ك yang berharkat tanwin, maka ka/ki/ku ditambah dengan n

  • كً ditranslate menjadi kan
  • كٍ ditranslate menjadi kin
  • كٌ ditranslate menjadi kun

Jika yang ditranslate adalah ك yang diikuti dengan huruf mad, maka diikuti dengan tanda vokal panjang yaitu ā/ī/ū

  • كَا ditranslate menjadi
  • كِيْ ditranslate menjadi kī
  • كُوْ ditranslate menjadi 

Jika yang ditranslate adalah ك yang bertasydid, maka k ditambah 

  • شَكَّ ditranslate menjadi Syakka
  • شَكِّ ditranslate menjadi Syakki
  • شَكُّ ditranslate menjadi Syakku

اَلْقَافُ Qof (ق)

Huruf اَلْقَافُ Qof (ق) adalah huruf ke-21 dari 28 huruf hijaiyah. 

Transliterasi

Transliterasi huruf arab ke huruf latin mengharuskan huruf ق ditranslate menjadi q

Translate Huruf ق jadi q ini jika yang ditranslate adalah ق dalam statusnya sebagai huruf hijaiyah, masih asli tanpa harkat.

Adapun jika yang ditranslate adalah ق yang berharkat, maka q diikuti dengan huruf vokal, yaitu a/i/u

  • قَ ditranslate menjadi qa
  • قِ ditranslate menjadi qi
  • قُ ditranslate menjadi qu

Jika yang ditranslate adalah ق yang berharkat tanwin, maka qa/qi/qu ditambah dengan n

  • قً ditranslate menjadi qan
  • قٍ ditranslate menjadi qin
  • قٌ ditranslate menjadi qun

Jika yang ditranslate adalah ق yang diakhiri dengan huruf mad, maka ditambah dengan tanda vokal panjang yaitu ā/ī/ū

  • قَا ditranslate menjadi 
  • قِيْ ditranslate menjadi qī
  • قُوْ ditranslate menjadi 

Jika yang ditranslate adalah ق yang bertasydid, maka q ditambah 

  • حَقَّ ditranslate menjadi Haqqa
  • حَقِّ ditranslate menjadi Haqqi
  • حَقُّ ditranslate menjadi Haqqu

اَلْفَاءُ Fa (ف)

Huruf اَلْفَاءُ Fa (ف) adalah huruf ke-20 dari 28 huruf hijaiyah. 

Transliterasi

Transliterasi huruf arab ke huruf latin mengharuskan huruf ف ditranslate menjadi f

Translate Huruf ف jadi f ini jika yang ditranslate adalah  ف dalam statusnya sebagai huruf hijaiyah, masih asli tanpa harkat.

Adapun jika yang ditranslate adalah ف yang berharkat, maka f diikuti dengan huruf vokal, yaitu a/i/u

  • فَ ditranslate menjadi fa
  • فِ ditranslate menjadi fi
  • فُ ditranslate menjadi fu

Jika yang ditranslate adalah ف yang berharkat tanwin, maka fa/fi/fu ditambah dengan n

  • فَ ditranslate menjadi fan
  • فِ ditranslate menjadi fin
  • فُ ditranslate menjadi fun

Jika yang ditranslate adalah ف yang diakhiri dengan huruf mad, maka ditambah dengan tanda vokal panjang yaitu ā/ī/ū

  • فَا ditranslate menjadi 
  • فِيْ ditranslate menjadi fī
  • فُوْ ditranslate menjadi 

Jika yang ditranslate adalah ف yang bertasydid, maka f ditambah 

  • مُذَفَّفٌ ditranslate menjadi Mudzaffafun
  • مُذَفِّفٌ ditranslate menjadi Mudzaffifun
  • أَخَفُّ ditranslate menjadi Akhaffu

10 Mabadi Ilmu Nahwu

Mabadi Ilmu Nahwu : Had, Maudhu, Tsamroh, Fadhlu, Nisbat, Wadhi, Ism, Istimdad, Hukum, Masalah

mabadi-ilmu-nahwu-alfiyah-khudhari

Strategi terbaik untuk menguasai ilmu nahwu adalah menguasai mabadinya terlebih dahulu, baru kemudian dilanjutkan dengan mempelajari masalah-masalahnya secara terperinci.

Berikut ini adalah beberapa penjelasan ulama tentang 10 Mabadi Ilmu Nahwu dalam kitab-kitab yang biasa dijadikan referensi studi ilmu nahwu :

  1. Had (ta'rif, pengertian, definisi)
  2. Maudhu (tempat penggunaan, sasaran, ruang lingkup)
  3. Faedah (tsamroh, buah, hasil, tujuan, manfaat)
  4. Fadhlu (keunggulan, keutamaan, keistimewaan, kelebihan)
  5. Nisbat (hubungan dengan ilmu lain, link, tautan eksternal)
  6. Wadhi (peletak dasar-dasar, perintis, bapak ilmu)
  7. Ism (nama populer, sebutan, alias)
  8. Istimdad (istinbath, sumber pengambilan)
  9. Hukum Syara (hukum mempelajari, hukum menggunakan)
  10. Masalah (pembahasan, masalah, kaidah-kaidah)

01.Had Ilmu Nahwu 

Menurut Syekh al-Khudhari :
وللنحو لغة ستة معان القصد والجهة كنحوت نحو البيت كزيد نحو عمرو والمقدار كعندي نحو ألف والقسم كهذا على خمسة أنحاء والبعض كأكلت نحو السمكة وأظهرها وأكثرها الأول
وللإمام الداودي:
للنحو سبع معان قد أتت لغة # جمعتها ضمن بيت مفرد كملا
قصد ومثل ومقدار وناحية # نوع وبعض وحرف فاحفظ المقلا 

وفي الإصطلاح يطلق على ما يعم الصرف تارة وعلى ما يقابله أخرى 

ويعرف على الأول بأنه علم بأصول مستنبطة من كلام العرب يعرف بها أحكام الكلمات العربية حال إفرادها كالإعلال والإدغام والحذف والإبدال وحال تركيبها كالإعراب والبناء وما يتبعها من بيان شروط لنحو النواسخ وحذف العائد وكسر إنّ أو فتحها ونحو ذلك 

وعلى الثاني يخص بأحوال التركيب 

والمراد هنا الأول فهو مرادف لعلم العربية حيث غلب استعماله في هذين فقط وان كان في الأصل يعم اثنى عشر علما 

“Dan secara bahasa untuk lafadz nahwu terdapat 6 makna yaitu : 

  • Makna القصد dan makna الجهة contohnya seperti نحوت نحو البيت
  • Makna المثل contohnya seperti زيد نحو عمرو 
  • Makna المقدار contohnya seperti عندي نحو ألف 
  • Makna القسم contohnya seperti هذا على خمسة أنحاء 
  • Makna البعض contohnya seperti أكلت نحو السمكة 
Adapun yang paling dzohir dan paling banyak dipergunakan di antara yang 6 ini adalah makna yang pertama yaitu makna القصد
Terdapat sebuah syair milik Al-Imam Al-Dawudi :
  • Untuk lafadz نحو terdapat 7 makna telah datang secara bahasa # aku mengumpulkannya termuat dalam satu bait yang sempurna.
  • Makna قصد, makna مثل, makna مقدار, dan makna ناحية # makna نوع, makna بعض dan makna حرف maka hapalkanlah apa yang sudah dikatakan. 
Dan dalam pengertiannya secara terminologi lafadz نحو diithlaqkan kadang-kadang pada ilmu yang mencakup sharaf (ilmu arabiyah) dan pada ilmu-ilmu selainnya yang memuqobalahinya.
Dan didefinisikan atas diithlaqkannya pada yang pertama, bahwasanya nahwu adalah ilmu tentang asal usul yang diistinbath dari kalam arab yang jadi dapat diketahui dengannya hukum-hukum kalimatil arabiyah dalam hal ifrodnya seperti i’lal, idgham, hadzfu, ibdal dan dalam hal tarkibnya seperti i’rab dan bina dan yang mengikuti keduanya dari penjelasan syarat-syarat untuk seumpama nawasikh, membuang a’id, kasrah إن, dan fatahnya أن dan lain sebagainya. 
Dan didefinisikan atas yang kedua, dikhususkan dengan hal tarkib. 
Dan yang dimaksud Pengarang Alfiyah disini adalah yang pertama, Dan itu menyerupai maknanya pada ilmu arabiyah ditinjau dari bahwasanya penggunaanya dominan pada kedua ilmu ini (sharaf dan nahwu) sekalipun secara asal ilmu arabiyah meliputi 12 ilmu."
(Lihat : Hasyiyah al-Khudhari alā Ibn Aqil alā Alfiyah al-Imam Ibn Malik)

Menurut Syaikh Ahmad Zaini Dahlan :
حده علم بقواعد يعرف بها أحكام الكلمات العربية حال تركيبها من الإعراب والبناء وما يتبعهما من شروط النواسخ وحذف العائد 
"Hadnya adalah ilmu dengan qaidah-qaidah yang dapat diketahui dengannya hukum-hukum kalimat-kalimat bahasa arab dalam hal susunan kalimatnya termasuk i’rabnya, binanya dan yang mengikuti keduanya dari syarat-syarat nawasikh dan membuang a’id 
(Lihat : Syarah Mukhtashar Jiddan alā Matn al-Ajurumiyah)

Menurut Syaikh Ibrohim al-Bajuri :
فحد هذا الفن علم بأصول يعرف بها أحوال أواخر الكلم إعرابا وبناء 
Maka adapun Had fan (bidang) ini adalah ilmu tentang asal usul yang dengannya jadi dapat diketahui ahwal akhir kalimat-kalimat, i’rabnya dan binanya 
(Lihat : Fath Robb al-Bariyyah alā al-Durrah al-Bahiyyah Nadzm al-Ajurumiyyah)

Menurut Syaikh Alawi al-Saqafi :
وعلم النحو علم بأصول يعرف بها أحوال أواخر الكلم إعرابا وبناء 

Dan Ilmu Nahwu adalah Ilmu tentang asal usul yang dengannya dapat diketahui ahwal akhir kalimat-kalimat, i’robnya dan binanya 
(Lihat : Majmu’ah Sab’ah Kutubin Mufidah) 

Pada dasarnya para ulama tersebut sepakat bahwa ilmu nahwu adalah ilmu yang membahas qaidah-qaidah yang dengannya dapat diketahui susunan kalimat bahasa arab, sehingga dapat diketahui ahwal akhir kalimat tersebut sehubungan dengan kemu’robannya dan kemabniannya.

02.Maudhu Ilmu Nahwu 

Menurut Syaikh Ahmad Zaini Dahlan :
وموضوعه الكلمات العربية من حيث البحث عن أحوالها 
Maudhunya adalah kalimat-kalimat bahasa arab ditinjau dari bahwasanya pembahasannya adalah tentang ahwalnya kalimat-kalimat arabiyah 
(Lihat : Syarah Mukhtashar Jiddan alā Matn al-Ajurumiyah)

Menurut Syaikh Ibrohim al-Bajuri :
وموضوعه الكلمات العربية 
Dan Maudhunya adalah kalimat-kalimat bahasa arab 
(Lihat : Fath Robb al-Bariyyah alā al-Durrah al-Bahiyyah Nadzm al-Ajurumiyyah) 

03.Faedah Ilmu Nahwu

Menurut Syaikh Ahmad Zaini Dahlan :
وغايته وفائدته التحرز عن الخطأ والإستعانة على فهم كلام الله وكلام رسول الله صلى الله عليه وسلم 
وشرفه بشرف فائدته 
Ghayah dan Faedahnya adalah mengantisifasi dari kesalahan dan menunjang untuk memahami Kalam Allah dan Kalam Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam. Kemuliaannya adalah sebab kemuliaan faedahnya 
(Lihat : Syarah Mukhtashar Jiddan alā Matn al-Ajurumiyah)

Menurut Syaikh Ibrohim al-Bajuri :
وفائدته صون اللسان عن الخطأ في الكلام والإستعانة به على فهم كلام الله تعالى وكلام رسوله 

Faedahnya adalah menjaga lisan dari kesalahan dalam perkataan dan dapat menunjang untuk memahami Kalam Allah Ta’ala dan Kalam RasulNya 
(Lihat : Fath Robb al-Bariyyah alā al-Durrah al-Bahiyyah Nadzm al-Ajurumiyyah)

Menurut Syaikh Alawi al-Saqafi :
وفائدته الإحتراز عن الخطأ في اللسان 
Faedahnya adalah mengantisifasi dari kesalahan lisan 
(Lihat : Majmu’ah Sab’ah Kutubin Mufidah)

04.Fadhlu Ilmu Nahwu

Menurut Syaikh Ahmad Zaini Dahlan :
وفضله فوقانه على سائر العلوم بالنسبة والإعتبار 
Fadhlnya adalah posisinya di atas membawahi ilmu selainnya ditinjau dari nisbat dan diperhitungkannya 
(Lihat : Syarah Mukhtashar Jiddan alā Matn al-Ajurumiyah) 

05.Nisbat Ilmu Nahwu

Menurut Syaikh Ahmad Zaini Dahlan :
ونسبته لباقى العلوم التباين 

Nisbatnya terhadap ilmu-ilmu yang lain adalah tabayyun
(Lihat : Syarah Mukhtashar Jiddan alā Matn al-Ajurumiyah) 

Maksud tabayyun di sini adalah bahwa ilmu nahwu adalah ilmu yang independent 

06.Wadhi Ilmu Nahwu
Menurut Syaikh Ahmad Zaini Dahlan :
وواضعه أبو الأسواد الدؤلي بأمر من الإمام علي كرم الله وجهه 
Wadhinya adalah Abul Aswad Al-Duali berdasarkan perintah Imam Ali Karromallahu Wajhahu 
(Lihat : Syarah Mukhtashar Jiddan alā Matn al-Ajurumiyah)

07.Ismu Ilmu Nahwu

Menurut Syaikh Ahmad Zaini Dahlan :
واسمه علم النحو وعلم العربية 
Ismnya adalah ilmu nahwu dan ilmu arabiyah
(Lihat : Syarah Mukhtashar Jiddan alā Matn al-Ajurumiyah) 


Sebagaimana dijelaskan pada point 01, jika dinamakan ilmu arabiyah, maka di dalamnya mencakup ruang lingkup pembahasan ilmu sharaf. 

08.Istimdad Ilmu Nahwu

Menurut Syaikh Ahmad Zaini Dahlan :
واستمداده من كلام العرب 
Istimdadnya adalah dari kalam arab 
(Lihat : Syarah Mukhtashar Jiddan alā Matn al-Ajurumiyah) 

09.Hukum Ilmu Nahwu

Menurut Syaikh Ahmad Zaini Dahlan :
وحكم الشارع فيه وجوبه الكفائي على أهل كل ناحية والعيني على قارئ التفسير والحديث 
Hukum Syara dalam mempelajarinya adalah wajib kifayah kepada ahli setiap bagian wilayah dan wajib ain kepada pembaca tafsir dan hadits 
(Lihat : Syarah Mukhtashar Jiddan alā Matn al-Ajurumiyah) 

Menurut Syaikh Ibrohim al-Bajuri :
وحكمه الوجوب الكفائي كما قاله النواوي وغيره 
فإن قيل كيف يكون فرض كفاية مع أن الصحابة رضي الله عنهم ما قالوه اذ لو كان فرض كفاية لما تركوه 
أجيب بمنع أنهم ما قالوه وعلى تسليم أنهم ما قالوه نقول كان مركوزا في طبائعهم فما فاتهم الا مجرد الإصطلاحات 
Dan Hukumnya adalah wajib kifayah sebagaimana Imam Nawawi dan yang lainnya telah berpendapat demikian. Apabila dipertanyakan : bagaimana bisa hukumnya fardhu kifayah serta bahwasanya Sahabat Nabi Radiyallahu Anhum tidak pernah mengatakannya, karena seandainya terbukti fardhu kifayah maka sahabat tidak akan meninggalkannya? Maka dijawab : tertolak anggapan bahwasanya mereka tidak pernah mengatakannya. Dan atas taslimnya permasalahan bahwasanya mereka tidak pernah mengatakannya, maka kami berkata : kewajiban kifayah tentang mempelajari ilmu nahwu telah tertanam di dalam tabiat mereka. maka adapun perkara yang luput pada mereka hanyalah sebatas istilah-istilahnya saja 
(Lihat : Fath Robb al-Bariyyah alā al-Durrah al-Bahiyyah Nadzm al-Ajurumiyyah)

10.Masalah Ilmu Nahwu
Menurut Syaikh Ahmad Zaini Dahlan :
ومسائله قواعده كقولك الفاعل مرفوع 
Masalah-masalahnya adalah kaidah-kaidahnya seperti perkataan anda الفاعل مرفوع. 
(Lihat : Syarah Mukhtashar Jiddan alā Matn al-Ajurumiyah)

Itulah 10 Pengantar (Mabadi) Ilmu Nahwu. Jika ada kesalahan atau kekeliruan, mohon diluruskan. Penulis sangat berterima kasih jika ada pembaca yang berkenan memberikan saran atau masukan. 

Daftar Pustaka 
Syaikh Sayid Ahmad Zaini Dahlan. Syarh Mukhtashar Jiddan alā Matn al-Ajurumiyyah. 
Syaikh Ibrahim al-Bajuri. Fathu Robbi al-Bariyyah alā al-Durrah al-Bahiyyah Nadzm al-Ajurumiyyah. 
Syaikh Muhammad al-Khudhari. Hasyiyah al-Khudhari alā Syarh al-Muhaqqiq al-Alamah Ibn ‘Aqil alā Alfiyah al-Imam Ibn Malik. 
Syaikh Alawi Bin Ahmad al-Saqafi. Majmu’ah Sab’ah Kutubin Mufidah.